Jumat, 10 Januari 2014

Fungsi Uang Sebagai Salah Satu Indikator Penting Dalam Memasuki Pasar Bebas


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
1.2 RUMUSAN MASALAH
BAB II : PEMBAHASAN

2.1 UANG ………………………………………………………………………………………....

2.2 PASAR BEBAS ………………………………………………………………………………

2.3 DEPRESIASI RUPIAH ……………………………………………………………………….

2.4 PENGARUH FLUKTUASI MATA UANG TERHADAP PEREKONOMIAN ……………..

BAB III : PENUTUP ………………………………………………………………………………………

3.1 KESIMPULAN ………………………………………………………………………………

3.2 SARAN ………………………………………………………………………………………

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………………………………….









BAB I
PENDAHULUAN
1.1  LATAR BELAKANG
Perekonomian Indonesia pada saat ini dihadapkan dengan sistem perdagangan bebas. Padahal Indonesia belum siap menghadapi perdagangan bebas, sebab nilai-nilai dasar seperti kejujuran, disiplin, visioner, kerjasama, tanggung jawab, peduli dan adil, belum menjadi landasan para pelaku industri atau ekonomi. Jadi rakyat, para pelaku industri dan ekonomi di Indonesia tidak siap untuk menerima perdagangan bebas.
Berdasarkan data menurut Periode 2009 bahwa di Indonesia hanya terdapat 7% generasi muda yang memiliki mental menjadi pengusaha. Selebihnya lebih suka menjadi budak, hal ini disebabkan kurikulum pendidikan yang telah menjiwai masyarakat sejak duduk di bangku sekolah sampai kuliah. Pada akhirnya pengenalan dunia usaha dan kebijakan dari iklim usaha tidak tertanam sejak dini.
Pemerintah hanya mampu menggerakkan roda ekonomi sekitar 15% saja, selebihnya para pengusaha hitam pelaku economic animal yang menguasai perindustrian dan ekonomi negeri ini. Estafet kewirausahaan tidak ada, maka perdagangan bebas akan dengan cepat menaklukan Indonesia di bawah penjajahan Cina nantinya, sebagaimana VOC pada dahulu kala mengembara ke negeri untuk berdagang berubah menjadi penjajah.
Perdagangan bebas berpengaruh pada produk lokal yang harus menghadapi serbuan produk negara lain yang mungkin lebih berkualitas dan murah. Ketika produk lokal suatu negara tidak bernilai tambah, konsekuensinya akan tergilas oleh produk asing. Kondisi semacam inilah yang dicemaskan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia. Oleh sebab itu, pada pertengahan September 2009 dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Kadin Indonesia Bidang Perdagangan dan Distribusi 2008. Lembaga ini mencoba mengusung kembali isu nasionalisme yang dikaitkan dalam era perdagangan bebas. Bagi Kadin, hal itu sangat penting agar Indonesia bisa menghadapi tantangan aktual pada saat ini dan di masa depan. Sejatinya, slogan "cinta produk dalam negeri" sudah sejak lama dikampanyekan. Namun, slogan itu hingga kini masih sebatas "kata manis di bibir" saja. Isu ini pun dianggap penting karena untuk wilayah ASEAN saja, produk Indonesia dianggap belum mampu bersaing. Sebab, bagi negara yang sudah siap pun, kebijakan tersebut merupakan prasyarat utama keberhasilan mereka dalam perdagangan bebas. Mereka terlebih dahulu memproteksi produk dalam negeri, baru kemudian bermain di pasar dunia. Akhirnya banyaknya hambatan dan beban dalam aliran barang dan jasa dalam negeri, hal ini menuntut dilakukannya reformasi birokrasi dan penyediaan infrastruktur pelabuhan, jalan tol, guna memperlancar arus barang.
Di samping itu, masih sulitnya pemerintah Indonesia untuk mempercayai pribumi dalam hal memberikan kemudahan pinjaman modal usaha walau hanya setingkat UKM saja, padahal terhadap pengusaha cina, segenap kemudahan diberikan kepada mereka, walau telah berulang kali tertipu, sebagaimana kasus Bank Century belakangan ini, terjadi karena begitu percaya dan cintanya pemerintah negeri ini kepada pengusaha yang berdarah cina. Secara gambaran besarnya perdagangan bebas dengan China adalah pengulangan kembali sejarah penjajahan VOC terhadap negeri ini. Maka tunggu akibat dari semua ini, kematian yang semakin cepat, rakyat akan semakin melarat.
Para pelaku perdagangan bebas tidak akan dapat mengerti atau bahkan tidak mengerti bahwasanya satu negeri atau kelompok masyarakat dapat seketika bertumbuh menjadi kaya dengan merugikan negeri atau kelompok lain, satu kelas dapat merugikan kelas yang lainnya. Karena dalam perdagangan bebas tidak berlaku lagi kebijakan proteksionis yang bersifat konservatif, sedangkan sistem perdagangan bebas adalah destruktif. Sehingga akan mampu membongkar bangunan kebijakan pro rakyat dan negara, pro buruh, sehingga dengan keadaan itu tergiringlah antagonisme kaum miskin.

1.2 RUMUSAN MASALAH
            Melihat permasalah pada latar belakang maka kami dapat mengambil beberapa rumusan masalah, yaitu :
1.      Bagaimana analisa tentang uang dan fungsinya dalam perekonomian
2.      Bagaimana analisa pasar bebas mengenai cirri-ciri, dan dampaknya dalam perekonomian
3.      Depresiasi rupiah terhadap perekonomian
4.      Pengaruh fluktuasi mata uang terhadap perekonomian

BAB II
PEMBAHASAN
2.1  UANG
Uang dalam ilmu ekonomi tradisional didefinisikan sebagai setiap alat tukar yang dapat diterima secara umum. Alat tukar itu dapat berupa benda apapun yang dapat diterima oleh setiap orang di masyarakat dalam proses pertukaran barang dan jasa. Dalam ilmu ekonomi modern, uang didefinisikan sebagai sesuatu yang tersedia dan secara umum diterima sebagai alat pembayaran bagi pembelian barang-barang dan jasa-jasa serta kekayaan berharga lainnya serta untuk pembayaran utang.Beberapa ahli juga menyebutkan fungsi uang sebagai alat penunda pembayaran.
Sedangkan Uang dalam ekonomi modern didepenisikan oleh beberapa ahli sebagai berikut:
a.       A.C Piguo dalam bukunya The Veil Of Money yang dimaksud uanga adalah alat tukar.
b.      \D.H Robertson dalam bukunya Money yang dimaksud dengan uang adalah sesuatu yang bisa diterima dalam pembayaran untuk mendapatkan barang.
c.       R.G Thomas dalam bukunya Our Modern Banking menjelaskan bahwa uang   adalah seseuatu yang tersedia dan diterima umum sebagai alat pembayaran bagi pembelian barang-barabg dan jasa-jasa serta kekayaan berharga lainnya.
Keberadaan uang menyediakan alternatif transaksi yang lebih mudah daripada barter yang lebih kompleks, tidak efesien, dan kurang cocok digunakan dalam sistem ekonomi modern karena membutuhkan orang yang memiliki keinginan yang sama untuk melakukan pertukaran dan juga kesulitan dalam penentuan nilai. Efesiensi yang didapatkan dengan menggunakan uang pada akhirnya akan mendorong perdagangan dan pembagian tenaga kerja yang kemudian akan meningkatkan produktifitas dan kemakmuran.
Pada awalnya di Indonesia, uang —dalam hal ini uang kartal— diterbitkan oleh pemerintah Republik Indonesia. Namun sejak dikeluarkannya UU No. 13 tahun 1968 pasal 26 ayat 1, hak pemerintah untuk mencetak uang dicabut. Pemerintah kemudian menetapkan Bank Sentral, Bank Indonesia, sebagai satu-satunya lembaga yang berhak menciptakan uang kartal. Hak untuk menciptakan uang itu disebut dengan hak oktroi.
Fungsi asli uang ada tiga, yaitu sebagai alat tukar, sebagai satuan hitung, dan sebagai penyimpan nilai. Fungsi turunan uang yaitu, uang sebagai alat pembayaran yang sah, alat pembayaran utang, alat penimbun kekayaan, alat pemindah kekayaan, alat pendorong kegiatan ekonomi.
Uang adalah salah satu topik utama dalam pembelajaran ekonomi dan finansial. Monetarisme adalah sebuah teori ekonomi yang kebanyakan membahas tentang permintaan dan penawaran uang. Sebelum tahun 80-an, masalah stabilitas permintaan uang menjadi bahasan utama karya-karya Milton Friedman, Anna Schwartz, David Laidler, dan lainnya.
Semua aspek kehidupan manusia dalam peradaban modern saat ini tidak terlepas dan ditopang sepenuhya oleh uang.tidak ada satu peradaban pun di dunia ini yang tidak mengenal dan menggunakan uang.Kalaupun ada maka perekonomian dalam peradaban tersebut pasti stagnan dan tidak berkembang.
Peran uang dalam perekonomian bias diibaratkan seperti darah dalam tubuh manusia.Tanpa darah ,manusia seakan-akan hendak mati.Kekurangan uang diibaratkan kekurangan darah yang mengakibatkan gairah hidup yang turun dan melemah , yang pada akhirnya manusia menjadi sakit-sakitan.Abraham H.Maslow dalam teori motivasainya menyatakan  bahwa kebutuhan manusia yang paling penting adalah kebutuhan fisik.Kebutuhan fisik manusia antara lain barang dan jasa.Untuk memenuhi kebutuhan akan barang dan jasa tersebut,cara yang paling mudah adalanh dengan memiliki sesuatu yang disebut uang. Karena uanga adala seseuatu benda yang diterima dan digunakan secara umum sebagai alat yang memudahkan proses transaksi dalam memenuhi kebutuhan manusia berupa barang dan jasa.Sehingga secara tidak langsung  juga dapat dikatakan bahwa kebutuhan yang paling mendasar dalam perekonomian dan kehidupan sosialnya adalah uang
Uang yang semula dimaksudkan berfungsi sebagai alat tukar dan standar satuan nilai ternyata juga berdampak terhadap fokusbudaya manusia ketika uang diaplikasikan sebagaiproperti yang menentukan martabat seseorang di tengah masyarakat.Dalam sejarahnya peranan dan fungsi uang telah berkembang secara pesat tanpa mengenal batas ras,bangsa, da Negara sehigga uang telah memberikan andil yang sangat penting dalam proses perkembangan peradaban manusia secara global.Aphra Behn seorang dramawan abad ke-17 menulis dalam bukunya The Rovers”Uang berbicara dalam bahasa yang bias dimengerti oleh semua bangsa”.
Uang memang benda mati,namun ternyata ia bias mengembalikan hidup manusia.Ini bisa terjadi jika manusia lupa akan fungsi dan peran uang yang sesungguhnya.Dengan uang napas hidup perekonomian suatu Negara dapat terlihat. Dengan uang manusia bias membeli rasa aman,bersosislisasi,dihargai dan dihormati.Dengan uang manusia bias mengaktualisasikan dirinya.
Peranan uang dalam perekonomian yaitu :
a)   Memudahkan pertukaran barang dan jasa.
b)   Mempersingkat waktu dan usaha yang di perlukan untuk melakukan perdagangan
2.2  PASAR BEBAS
2.2.1 PENGERTIAN PASAR BEBAS
Perdagangan bebas adalah sebuah konsep ekonomi yang mengacu penjualan produk antar negara tanpa pajak ekspor-impor atau hambatan perdagangan lainnya. Perdagangan bebas dapat juga didefinisikan sebagai tidak adanya hambatan buatan (hambatan yang diterapkan pemerintah) dalam perdagangan antar individual-individual dan perusahaan-perusahaan yang berada di negara yang berbeda.
Dalam pasar bebas yang ada hanyalah persaingan, pasar bebas merupakan pasar dimana harga barang dan jasa disusun secara lengkap oleh ketidak saling memaksa yang disetujui para penjual dan pembeli, ditetapkan umumnya oleh hukum penawaran dan permintaan dengan tanpa campur tangan pemerintah dalam regulasi harga, penawaran dan permintaan. Dalam etika pasar islami, ekuiblirium sebagai titik pertemuan persamaan hak antara pembeli dan penjual. Hak pembeli untuk mendapatkan barang dan hak penjual untuk mendapatkan uang yang sepantasnya dari barang yang dijualnya. Dalam konteks hak ini, kewajiban-kewajiban masing-masing pihak harus terpenuhi terlebih dahulu, kewajiban penjual untuk membuat produk berkualitas dan bermanfaat dan bagi pembeli untuk membayar uang tang sepantasnya sebagai pangganti harga barang yang diperoleh.


2.2.2 SISTEM PEREKONOMIAN PASAR BEBAS
Dalam teori ekonoi dan dalam keadaan yang sebenarnya sistem pasar bebas atau laissez-faire merupaka sistem ekonomi yang paling ideal. Oleh sebab itu pada masa ini semaki banyak negara yang melaksanakan sistem ini dengan sebaik-baiknya. Uraian berikut menerangkan ciri asa sistem itu, dan bagaimana sistem ini mengatasi masalah-masalah pokok dalam masalah perekonomian.
Kata laissez faire sendiri berasal dari bahasa perancis yang artinya “biarkan mereka melakukan pekerjaan yang sesuai dengan keinginan mereka”.maka pada hakekatnya dalam sistem laissez-faire anggota masyarakat diberikan kebebasan yang sepenuh-penuhnya untuk menentukan kegiatan ekonomi yang ingin mereka lakukan. Filsafat atau ideologi yang menjadi landasan kepada sistem ekonomi seperti itu adalah keyakinan bahwa apabila setiap unit pelaku kegiatan ekonomi diberi kebebasan untuk melakuan kegiatan-kegiatanyang akan memberikan keuntungan kepada dirinya,maka pada waktu yang sama masyarakat akan memperoleh keuntungan juga.

2.2.3 CIRI-CIRI DAN DAMPAK PASAR BEBAS
Ciri-ciri sistem ekonomi pasar bebas adalah sebagai berikut:
a.      Alat dan sumber produksi dapat dimiliki dan diatur oleh perseorangan, masyarakat, atau perusahaan.
b.      Terdapat pembagian kelas dalam masyarakat, yaitu kelas pekerja atau buruh dan kelas pemilik modal.
c.       Terjadi persaingan diantara para pengusaha untuk memperoleh laba atau keuntungan sebesar-besarnya (profit motive).
d.      Pemerintah tidak melakukan campur tangan dalam pasar. Campur tangan negara dibatasi hanya pada hal-hal yang tidak dapat diusahakan oleh swasta tetapi menjadi syarat terselenggaranya pasar bebas, misalnya keamanan negara.

   Kelebihan sistem ekonomi pasar bebas adalah sebagai berikut:
a. Setiap individu bebas memiliki kekayaan dan sumber daya produksi.
b. Inisiatif dan kreatifitas masyarakat dapat dikembangkan.
c. Terjadi persaingan antar produsen untuk menghasilkan barang yang bermutu.
d. Efisiensi dan efektifitas tinggi karena tindakannya selalu didasarkan pada prinsip ekonomi.


   Kelemahan sistem ekonomi pasar bebas adalah sebagai berikut:
a. Adanya eksploitasi terhadap masyarakat ekonomi lemah oleh pihak yang kuat ekonominya.
b. Menimbulkan terjadinya monopoli sehingga merugikan masyarakat.
c. Munculnya kesenjangan ekonomi antara golongan ekonomi kuat dengan golongan ekonomi lemah.
d. Perekonomian dapat dengan mudah menjadi tidak stabil.

2.3  Depresiasi Rupiah
Melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, menjadi momok bagi perekonomian nasional. Masa depan ekonomi seolah suram manakala dolar AS menjadi semakin mahal. Padahal, sejatinya tidak demikian. Depresiasi atau melemahnya mata uang terhadap mata uang jangkar, bisa berbuah berkah, sejauh negara itu mampu memanfaatkannya untuk mendorong ekspor.
Itulah yang dialami Tiongkok. Di saat negara lain, termasuk Indonesia, mati-matian mempertahankan level nilai tukar mata uangnya agar tidak terpuruk terhadap dolar AS, sebaliknya Tiongkok justru mendapat tekanan agar mengapresiasi nilai tukar yuan. Sebab, kebijakan Beijing sejak 1994 yang nilai tukar mematok yuan terhadap dolar AS, bahkan di bawah nilai riilnya, membuat produk ekspornya merajai pasar dunia, karena harganya lebih murah ketimbang produk dalam negeri sebuah negara.  
Lain halnya dengan Indonesia. Pekan lalu, nilai tukar rupiah dilanda turbulensi hingga mengalami depresiasi hebat, hingga menembus level Rp 11.000 per dolar AS. Kurs rupiah semakin menjauh dari asumsi yang dipatok pada APBN Perubahan 2013, yakni Rp 9.600 per dolar AS. Senasib dengan rupiah, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) juga terjerembab hingga ke level 4.100, dari awal pekan lalu di level 4.500.
Faktor utama buruknya dua indikator kunci di pasar tersebut adalah akibat defisit neraca perdagangan yang besar. Nilai ekspor nasional menurun, di sisi lain impor melonjak. Sektor manufaktur yang rapuh, yang didominasi ekspor bahan mentah, dan impor yang didominasi bahan modal dan konsumsi, membuat neraca perdagangan nasional mencatat defisit yang sangat besar. Selama semester pertama tahun ini, defisit neraca perdagangan mencapai US$ 3,3 miliar.  
Dari fakta ini menunjukkan bahwa sektor industri sangat menentukan daya tahan perekonomian. Industri yang kuat, membuat ekonomi akan mampu bertahan dari turbulensi. Nilai tukar mata uang dan indeks harga saham, dua elemen dalam perekonomian yang sangat dipengaruhi persepsi pasar, menjadi tidak signifikan menghadapi sektor industri yang solid.  
Dari berbagai pengalaman selama ini, reaksi pasar yang negatif, yang terkonfirmasi dari pergerakan rupiah terhadap dolar AS dan IHSG, membuat perekonomian Indonesia sangat rentan. Tak jarang, persepsi negatif yang berlebihan, mengabaikan fundamental ekonomi yang sesungguhnya, dan sangat berpotensi membuat perekonomian masuk ke lembah krisis.  
Berbagai paket kebijakan penangkal krisis, sebagaimana yang diluncurkan pemerintah dan otoritas terkait lainnya, akhir pekan lalu, hanya obat sesaat untuk mencegah perekonomian jauh lebih dalam. Paket kebijakan yang berisi stimulus baik di sektor riil maupun sektor keuangan, belum menyentuh akar perekonomian yang sesungguhnya. Dengan pengalaman tersebut, sudah saatnya pemerintah serius memperkuat sektor industri dalam negeri. Dalam hal ini, Tiongkok bisa menjadi rujukan. Negara itu terbukti mampu bertahan dari krisis, bahkan kini mencatat pertumbuhan paling pesat, dan menjadi macan ekonomi dunia. Kunci sukses Tiongkok yakni memiliki sektor industri yang sangat kuat.  
Tiongkok seolah tak pernah risau dengan persepsi pasar. Sebab, pasar sesungguhnya telah mengidentifikasi bahwa struktur industri telah membentuk fundamental yang kokoh. Tiongkok justru menikmati berkah tatkala nilai tukar mata uangnya melemah, bahkan dengan sengaja menempuh kebijakan itu sehingga kini menjadi kekuatan baru di perekonomian global. Dengan jumlah penduduk terbesar, yakni 1,3 miliar jiwa, Tiongkok sadar bahwa dirinya menjadi pasar yang empuk bagi serbuan produk impor, jika tidak memiliki industri dalam negeri yang kokoh. Pilihan kebijakannya pun jitu, yakni membangun industri dalam negeri.  
Indonesia harus belajar dari pengalaman Tiongkok. Pemulihan dan penguatan ekonomi harus memanfaatkan peluang depresiasi mata uang. Depresiasi rupiah saat ini, seharusnya bisa memberi dampak positif bagi perekonomian. Sebab, produk dalam negeri berkesempatan memperbesar volume dan nilai ekspor, serta berkesempatan melakukan penetrasi ke pasar dalam negeri secara lebih luas.  
Namun, harus diakui, peluang untuk memetik manfaat dari depresiasi tersebut belum optimal. Penyebabnya, pertama, jerat kebergantungan pada produk impor telanjur mendalam, sehingga sekian lama mematikan produksi dalam negeri. Contohnya, produk bahan pangan dan barang konsumsi. Kedua, kebergantungan yang sangat besar pada bahan baku impor. Ketiga, ekonomi biaya tinggi membuat sektor industri tidak efisien. Hal itu membuat produk dalam negeri kehilangan daya saing. Menyikapi kenyataan tersebut, pemerintah harus konsisten membangun industri dalam negeri. Hal itu agar fundamental perekonomian tak rentan oleh reaksi pasar yang dikendalikan oleh persepsi.

Fluktuasi mata uang adalah hasil alami dari sistem nilai tukar yang berubah-ubah yang merupakan norma dari sebagian besar perekonomian utama. Nilai tukar satu mata uang terhadap yang lain dipengaruhi oleh berbagai faktor fundamental dan teknis. Termasuk diantaranya jumlah pasokan dan permintaan dari dua mata uang tersebut, kinerja ekonomi, prospek inflasi, perbedaan suku bunga, arus modal, dukungan teknis dan tingkat resistensi, dan sebagainya. Karena faktor-faktor ini umumnya dalam keadaan fluks terus-menerus maka nilai mata uang berfluktuasi dari waktu ke waktu. Namun, walaupun tingkat mata uang sebagian besar seharusnya ditentukan oleh ekonomi yang mendasarinya, hal ini sering berubah-ubah, karena gerakan besar dalam mata uang juga bisa mendikte nasib perekonomian suatu negara.

Jangkauan dari Efek Mata Uang  
Sedangkan dampak perputaran mata uang terhadap perekonomian jauh jangkauannya, kebanyakan orang justru tidak terlalu memperhatikan nilai tukar mata uang karena sebagian besar bisnis dan transaksi mereka dilakukan dengan mata uang domestik . Untuk sebagian konsumen, nilai tukar hanya diperlukan untuk kegiatan atau transaksi tertentu seperti misalnya bepergian ke luar negeri, pembayaran barang  impor atau pengiriman uang luar negeri sesekali waktu.
Kesalahan umum yang biasanya terjadi adalah dengan menganggap bahwa mata uang domestik yang kuat merupakan hal yang baik bagi perekonomian suatu negara, karena dengan begitu orang memerlukan biaya yang lebih murah untuk melakukan perjalanan ke Eropa, misalnya, atau untuk membayar sebuah produk impor. Pada kenyataannya, mata uang yang terlalu kuat dapat memberikan hambatan yang signifikan terhadap perekonomian dasar dalam waktu jangka panjang, karena seluruh industri yang ada justru tidak kompetitif dan ribuan pekerjaan hilang. Sementara konsumen meremehkan melemahnya mata uang domestik karena akan membuat biaya perjalanan ke luar negeri dan belanja impor lebih mahal, malahan mata uang yang lemah justru dapat menghasilkan manfaat ekonomi yang lebih.
Nilai mata uang domestik di pasar valuta asing merupakan instrumen penting dalam sistem bank sentral, serta merupakan pertimbangan utama ketika bank sentral hendak menetapkan kebijakan moneter. Langsung atau tidak langsung, oleh karena itu, tingkat mata uang mempengaruhi sejumlah variabel ekonomi utama. Mereka mungkin memainkan peran dalam tingkat bunga yang Anda bayar untuk kepemilikan hipotek Anda, hasil portofolio investasi Anda, harga bahan makanan di supermarket lokal, dan bahkan prospek pekerjaan Anda.

Dampak Mata Uang terhadap Perekonomian
Tingkat sebuah mata uang memiliki dampak langsung pada aspek-aspek ekonomi berikut ini:
Perdagangan barang: Perdagangan barang disini mengacu pada perdagangan internasional suatu negara, atau ekspor dan impor. Secara umum, mata uang yang lemah akan merangsang ekspor dan membuat impor lebih mahal, sehingga mengurangi defisit perdagangan suatu negara (atau meningkatkan surplus) dari waktu ke waktu.
Contoh sederhana untuk menggambarkan konsep ini adalah sebagai berikut:
Asumsikan Anda adalah seorang eksportir AS yang menjual satu juta widget dengan harga masing-masing $ 10 untuk pembeli yang ada di Eropa dua tahun lalu, nilai tukar pada saat itu adalah EUR 1 = 1,25 USD. Biaya untuk pembeli Eropa Anda adalah sebesar EUR 8 per widget. Pembeli Anda sedang melakukan negosiasi harga yang lebih baik untuk pesanan besar, dan karena dolar telah menurun menjadi 1,35 per euro, Anda mampu untuk memberikan potongan harga $ 10 per widget. Bahkan jika harga baru yang Anda berikan adalah EUR 7,50, yang bearti diskon 6,25% dari harga sebelumnya, harga dalam USD akan masih sebesar $ 10,13 dengan kurs saat ini. Depresiasi mata uang lokal Anda adalah alasan utama mengapa bisnis ekspor Anda tetap kompetitif di pasar internasional.
Sebaliknya, mata uang yang menguat secara signifikan dapat mengurangi daya saing ekspor dan membuat impor lebih murah, yang dapat menyebabkan defisit perdagangan akan terus berlanjut, dan kemudian nantinya melemahnya mata uang bisa saja terjadi untuk penyesuaian keadaan. Tapi sebelum penyesuaian ini  terjadi, sektor industri yang sangat berorientasi pada ekspor dapat hancur terlebih dahulu karena mata uang yang  terlalu kuat.
Pertumbuhan ekonomi: Rumus dasar untuk PDB adalah C + I + G + (X – M) dimana:
C = Konsumsi atau belanja konsumen, komponen terbesar dari ekonomi
I = Modal investasi oleh perusahaan dan rumah tangga
G = Belanja Pemerintah
(X – M) = Ekspor dikurangi impor, atau ekspor neto.
persamaan ini, jelaslah bahwa semakin tinggi nilai ekspor neto, semakin tinggi PDB suatu negara. Seperti dibahas sebelumnya, ekspor bersih memiliki korelasi terbalik dengan kekuatan mata uang domestik.
Arus modal: Modal asing akan cenderung mengalir ke negara-negara yang memiliki pemerintahan yang kuat, ekonomi dinamis dan mata uang yang stabil. Sebuah negara perlu memiliki mata uang yang relatif stabil untuk menarik modal investasi dari investor asing. Jika tidak, prospek pertukaran kerugian yang diakibatkan oleh depresiasi mata uang dapat menghalangi investor luar negeri. Arus modal dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis yang utama – Investasi asing langsung (FDI), di mana investor asing mengambil saham di perusahaan yang ada atau membangun fasilitas baru di luar negeri, dan investasi portofolio asing, di mana investor asing berinvestasi di sekuritas luar negeri. FDI adalah sumber dana penting  untuk ekonomi negara berkembang seperti China dan India, yang pertumbuhannya akan terganggu jika modal tidak tersedia.
Pemerintah lebih menyukai FDI daripada investasi portofolio asing, karena investasi portofolio asing lebih seperti “uang panas” yang dapat meninggalkan negara ketika keadaan menjadi sulit. Fenomena ini, disebut sebagai “pelarian modal”, yang dapat dipicu oleh peristiwa negatif, termasuk devaluasi yang diharapkan atau diantisipasi dari mata uang.
Inflasi: Sebuah mata uang yang terdevaluasi dapat mengakibatkan “impor” inflasi bagi negara-negara importir besar. Penurunan mendadak sebesar 20% dari mata uang domestik dapat menyebabkan produk impor naik hingga 25% atau lebih yang artinya bahwa penurunan 20% mengharuskan peningkatan sebesar 25% untuk kembali ke modal awal.
Suku bunga: Seperti disebutkan sebelumnya, tingkat nilai tukar adalah pertimbangan utama bagi sebagian besar bank sentral saat mengatur kebijakan moneter. Misalnya, mantan Gubernur Bank of Canada , Mark Carney, mengatakan dalam sebuah pidatonya pada September 2012 bahwa bank memperhatikan nilai tukar dolar Kanada dalam mengatur kebijakan moneter. Carney mengatakan bahwa kekuatan terus-menerus dari dolar Kanada adalah salah satu alasan mengapa kebijakan moneter Kanada telah “sangat akomodatif” untuk waktu yang begitu lama.
Sebuah mata uang domestik yang kuat memberikan suatu hambatan pada ekonomi, ia akan memberikan hasil akhir yang sama seperti kebijakan moneter yang lebih ketat (yaitu suku bunga yang lebih tinggi). Selain itu, pengetatan kebijakan moneter lebih lanjut pada saat mata uang domestik sudah terlalu kuat dapat memperburuk masalah dengan menarik “uang panas” lebih dari investor asing, yang sedang mencari investasi untuk penghasilan lebih tinggi (yang selanjutnya akan mendongkrak mata uang domestik).

Pengaruh Global dari Mata Uang – Contoh
Pasar forex global sejauh ini merupakan pasar keuangan terbesar dengan volume perdagangan harian lebih dari $ 5 triliun – jauh melebihi pasar lain termasuk saham, obligasi dan komoditas. Meskipun demikian, volume perdagangan yang sangat besar, mata uang tetap menjadi yang utama sepanjang waktu. Namun, ada kalanya mata uang bergerak dengan cara dramatis, pada saat seperti itu, gaung dari gerakan ini dapat benar-benar dirasakan di seluruh dunia. Berikut beberapa daftar dari  peristiwa tersebut:
Krisis Asia 1997-98 – Krisis Asia dimulai dari devaluasi baht Thailand pada bulan Juli 1997. Devaluasi terjadi setelah baht diserang spekulatif intens, memaksa bank sentral Thailand untuk bergantung terhadap dolar AS dan membiarkan mata uangnya tidak stabil. Hal ini memicu keruntuhan finansial yang menyebar ke ekonomi tetangga seperti Indonesia, Malaysia, Korea Selatan dan Hong Kong. Hal ini menyebabkan kebangkrutan di negara-negara tersebut dan pasar saham jatuh.
Runtuhnya Yuan China : Nilai Yuan China stabil selama satu dekade yaitu 1994-2004, yang memungkinkan ekspornya meningkat . Hal ini menimbukan banyak keluhan dari AS dan negara-negara lain bahwa China secara sengaja menekan nilai mata uangnya untuk meningkatkan ekspor. Yuan Cina dihargai pada kecepatan yang moderat, mulai lebih dari 8 terhadap dolar pada tahun 2005 menjadi lebih dari 6 tahun 2013.
Perputaran yen Jepang dari tahun 2008 hingga pertengahan 2013: Yen Jepang telah menjadi salah satu mata uang yang paling stabil dalam lima tahun terakhir sampai pertengahan 2013. Sejak Agustus 2008 , yen – yang telah menjadi mata uang favorit untuk carry trades karena kebijakan suku bunga Jepang mendekati nol – mulai sangat disukai karena investor yang panik berbondong-bondong membeli mata uang tersebut untuk melunasi pinjaman mereka dalam mata uang yen. Akibatnya, yen dihargai lebih dari 25% terhadap dolar AS dalam lima bulan sampai Januari 2009. Pada 2013, stimulus moneter Perdana Menteri Abe dan rencana stimulus fiskanyal – yang dijuluki “Abenomics” – menyebabkan penurunan sebesar 16% dalam yen dalam lima bulan pertama tahun ini.
Kekhawatiran  Euro (2010-12): Kekhawatiran bahwa negara-negara berhutang seperti Yunani, Portugal, Spanyol dan Italia pada akhirnya dipaksa keluar dari Uni Eropa, menyebabkan Euro  hancur, euro turun sebesar 20% dalam tujuh bulan terakhir, dari tingkat 1,51 pada bulan Desember 2009 menjadi sekitar 1,19 pada bulan Juni 2010. Jeda yang menyebabkan mata uang tersebut menapak kembali semua kerugiannya selama tahun depan terbukti hanya bersifat sementara, karena kebangkitan Uni Eropa menghentikan kekhawatirannya lagi sehingga menyebabkan penurunan 19% dalam euro dari Mei 2011 hingga Juli 2012.




Bagaimana investor mendapatkan keuntungan?
Berikut adalah beberapa saran untuk mendapatkan keuntungan dari pergerakan mata uang:
Berinvestasi di luar negeri: Jika Anda adalah seorang investor yang berbasis di AS dan percaya USD berada dalam penurunan sekuler, maka berinvestasilah di pasar luar negeri yang kuat, karena keuntungan Anda akan didorong oleh apresiasi mata uang asing . Perhatikan contoh indeks patokan Kanada – TSX Composite – dalam dekade pertama milenium ini. Sementara S & P 500 hampir datar selama periode ini, TSX menghasilkan keuntungan total sekitar 72% (dalam $ Kanada ) selama dekade ini. Tapi apresiasi curam dolar Kanada versus dolar AS selama 10 tahun ini akan hampir senilai dua kali lipat untuk investor AS atau total sekitar 137% atau 9% per tahun.
Investasi di perusahaan multinasional AS: AS memiliki jumlah terbesar dari perusahaan multinasional, banyak sebagian besar diantaranya menghasilkan pendapatan dari dalam negeri dan pendapatan dari luar negeri mereka. Laba perusahaan multinasional AS didorong oleh dolar yang lebih lemah, yang harus diterjemahkan ke dalam harga saham lebih tinggi ketika greenback lemah.
Menahan diri dari pinjaman mata uang asing dengan bunga rendah: Hal ini memang bukan masalah yang mendesak sejak 2008 dan seterusnya, karena suku bunga AS telah berada di rekor terendah selama bertahun-tahun. Namun di beberapa titik, suku bunga AS akan kembali ke tingkat tinggi lagi. Pada saat seperti itu, investor yang tergoda untuk meminjam dalam mata uang asing dengan suku bunga yang lebih rendah akan dilayani dengan baik untuk mengingat penderitaan mereka yang harus membayar dengan yen pinjaman pada tahun 2008. Nilai moral dari cerita tersebut – jangan pernah meminjam dalam mata uang asing jika Anda tidak mengerti atau tidak dapat melindungi nilai risiko dari nilai tukar.
Membatasi Resiko mata uang: Pergerakan mata uang yang merugikan secara signifikan dapat berdampak pada keuangan Anda, terutama jika Anda memiliki eksposur forex substansial. Tapi banyak pilihan yang tersedia untuk membatasi  nilai risiko mata uang, dari mata uang berjangka dan selanjutnya options mata uang dan dana yang diperdagangkan di bursa seperti Euro Currency Trust (FXE) dan CurrencyShares Japanese Yen Trust (FXY). Jika risiko mata uang Anda ternyata cukup besar untuk membuat Anda terjaga di malam hari, pertimbangkan untuk membatasi resiko ini.
Pergerakan mata uang bisa memiliki dampak yang  luas tidak hanya pada ekonomi domestik, tetapi juga pada ekonomi global. Investor dapat menggunakan beberapa langkah tersebut diatas untuk mendapatkan keuntungan dengan berinvestasi di luar negeri atau di perusahaan multinasional AS ketika dollar lemah. Karena pergerakan mata uang bisa menjadi resiko potensial ketika seseorang memiliki eksposur forex yang subtansial, mungkin lebih baik untuk membatasi nilai risiko ini melalui instrumen nilai lindung  yang tersedia.















BAB III
PENUTUP
3.1  KESIMPULAN
Uang sebagai sesuatu yang tersedia dan secara umum diterima sebagai alat pembayaran bagi pembelian barang dan jasa serta kekayaan berharga lainnya serta untuk pembayaran utang.
Perdagangan bebas adalah sebuah konsep ekonomi yang mengacu penjualan produk antar negara tanpa pajak ekspor-impor atau hambatan perdagangan lainnya. Dalam sistem perekonomian pasar bebas anggota masyarakat diberikan kebebasan yang sepenuh-penuhnya untuk menentukan kegiatan ekonomi yang ingin mereka lakukan.
Depresiasi membuat produk dalam negeri kehilangan daya saing. Menyikapi kenyataan tersebut, pemerintah harus konsisten membangun industri dalam negeri. Hal itu agar fundamental perekonomian tak rentan oleh reaksi pasar yang dikendalikan oleh persepsi.
Fluktuasi mata uang adalah hasil alami dari sistem nilai tukar yang berubah-ubah yang merupakan norma dari sebagian besar perekonomian utama. Bagaimana investor mendapatkan keuntungan dari pergerakan mata uang, yaitu Berinvestasi di luar negeri, Investasi di perusahaan multinasional AS, Menahan diri dari pinjaman mata uang asing dengan bunga rendah, Membatasi Resiko mata uang.

3.2  SARAN
Pemerintah dalam meningkatkan persaingan menghadapi perdagangan bebas global seharusnya sangat berperan penting. Mengingat produk Indonesia yang kualitasnya minim, sehingga bisa terjadinya pembelian besar-besaran terhadap barang impor yang masuk. Perlunya juga peran aktif dari masyarakat agar tidak terlalu tertarik oleh produk impor yang masuk, agar terjadinya keseimbangan pasar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar