BIAYA
OPERASIONAL
Biaya Operasional adalah biaya
yang berhubungan atau mempengaruhi langsung pada aktivitas perusahaan, secara
umum tujuan dari aktivitas perusahaan adalah untuk memperoleh laba, unsur
terbesar dari laba adalah pendapatan operasional, dengan kata lain, biaya
operasional merupakan sumber ekonomi dalam upaya memepertahankan dan
menghasilkan pendapatan operasional.
Klasifikasi Biaya Operasional
Klasifikasi biaya adalah suatu
proses pengelompokkan biaya yang sistematis atas keseluruhan dari elemen-elemen
yang ada dalam golongan. Untuk itu, penulis mengambil pengklasifikasian biaya
menurut Supryono dalam bukunya “Akuntansi Biaya” (2001:250) sebagai berikut :
a. Klasifikasi biaya berdasarkan fungsi pokok kegiatan perusahaan.
1. Biaya Produksi
Yang termasuk biaya produksi
adalah biaya materil, biaya langsung dan biaya overhead.
2. Biaya Administrasi Umum
Yaitu semua biaya yang
berhubungan dengan fungsi administrasi umum.
b. Klasifikasi biaya berdasarkan objek atau pusat biaya yang dibiayai
1. Biaya Langsung
Adalah biaya yang terjadi atau
manfaatnya tidak didefeniskan kepada objek atau pusat atau pusat biaya tertentu.
2. Biaya Tidak Langsung
Adalah biaya yang terjadi atau
manfaatnya tidak dapat diidentifikasikan kepada objek atau pusat biaya tertentu dan
manfaatnya dinikmati beberapa objek atau pusat biaya.
Anggaran Biaya Operasional
Anggaran biaya operasional adalah
anggaran atau taksiran semua biaya yang dikeluarkan dan pada hakekatnya
dianggap habis dalam masa tahun buku. Menurut Adisaputro (2003:289), yang
termasuk di dalam biaya anggaran operasional yaitu :
a. Anggaran Biaya Tetap
Anggaran biaya tetap adalah
anggaran biaya yang jumlahnya tetap, tidak berubah meslipun volume produk
berubah sampai dengan menganalisis biaya tetap.
b. Anggaran Biaya Variabel
Anggaran biaya variabel adalah
anggaran biaya yang jumlahnya berubah-ubah secara proporsional sesuai dengan
perubahan volume produksi. Ini berarti jika terjadi peningkatan aktivitas
perusahaan maka jumlah biaya variabel meningkat pula dan juga sebaliknya.
c. Anggaran Biaya Semi Variabel
Anggaran biaya semi variabel
adalah anggaran biaya-biaya yang sebagian tetap dan sebagian lagi bersifat
variabel. Contohnya seperti: biaya pemeliharaan gedung, biaya pemeliharaan
mesin/alat-alat kantor, upah dan gaji karyawan.
¶ BIAYA MUTU (COST OF QUALITY)
Biaya mutu (cost of quality)
adalah biaya yang timbul karena mungkin atau telah dihasilkan produk yang jelek
atau cacat mutunya.
Definisi mengenai kegiatan yang
berhubungan dengan mutu juga menjelaskan empat kategori biaya mutu:
- Biaya pencegahan (prevention costs) terjadi untuk mencegah mutu yg
jelek pada produk/jasa yg akan dihasilkan. Apabila biaya pencegahan
meningkat, maka biaya produk gagal diharapkan turun.
- Biaya penilaian (appraisal costs) terjadi untuk menentukan apakah
produk/jasa telah sesuai dengan persyaratan & kebutuhan pelanggan.
- Biaya produk gagal internal terjadi Karena produk/jasa yang
dihasilkan tidak sesuai dengan spesifikasi atau kebutuhan pelanggan.
- Biaya produk gagal eksternal terjadi karena produk dan jasa yang dihasilkan gagal memenuhi
persyaratan dan kebutuhan pelanggan setelah barang dikirim ke pelanggan.
Klasifikasi biaya
mutu:
1. Biaya mutu yg terlihat (observable quality costs) adl
biaya yg disajikan dlm catatan akuntansi organisasi
2. Biaya mutu yg tersembunyi (hidden costs) adl opportunity
costs yg tjd krn mutu jelek
Fungsi Rugi Mutu Taguchi
Setiap variasi nilai target dr karakteristik mutu akan
menimbulkan hidden costs. Hidden costs meningkat scr kuadrat pd saat nilai
aktual menyimpang dr nilai target
L (y) = k (y – T)2
dimana:
k = Konstanta
proporsionalitas yg besarnya tergantung pada struktur biaya produk gagal
eksternal organisasi
y = Nilai aktual dari karakteristik mutu
T = Nilai target dari
karakteristik mutu
L = Rugi mutu
Laporan Biaya Mutu
·
Signifikansi keuangan biaya mutu dinilai dg persentase dr penjualan aktual.
Prinsipnya biaya mutu kurang dari 2,5% penjualan
·
Kesempatan memperbaiki laba melalui pengurangan biaya mutu (perbaikan mutu)
·
Contoh Laporan Biaya Mutu:
LAPORAN BIAYA
MUTU
|
Biaya Mutu
|
|
% dr Sales
|
Biaya Pencegahan
Pelatihan Mutu
Reliabilitas
Mesin
|
35.000
80.000
|
115.000
|
4,11
|
Biaya Penilaian
Pemeriksaan
Bahan
Penilaian
Produk
Penilaian
Proses
|
20.000
10.000
38.000
|
68.000
|
2,43
|
Biaya Produk
Gagal Internal
Sisa Bahan
Pengerjaan
Ulang
|
50.000
35.000
|
85.000
|
3,04
|
Biaya Produk
Gagal Eksternal
Keluhan
Pelanggan
Jaminan
Perbaikan
(Reparasi)
|
25.000
25.000
15.000
|
65.000
|
2,32
|
Total Biaya Mutu
|
|
333.000
|
11,9
|
¶ BIAYA TENAGA KERJA
Pengertian dan penggolongan biaya
tenaga kerja
Biaya tenaga kerja adalah biaya yang
dikeluarkan untuk membiayai penggunaan tenaga kerja (manusia) dalam proses
produksi.
Dalam perusahaan industry,
penggolongan tenaga kerja dikelompokkan menjadi:
1. Penggolongan menurut fungsi pokok
dalam perusahaan.
Dalam perusahaan industry ada 3 fungsi
pokok, yaitu; produksi, pemasaran dan administrasi. Jadi, biaya tenaga kerja
dapat digolongkan menjadi biaya tenaga kerja produksi, biaya tenaga kerja
pemasaran, dan biaya tenaga kerja administrasi.
2. Penggolongan menurut kegiatan
departemen dalam perusahaan.
Biaya tenaga kerja digolongkan menurut
departemen-departemen yang ada dalam perusahaan. Misalnya; dalam departemen
produksi suatu perusahaan terdiri dari departemen pulp, departemen kertas dan
departemen penyempurnaan. Biaya tenaga kerja dalam departemen produksi tersebut
digolongkan sesuai dengan bagian-bagian yang dibentuk dalam perusahaan.
Penggolongan semacam ini dilakukan dengan tujuan untuk lebih memudahkan
pengendalian biaya tenaga kerja yang terjadi dalam setiap departemen yang
dibentuk dalam perusahaan.
3. Penggolongan menurut jenis
pekerjaannya.
Penggolongan biaya tenaga kerja juga
dapat dilakukan menurut sifat pekerjaannya. Misalnya tenaga kerja digolongkan
menjadi: operator, mandor, penyelia. Maka biaya tenaga kerjanya dapat
digolongkan menjadi; upah mandor, upah operator, upah penyelia. Penggolongan
biaya tenaga kerja seperti ini bertujuan untuk digunakan sebagai dasar
penetapan deferensiasi upah standar kerja.
4. Penggolongan menurut hubungannya
dengan produk.
Dalam hubungannya dengan produk,
tenaga kerja digolongkan menjadi tenaga kerja langsung dan tenaga kerja tidak
langsung.
Tenaga kerja langsung adalah semua
karyawan secara langsung ikut serta dalam proses produksi produk jadi, yang
dapat ditelusuri secara langsung pada produk. Upah tenaga kerja langsung dapat
diperlakukan sebagai biaya tenaga kerja langsung dan diperhitungkan langsung
sebagai unsur biaya produksi.
Tenaga kerja tidak langsung adalah
karyawan yang secara tidak langsung ikut serta dalam proses produk jadi. Upah
tenaga kerja tidak langsung ini disebut biaya tenaga kerja tidak langsung dan
tetapi tidak secara langsung dibebankan kepada produk melainkan melalui tarif
biaya overhead pabrik yang ditentukan dimuka.
Akuntansi biaya tenaga kerja
Akuntansi biaya tenaga kerja melalui 4
tahap, yaitu:
1. Pencatatan distribusi biaya tenaga
kerja
Jurnal:
Barang Dalam Proses-Biaya Tenaga Kerja
xxx
Biaya Overhead Pabrik xxx
Biaya Administrasi & Umum xxx
Biaya Pemasaran xxx
Gaji dan Upah xxx
2. Pencatatan utang upah dan gaji
karyawan
Jurnal:
Gaji dan upah xxx
Utang PPh Karyawan xxx
Utang gaji dan upah xxx
3. Pencatatan pembayaran upah kepada
karyawan
Jurnal:
Utang gaji dan upah xxx
Kas xxx
4. Penyetoran pajak penghasilan ke kas
Negara
Pajak Penghasilan (PPh) karyawan
kemudian disetor ke kas Negara.
Jurnal:
Utang PPh Karyawan xxx
Kas xxx
Tidak ada komentar:
Posting Komentar