Selasa, 26 November 2013

I’jaz al-Qur’an


B. Pengertian I’jaz al-Qur’an
Secara bahasa katai’jaz diambil dari kata‘ajz u yang berarti lemah. I’jaz dapatpula diartikan sebagai kemu’jizatan, yaitu sesuatu yang dapat melemahkan, yangmembuat sesuatu atau pihak lain tak berdaya. Pada dasarnya al-Mu’jiz (yangmelemahkan) itu adalah Allah Swt; yang menyebabkan selainnya lemah sebagaibentuk mubalaghah (penegasan) kebenaran berita mengenai betapa lemahnya orang-orang yang didatangi Rasul untuk menentang mu’jiz tersebut.1
Sesuatu yang dinamakan mu’jizat (melemahkan) karena manusia lemah untukmendatangkan yang sama dengannya atau saingannya, sebab mu’jizat memangdatang berupa hal-hal yang bertentang dengan adat, keluar dari batas-batas faktoryang telah diketahui dan dipahami oleh manusia. Hal-hal luar biasa itu hanya bisaditunjukkan oleh Allah2.
I’jazul Quran (kemu’jizatan al-Qur’an) ialah kekuatan, keunggulan dankeistimewaan yang dimiliki al-Qur’an yang menetapkan kelemahan manusia, baiksecara berpisah-pisah maupun berkelompok, untuk bisa mendatangkan sesuatu ataumenyamainya. Yang dimaksud dengan kemu’jizatan al-Qur’an bukan berartimelemahkan manusia dengan pengertian melmahkan yang sebenarnya. Artinyamemberi pengertian kepada mereka tentang kelemahan mereka untuk mendatangkansesuatu yang sejenis dengan al-Qur’an; menjelaskan bahwa kitab al-Quran ini haq,dan Rasul yang membawanya adalah Rasul yang benar3.
Menurut para mutakillimin, mu’jizat adalah sesuatu yang berbeda dengan adatkebiasaan yang terjadi di dunia untuk menunjukkan kebenaran kenabian para Nabi.At-Thusi mendefenisikan mu’jizat sebagai terjadinya sesuatu yang tidak biasa terjadi,atau terjadinya sesuatu yang menggugurkan sesuatu yang biasa terjadi yang disertaidengan perombakan adat kebiasaan sesuai dengan tuntunan.4
1Abu Zahra An Najd, AlQur’an dan Rahasia Angka-Angka, terjemah Agus Efendi (Jakarta: Pustaka
Hidayah, 1991), hlm. 17
2 Muhammad Ali Ash Shabuni, Pengantar Studi AlQuran, terjemah H. Muhammad Khudhori Umar
dan Muh. Matsna HS (Bandung; Al Ma’arif, 1987), hlm. 102
3Ibi d, hlm. 103
4 Abu Zahra An Najd,Op.C i t ., hlm. 17
Al-Qur’an adalah mu’jizat terbesar yang diberikan Allah Swt kepada NabiMuhammad Saw. Ini dapat disaksikan oleh seluruh umat manusia sepanjang masadan memang beliau diutus oleh Allah untuk keselamatan seluruh manusia. Allahmenjamin keselamatan dan kemurnian al-Quran sesuai dengan firman-Nya,
“Sesungguhnya Kami telah menurunkan al-Qur’an dan Kami pula yang
menjaganya” (QS. 15:9).
Kemu’jizatan al-Qur’an antara lain terletak pada segi fashahah danbalaghahnya, susunan dan gaya bahasanya, serta isinya yang tiada tandingannya. Al-Qur’an dalam beberapa ayatnya sengaja menantang seluruh manusai dan jin untukmembuat yang serupadengan al-Qur’an5 Alah berfirman:
Artinya: Katakanlah sesungguhnya bila manusia dan jin berkumpul untuk membuat
(sesuatu) yang serupa dengan al-Qur’an, niscaya mereka tidak akan dapat membuat
yang serupa dengan dia sekalippun sebagian mereka menjadi penolong yang lain
(QS. 17:88).
Al-Qur’an adalah mu’jizat dan Allah menunjukkan kelemahan orang Arabuntuk menandingi al-Qur’an padahal mereka memiliki faktor-faktor dan potensiuntuk itu. Ini adalah merupakan bukti tersendiri bagi kelemahan bahasa Arab di masabahasa ini berada puncak kejayaannya.6
Syaikh Muhammad Abduh dalam kitabnya Risalauah Tauhid menerangkanbagaimana dan kemauan bahasa serta sastra Arab pada masa turunnya al-Qur’an yaitual-Qur’an diturunkan pada suatu masa dimana pada masa itu banyak sekali terdapatahli-ahli pidato yang menguasai ilmu retorika dengan bagus. Kemudian ia berkata
5 Tim Depag RI, Al Qur’an dan Terjemahnya (Madinah Al Hijrnawwarah, 1413 H), hlm. 90
6 Manna Khalil al Qathtan, Studi Ilmu-Ilmu Al Qur’an, terjemah Mudzakir AS (Jakarta: PT Pustaka
Litera Antar Nusa, 1994), hlm. 380.
http://htmlimg3.scribdassets.com/idl5w4weq82c0w0/images/5-d1f5345f1c/000.jpg
mengenai mengenai tantangan al-Qur’an terhadap ahli sastra tersebut;”Benarlah
bahwa al-Qur’an itu suatu mu’jizat. Telah berlalu masa yang panjang, telah silihberganti datangnya angkatan demi angkatan, tantangan al-Gur’an tetap berlaku,tetapi tak seorangpun yang dapat menjawabnya....Semua kembali dengan tanganhampa karena lemah dan tiada berdaya. Bu ankah lahirnya kitab al-Qur’an inidibawa oleh seorang Nabi yang buta huruf (ummi), suatu mu’jizat yang terbesaryang dapat membuktikan bahwa ia bukan buatan manusia, memang sebenarnyalahia mu’jizat untuk membuktikan Nabi Muhammad yang terpancar dari ilmu Ilahi”7
Mu’jizat yang diberikan kepada Nabi Muhammad Saw dan kepada Nabi-Nabiyang lain ada dua jenis:hiss i danmaknawi. Yanghissi, yaitu mu’jizat yang dapatdilihat oleh mata, didengar. Dirasa, dan ditangkap oleh panca indra. Ia sengajaditunjukkan kepada manusia yang tak mampu menggunakan akal pikiran dankecerdasannya untuk menangkap keluar biasaan Allah. Yangm aknawi, yaitu mu’jizatyang tidak dapat dicapai dengan kekuatan panca indra semata, tapi harus dicapaidengan kekuatan dan kecerdasan akal pikiran. Hanya orang-orang yang mempunyaiakal sehat dan kecerdasan yang tinggi, mempunyai hati nurani serta berbudi luhursajalah yang mampu menangkap dan memahami kebesaran mu’jizat model ini.
Kedua jenis ini diberikan kepada Nabi Muhammad dan al-Qur’anmengandung keduanya. Bahkan yang maknawi lebih besar porsinya dibandingdengan yang hissi. Al-Qur’an memang dipersiapkan untuk menghadapi danmemgendalikan segala zaman8.
Misteri-misteri yang berhasil disingkapi oleh ilmu pengetahuan modernhanyalah merupakan sebagian kecil dari fenomena alam. Hakikat-hakikat yang tinggiyang terkandung dalam misteri alam merupakan bukti eksistensi Sang Pencipta sanperencanaanNya. Itulah yang dikemukakandan diisyararatkan oleh al-Qur’an secaraglobal9.
7 Tim Depag RI,Op.Ci t., hlm. 91
8 KH. Munawar Khalil, Al Qur’an dari Masa ke Masa (t.k: t.p., t.th), hlm. 59-60
9 Muhammad al Qhazali Khalil, Bedialog dengan Al Qur’an, terjemah Mansyhur Hakim & Ubaidilah
(Bandung; Mizan, 1996), hlm. 76
http://htmlimg4.scribdassets.com/idl5w4weq82c0w0/images/6-810812801e/000.jpg
C. Pendapat Para Ulama Tentang I’jaz al-Qur’an
Setelah para ulama sepakat bahwa kemu’jizatan al-Qur’an itu karena dzatnya,serta tidak seorangpun yang sanggup mendatangkan sesuatu yang sebandingdengannya, maka pandangan ulama berbeda-beda dalam meninjau segikemu’jizatannya.
Sebagian ulama berpendapat bahwa segi kemu’jizatan al-Qur’an adalahsesuatu yang terkandung dalam al-Qur’an itu sendiri, yaitu susunan yang asing yangberbeda dengan susunan orang arab pada umumnya.
Sebagian yang lain berpendapat bahwa segi kemu’jizatan itu terkandung dalmlafadz-lafadznya yang jelas, redaksinya yang bersastra dan susunannya yang indah,karena al-Qur’an sastranya termasuk yang tidak ada bandingannya.
Ulama lain berpendapat bahwakemu’jizatan itu karena al-Qur’an terhinadardari adanya pertentangan, serta mengandung arti-arti yang lembut dan hal-hal yangghaib di luaar kemampuan manusia dan di luar kekuasaan mereka untuk mengetahuinya, seperti halnya al-Qur’an bersih dan selamat dari pertentangan dan perselisihanpendapat.
Ada lagi yang berpendapat bahwavkemu’jizatan al-Qur’an adalah karenaadanya keistimewaan-keistimewaan yang nampak dan keindahan-keindahan yangmenarik yang terkandung dalam al-Qur’an, baik permulaan, tujuan, maupun dalammenutup setiap surat10
Jumhur kaum Muslimin berpendapat bahwa al-Qur’an sendiri merupakanmu’jizat (mu’jizat bidzatihi). Maksudnya al-Qur’an dengan seluruh yang ada didalamnya, termasuk struktur kalimat, balaghah,bayan (penjelasan), perundang-prundangan (tasyri’), berita-beritaghaib dan persoalan-persoalan lain yang merupakanmu’jizat, telah menyebabkan seluruh manusia tidak mampu membuat yang serupadengannya.11
10 Muhammad Ali Ash Sabuni,Op.C i t., hlm. 117-118
11 Abu Zahra An Najd,Op.C i t., hlm. 18

dan merasakan pada bunyi-bunyi hurufnya dan alunan kata-katanya, sebagaimana
kita dapatkan pada ayat-ayat dan surat-suratnya, bahwa al-Qur’an adalah kalamullah.
Adapun mengenai segi atau kadar manakah yang mu’jizat itu, maka jikaseorang peneliti yang objektif mencari kebenaran al-Qur’an dari aspek manapun yangia sukai, ia akan temukan kemu’jizatan itu meliputi tiga macam aspek, yaitu aspekbahasa, aspek ilmiah, dan aspek tasyri’ (penetapan hukum)15
Setiap manusia yang memusatkan perhatiannya pada al-Qur’an akanmenemukan rahasia-rahasia kemu’jizatan dari aspek bahasanya. Ia akan dapatkankemu’jizatan itu dalam keteraturan bahasanya, bunyinya yang indah melalui nada-nada hurufnya. Hal ini sesuai dengan yang digambarkan Allah,

Artinya : Dan sekiranya al-Qur’an itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka akan
mendapatkan pertentengan yang banyak di dalamnya. (QS. 4:82)
Ayat tersebut mengandung isyarat bahwa perkataan manusia, bila terlalubanyak maka akan banyak terjadi kesalahan dan kontradiksi di dalamnya. Sedangkanal-Qur’an, tidak demikian. Semakin banyak dibaca akan seakin tampak keselarasan,keindahan dan pesonanya. Itulah bedanya al-Qur’an dengan perkataan manusia.
Kemu’jizatan ilmiah al-Qur’an bukanlah terletak pada cakupannya pada teori-teori ilmiah yang selalu baru dan berubah sebagai hasil usaha manusia melaluipengamatan dan penelitian, tetapi terletak pada semangatnya memberikan doronganpada manusia untuk berpikir menggunakan otaknya. Semua persoalan atau kaidahilmu pengetahuan yang telah mantap dan meyakinkan, merupakan manifestasi darikegiatan berpikir yang dianjurkan al-Qur’an. Al-Qur’an telah membangkitkan padadiri setiap muslim kesadaran ilmiah untuk memikirkan, memahami dan menggunakanakal sesuai dengan firman Allah;
Artinya : “Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu supaya kamu
berfikir” (QS. 30:28)
Al-Qur’an menganjurkan manusia memiliki semua sifat utama seperti sabar,jujur dan berbuat baik, santun, pemaaf dan tawadlu’. Karena manusia pada dasarnyaadalah makhluk sosial, maka al-Qur’an memulai dengan pendidikan untukmeluruskangharizah-gharizahnya, membimbing ke arah kebaikan. Di sinilahkemu’jizatan al-Qur’an tampil sebagai obat16.
Quraish Shihab berpendapat bahwa pada garis besarnya mu’jizat al-Qur’an itutampak dalam tiga hak pokok.Per tam a, susunan redaksinya yang mencapai puncaktertinggi dari sastra bahasa Arab.Kedua, kandungan ilmu pengetahuan dari berbagaidisiplin yang diisyaratkannya.Katiga, ramalan-ramalan yang diungkapkan, yangsebagian telah terbukti kebenarannya.17
Al-Qur’an itu mu’jizat dengan segala makna yang dibawa dan yangdikandung oleh lafazh-lafazhnya. Al-Qur’an mu’jizat dalam lafazh-lafazhnya danuslub-uslubnya. Satu huruf darinya merupakan bagian mu’jizat yang diperlukan olehlainnya dalam ikatan kata; suatu kata yang berada di tempatnya juga merupakanbagian mu’jizat dalam ikatan kalimat, dan satu kalimat yang ada di tempatnyamerupakan mu’jizat dalam jalinan surat18
Al-Qur’an menawarkan ajaran-ajaran operatif mengenai alam ghaib,kebenaran-kebenaran spiritual dan masalah-masalah lain umat manusia padaumumnya. Karena alasan-alasan ini tak seorang pun akan berhasil menciptakansesuatu yang serupa dengan al-Qur’an.
Fungsi al-Qur’an adalah untuk memberikan jawaban bagi berbagai persoalandan memberi jalan keluar bagi setiap permasalahan yang terjadi dan dihadapi olehumat manusia.
16Ibdi., hlm. 379
17 M. Quraish Shihab, Membumikan Al Qu’an (Bandung; Mizan, 1994), hlm. 62
18 Manna’ Khalil al-Qaththan,Op.C i t., hlm. 337
E. Kesimpulan
Dari makalah yang telah dipaparkan diatas dapat kita ambil kesimpulanbahwasanya I’jazul Qur’an merupakan sebuah kekuatan, keunggulan dankeistimewaan yang dimiliki al-Qur’an dalam menetapkan kelemahan manusia untukbisa mendatangkan sesuatu yang sejenis dengan al-Qur’an. Dengan kemu’jizatan al-Qur’an bereti Allah menunjukkan kepada manusia akan kebenaran Nabi yang haq.
Al Qur’an adalah mu’jizat terbesar yang diberikan Allah Swt kepada NabiMuhammad Saw dengan menantang orang-orang Arab yang memiliki kemampuansastra yang tinggi, namun tak ada satupun yang sanggup menandingi keindahansusunan ayat-ayat al Qur’an. Ini merupakan buktikelemahan bahasa Arab di masabahasa ini berada ipuncak kejayaannya.
Mu’jizat yang diberikan kepada Nabi Muhammad dan Nabi-Nabi yanglainnya ada dua jenis;Pertama, mu’jizat yang berbentukhiss i, yaitu kemu’jizatanyang dapat dilihat oleh mata, didengar, dirasa serta ditangkap oleh panca indra.
Kedua, mu’jizat yang berbentuk maknawi, yaitu kemu’jizatan yang tidak dapat
ditangkap oleh panca indra, namun bisa ditangkap dengan kecerdasan akal berpikir.’
Kedua mu’jizatan Ini juga dimiliki al Qur’an, bahkan yang maknawi porsinyalebih besar dari pada hissi. Misteri-misteri yang berhasil diungkapkan olehpengetahuan modern hanyalah sebagian kecil dari perencanaan Allah yang telah diisyarat dalam al Qur’an secara global.
Kemu’jizatan al Qur’an itu meliputi tiga aspek,Per tam a, aspek bahasa yangmemiliki keteraturan bahasanya, bunyi pada huruf-hurufnya serta keindahan sastrayang terkandung didalamya.Kedua, aspek ilmiah yang terletak pada teori-teorinyadan ilmu pengetahuan yang mantap dan meyakinkan.Ketiga, aspek tasyri’ yangberperan sebagai penetapan hukum syari’at dan sumber aturan hidup.
F. Penutup
Ini saja yang dapat kami berikan, semoga makalah ini bisa memberikan
sedikit kontribusi yang berarti bagi kita semua, dan menjadi amal jariyah bagi kami

Tidak ada komentar:

Posting Komentar