Oleh Sulfiana
1.
BIAYA MUTU
Biaya mutu adalah biaya
yang dikeluakan Karena peningkatan mutu. Biaya mutu tidak hanya biaya untuk
mencapai mutu, melainkan juga biaya yang terjadi karena kekurangan mutu.
ü Jenis-jenis
Biaya Mutu
Biaya mutu dapat dikelompokkan ke
dalam tiga klasifikasi besar yaitu :
a. Biaya pencegahan (Prevention Cost) adalah biaya yang terjadi untuk mencegah terjadinya
kegagalan produk. Biaya pencegahan adalah biaya yang dikeluarkan untuk
mendesain produk dan sistem produksi bermutu tinggi, termasuk biaya untuk
menerapkan dan memelihara sistem-sistem tersebut. Pencegahan kegagalan produk
dimulai dengan mendesain mutu ke dalam produk dan proses produksi.
b. Biaya penilaian (appraisal cost) adalah biaya yang terjadi untuk mendeteksi
kegagalan produk.
c. Biaya kegagalan (failure cost) adalah biaya
yang terjadi ketika suatu produk gagal yang disebabkan oleh faktor internal dan
eksternal.
ü Manajemen
Mutu Total
Manajemen Mutu Total
(Total Quality Management – TQM) adalah pendekatan tingkat perusahaan terhadap
perbaikan mutu yang berusaha untuk memperbaiki mutu di demua proses dan
aktivitas.
Oleh karena produk dan
proses produksi suatu perusahaan berbeda dengan perusahaan lain, maka
pendekatannya terhadap TQM juga berbeda jauh.
ü Peningkatan
Mutu secara Berkelanjutan
Cara terbaik untuk
mengurangi mutu total adalah dengan megurangi kondisi kurangnya mutu.
Pendekatan yang paling
baik untuk perbaikan mutu adalah dengan berkonsentrasi pada pencegahan yaitu
mencari penyebab-penyebab pemborosan dan inefisiensi, kemudian mengembangkan
rencana sistematis untuk menghilangkan penyebab-penyebab tersebut.
ü Mengukur
dan melaporkan biaya mutu
Agar berhasil dalam
memantau biaya mutu serta mengevaluasi perbaikan, akuntan manajemen harus dapat
mengukur biaya mutu.
Kebanyakan biaya dari
berbagai jenis kegagalan produk dapat diukur dan dilaporkan setiap periode.
Volume bahan baku sisa, barang cacat, pengerjaan kembali, perbaikan dan penggantian
selama masa garansi, dan penanganan keluhan pelanggan dapat dipantau, dihitung
biayanya dan dilaporkan ke manajemen per kuartal atau lebih sering lagi.
ü Akuntansi
untuk kerugian proses produksi (production losses) dalam sistem perhitungan
biaya berdasarkan pesanan
Kerugian produksi dalam
sistem perhitungan biaya berdasarkan pesanan mencakup biaya bahan baku sisa, biaya
barang cacat, dan biaya pengerjaan kembali atas barang cacat.
·
Akuntansi
untuk bahan baku sisa
Bahan baku
(spoilage) sisa terdiri atas (1) serbuk atau sisa-sisa yang tertinggal setelah
bahan baku diproses, (2) bahan baku cacat yang tidak dapat digunakan maupun
diretur ke pemasok, dan (3) bagian-bagian yang rusak akibat kecerobohan
karyawan atau kegagalan mesin.
Jumlah yang
diakumulasikan di penjualan bahan baku sisa dapat ditutup ke ikhtisar laba rugi
dan ditampilkan di laporan laba rugi sebagai penjualan bahan baku sisa atau pendapatan
lain-lain. Pada saat penjualan, dibuatlah ayat jurnal ;
Kas (atau
piutang usaha) 500
Penjualan BB sisa 500
Jumlah yang
diakumulasikan dapat dikreditkan ke harga pokok penjualan, sehingga mengurangi
total biaya yang dibebankan ke pendapatan penjualan untuk periode tersebut.
Ayat jurnal pada saat penjualan adalah :
Kas (atau
piutang usaha) 500
Harga Pokok Penjualan 500
Jumlah yang
diakumulasikan dapat dikreditkan kepengendali overhead pabrik, sehingga
mengurangi biaya overhead untuk periode tersebut. Ayat jurnal untuk mencatat penjualan
BB sisa adalah :
Kas (atau
piutang usaha) 500
Pengendali OP 500
Jika BB sisa dapat
ditelusuri langsung ke pesanan individual, maka jumlah yang direalisasi dan
penjualan BB sisa dapat diperlakukan sebagai pengurang biaya BB yang dibebankan
ke pesanan tersebut. Ayat jurnal umum untuk mencatat penjualannya adalah sbb :
Kas (atau
piutang usaha) 500
Barang dalam proses 500
Ayat-ayat jurnal
tadi mengasumsikan bahwa nilai BB sisa tidak signifikan. Jika ditemukan BB sisa
dengan nilai yang signifikan, maka barang dalam proses dikredit dan persediaan
BB sisa didebit.
2.
BIAYA TENAGA KERJA
ü Produktivitas
dan biaya tenaga kerja
Produktivitas tenaga
kerja (labor productivity) dapat didefenisikan sebagai suatu ukuran kinerja produksi
yang menggunakan pengeluaran atas usaha manusia sebagai tolok ukurrnya.
Produktivitas tenaga kerja merupakan jumlah barang dan jasa yang diperoduksi oleh
seorang pekerja.
ü Merencanakan
Produktivitas
Pertanyaan-pertanyaan yang biasanya dijawab oleh
rencana produksi meliputi :
1. Bagaimana perusahaan mendefenisikan produktivitas
dan hidup kerja yang bermutu?
2. Prioritas manakah yang sebaiknya dikaitkan
dengan perbaikan produktivitas? Siapa yang bertanggung jawab?
3. Bagaimana komitmen manajemen eksekutif akan
dikomunikasikan?
4. Seberapa besar keseragaman yang
diinginkan dalam penerapan?
5. Seberapa jauh keterlibatan karyawan yang
dianggap pantas dalam perencanaan dan implementasi?
6. Bagaimana kemajuan akan diukur?
ü Pengaturan
akuntansi untuk biaya Tenaga kerja dan Pengendalian
Prinsip dan tujuan dari
akuntansi biaya tenaga kerja relatif sederhana. Namun, penerapan prinsip-prinsip
ini bisa saja sulit jika jumlah pekerja banyak atau jika pekerja berpindah dari
satu jenis pekerjaan ke jenis pekerjaan lain. Dua kelompok catatan rinci disimpan,
satu untuk akuntansi keuangan dan satu lagi untuk akuntansi biaya. Langkah-langkah
dalam akuntansi untuk biaya tenaga kerja digambarkan sbb :
Akutansi
Keuangan
|
Akuntansi
Biaya
|
- Catatan
total waktu kerja dan total jumlah yang diperoleh oleh setiap pekerja
disimpan
- Jumlah
pendapatan harian atau mingguan yang diperoleh setiap pekerja dimasukkan
dalam catatan gaji.
- Setiap
periode penggajian, total jumlah upah yang terutang ke pekerja menghasilkan ayat jurnal berikut :
Debit Kredit
Beba gaji xxx
Utang PPh karyawan
xxx
Utang Pajak VICA
xxx
Gaji
yang masih harus dibyr xxx
|
- catatan
waktu kerja untuk setiap pesanan, proses, atau departemen dari setiap pekerja
serta biaya yang terkait disimpan.
- Jumlah
jam dan biaya TKL dimasukkan dalam kartu biaya pesanan atau laporan biaya produksi; biaya TKTL
dimasukkan dalam kertas kerja analisis beban departemental.
- Jurnal
mingguan atau bulanan untuk distribusi biaya TK adalah sbb :
Bk.pembantu Debit
Kredit
Barang Dlm
Proses xxx
Pengendali
OP xxx
TKTL xxx
Beban Gaji xxx
|
Pengendalian biaya TK dimulai dengan desain produk dan terus
berlanjut sampa waktu penjualan dan pelayanan purna jual. Departemen yang
terlibat dalam perhitungan biaya TK termasuk departemen personalia, departemen
perencanaan produksi, departemen pencatatan waktu, departemen penggajian, dan
departemen biaya.
ü Pencatatan
Biaya Tenaga Kerja
Dalam
metode beberapa perusahaan pencatatan TKL dan upah TKTL dipisahkan. Upah TKL
dicatat dengan mendebet rekening barang dalam proses dan kartu tenaga pokok
pesanan produk tersebut.
Upah
TKTL dicatat dengan mendebet BOP sesungguhnya. Misalnya : Biaya TK yang
dikeluarkan oleh departemen Produksi sbb :
Upah
langsung untuk pesanan 101 225 jam 900.000
Upah
langsung untuk pesanan 102 1.250 jam 5. 000.000
Upah
Tidak langsung 3. 000.000
Jumlah Upah 8. 900.000
Gaji
karyawan adm & umum 4.000.000
Gaji
karyawan pemasaran 7.500.000
Jumlah gaji 11. 500.000
Jumlah BTK 20.400.000
Pencatatan
BTK dilakukan melalui 3 tahap :
1.
Pencatatan
BTK yang terutang oleh perusahaan
2.
Pencatatan
distribusi BTK
3. Pencatatan pembayaran gaji dan upah
Ayat
jurnal :
Gaji
dan upah 20.400.000
Utang gaji 20.400.000
BDP
– BTKL 5.900.000
BOP
sesungguhnya 3.000.000
By.
Adm & umum 4.000.000
By.
Pemasaran 7.500.000
Gaji dan upah 20.400.000
3.
BIAYA OVERHEAD PABRIK
Overhead
pabrik pada umumnya didefenisikan sebagai bahan baku tidak langsung, TKTL, dan
semua biaya pabrik lainnya yang tidak dapat dengan mudah diidentifikasikan
dengan atau dibebankan langsung ke pesanan, produk, atau objek biaya lain
tertentu.
ü Penggunaan
Tarif Biaya Overhead yang telah ditentukan sebelumnya
Biaya
overhead dibebankan ke semua pekerjaan yang dilakukan selama suatu periode
tertentu.
Tariff
overhead yang telah ditentukan sebelumnya memungkinkan alokasi yang konsisten dan
wajar ke setiap unit output. Baik dalam akumulasi biaya berdasarkan pesanan maupun
dalam akumulasi biaya berdasarkan proses, tarif overhead yang telah ditentukan
sebelumnya merupakan satu-satunya metode memungkinkan guna menghitung biaya
overhead produk dengan segera untuk memenuhi kebutuhan manajemen akan informasi
biaya produk.
ü Faktor-faktor
yang dipertimbangkan dalam pemilihan Tarif Biaya Overhead
Paling tidak ada lima faktor yang
memengaruhi peilihan tariff overhead. Kelima fator tsb diikhtisarkan sbb :
1. Dasar
yang digunakan
a. Output
fisik
b. Biaya
BB langsung
c. Biaya
TK langsung
d. Jam
TK langsung
e. Jam
mesin
f. Transaksi
atau aktivitas
2. Pemilihan
tingkat aktivitas
a. Kapasitas
teoretis
b. Kapasitas
praktis
c. Kapasitas
actual yang diperkirakan
d. Kapasitas
normal
e. Dampak
kapasitas terhadap tariff overhead
f. Kapasitas
menganggur versus kelebihan kapasitas
|
3.
Memasukkan
atau tidak memasukkan overhead tetap
a. Perhitungan
biaya penyerapan penuh
b. Perhitungan
biaya langsung
4.
Menggunakan
tarif tunggal atau bebrap tarif
a. tarif
tingkat pabrik
b. tarif
departemental
c. tarif
subdepartemental dan aktivitas
5.
Menggunakan
tarif yang berbeda untuk aktivitas jasa
|
ü Pencatatan
Biaya Overhead Pabrik
Dari
contoh pada pencatatan Biaya Tenaga Kerja, Mis : BOP dibebankan kepada produk
atas dasar tarif sebesar 150% dari BTKL. Dengan demikian BOP yang dibebankan
kepada setiap pesanan dihitung sbb :
Pesanan
101 150% X 900.000 = 1.350.000
Pesanan
102 150% X 5.000.000 = 7.500.000
BOP
yang dibebankan = 8.850.000
Jurnal
:
BDP
– BOP 8.850.000
BOP yang dibebankan 8.850.000
Misalnya
:
BOP
sesungguhnya yang terjadi (selain by. Bahan penolong 300.000) dan BTKL
3.000.000
Biaya
depresiasi mesin 1.500.000
Biaya
depresiasi gedung 2.000.000
By.
Asuransi gedung dan mesin 700.000
By.
Pemeliharaan gedung 500.000
By.
Pemeliharaan mesin 1.000.000
5.700.000
Jurnal
:
BOP
sesungguhnya 5.700.000
Akum. Depresiasi Mesin 1.500.000
Akum. Depresiasi Gedung 2.000.000
Persekot asuransi 700.000
Persediaan suku cadang 1.000.000
Persediaan bahan bangunan 500.000
Untuk
mengetahui apakah BOP yang dibebankan berdasarkan tarif menyimpang dari BOP
yang sesungguhnya terjadi, saldo rekening BOP yang dibebankan ditutup ke
rekening BOP sesungguhnya. Jurnal penutup tsb, sbb :
BOP
yang dibebankan 8.850.000
BOP yang sesungguhnya 8.850.000