Senin, 28 Juli 2014

MENGIDENTIFIKASI RISIKO BAWAAN MENILAI RISIKO BAWAAN DAN RISIKO SIGNIFIKAN


Oleh Sulfiana

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Identifikasi risiko merupakan fondasi dari suatu audit.Identifikasi Risijo didasarkan kepada, dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari, prosedur yang dilaksanakan auditor untuk memahami entitas dan lingkungannya.Tanpa pemahaman yang mendalam tentang entitas, ausitor akanmengebaikan faktor risiko tertentu. Auditor tidak bisan menilai risiko sebelum iamengidentifikasinya. Itu sebabnya dua istilah yang digunakan risk identification dan risk assessment.
Langkah berikutnya adalah menilai risiko yang diidentifikasi dan menentukan berapa pentingnya risiko tersebut untuk mengaudit laporan keuangan.Lebih baik menilai lebih dulu risiko bawaan sebelum mempertimbangkan penggunaan pengendalian intern yang mungkin dapat memitigasi risiko tersebut.
Sesudah risiko bisnis dan kecurangan diidentfikasi dan dinilai, auditor mempertimbangkan kemungkinan adanya risiko signifikan.Risiko signifikan adalah risiko salah saji material yang dinilai begitu besarnya, yang menurut pendapat auditor, akan memerlukan pertimbangan audit khusus.
B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimanakah proses dalam mengidentifikasi risiko bawaan?
2.      Bagaimanakah auditor melakukan proses penilaian risiko?
3.      Bagaimanakah sifat dan penentuan risiko yang signifikan dan apa konsekuensinya terhadap audit?
BAB I
PEMBAHASAN
A.    MENGIDENTIFIKASI RISIKO BAWAAN
Ø  ISA 240.10
Tujuan auditor adalah :
a)      Mengidentifikasi dan menilai risiko salah saji yang material dalam laporan keuangan yang disebabkan oleh kecurangan.
b)      Memperoleh bukti  audit yang cukup dan tepat mengenai risiko salah saji yang material yang dinilai, yang disebabkan oleh kecurangan, dengan merancang dan mengimplementasi tanggapan yang tepat, dan
c)      Menanggapi dengan tepat kecurangan atau dugaan mengenai kecurangan yang diidentifikasi selama audit (berlangsung).
Ø  ISA 315.3
Tujuan auditor adalah mengidentifikasi dan menilai risiko salah saji yang material, yang disebabkan oleh kecurangan maupun kesalahan, pada tingkat laporan keuangan dan tingkat asersi, melalui pemahaman tentang entitas dan lingkungannya, termasuk pengendalian internalnya, yang akan memberikan dasar untuk merancang dan mengimplementasi tanggapan terhadap risiko salah saji material yang dinilai.
Ø  ISA 240.11
Untuk tujuan ISAs, istilah-istilah berikut mempunyai makna seperti dijelaskan dibawah.
a)      Fraud (kecurangan) – perbuatan yang disengaja oleh seseorang atau beberapa orang diantara manajemen, TCWG (those charged with governance), pegawai, atau pihak ketiga, dengan menipu untuk memperoleh keuntungan yang tidak dapat dibenarkan atau keuntungan yang tidak sah/melawan hokum.
b)      Fraund risk faktors (faktor-faktor resiko kecurangan) – peristiwa atau kondisi yang mengindikasikan adanya insentif atau tekanan untuk melawan kecurangan atau memberikan peluang untuk melakukan kecurangan.

§  Jenis Risiko
Ada dua klasifikasi utama mengenai risiko, yakni risiko bisnis (business risk) dan risiko kecurangan (fraund risk).Dalam dua risiko ini ada kemungkinan salah saji yang material.Perbedaannya ialah, risiko kecurangan mengandung unsur kesengajaan.
Untuk tujuan pembahasan, kerentanan terhadap risiko (risk exposure) dikelompokkan menjadi risiko rendah (low risk), risiko sedang (moderate risk) dan risiko tinggi (high risk).

§  Risiko Bisnis (Business Risk)
Risiko bisnis berasal dari kondisi, peristiwa, situasi, tindakan, bahkan “tidak mengambil tindakan” (inactions) yang dapat berdampak negatif terhadap kemampuan perusahaan mencapai tujuannya dan melaksanakan strateginya.Termasuk di dalamnya, penetapan tujuan dan strategi yang tidak tepat.
Risiko bisnis juga meliputi peristiwa yang timbul akibat perubahan, komplesitas, atau gagal melihat kebutuhan untuk berubah. Perubahan bisa berasal dari :
·         Pengembangan produk baru yang bisa gagal;
·         Pasar yang tidak cukup besar, sekalipun produk baru sukses dikembangkan; atau
·         Kegagaln produk yang bisa menimbulkan tuntutan dan menghancurkan reputasi ;
·         Tuntutan hokum juga bisa terjadi justru ketika produknya sukses, dan saingan menuntut karena dugaan pelanggaran hak cipta, seperti dalam kasus sabak elektronik ( Apple versus Samsung).
§  Risiko Kecurangan (Fraund Risk)
Risiko bisnis berhubungan dengan peristiwa atau kondisi yang berindikasi adanya insentif atau tekanan untuk melakukan kecurangan atau adanya peluang untuk melakukan kecurangan.
Pemahaman auditor akan faktor risiko bisnis dan faktor risiko kecurangan akan meningkatkan peluang untuk mengidentifikasi adanya risiko salah sajiyang material. Namun, bukanlah tanggung jawab auditor untuk mengidentifikasi atau menilai semua kemungkinan risiko bisnis.
§  Sumber Informasi Mengenai Entitas
Langkah pertama dalah proses penilaian risiko ialah mengumpulkan data memutakhirkan sebanyak mungkin informasi yang relevan mengenai entitas. Informasi ini memberikan kerangka rujukan yang penting untuk mengidentifikasi dan menilai factor risiko yang mungkin ada.
§  Prosedur Penilaian Risiko
Berdasarkan informasi yang diperoleh mengenai entitas, auditor sekarang dapat merancang prosedur penilaian risiko yang dibahas dalam Bab 9.Prosedur-prosedur penilaian risiko ini dirancang untuk memperoleh dan mendokumentasikan pemahaman mengenai entitas dan lingkungannya, termasuk pengendalian internal.
Lingkup pemahaman yang diperlukan editor untuk mengidentifikasi risiko, dicakup dalam enam area inti ata Enam Sumber Risiko.

A.    Faktor Eksternal                                              Sifat Industri
Aturan perundangan dan regulator
Kerangka Pelaporan Keuangan
B.     Sifat Entitas                                        Pegawai operasional dan pegawai inti
Kepemilikan dan governance
Investasi, struktur, dan pembelanjaan
C.     Kebijakan Akuntansi                          Pemilihan dan Penerapan
Alasan untuk mengubah
Tepatnya kebijakan untuk entitas
D.    Tujuan dan Strategi Entitas                Rencana dan strategi bisnis
Implikasi dan risiko keuangan terkait
E.     Pengukuran / Reviu                             Apa yang diukur ?
Kinerja Keuangan                               Siapa yang mereviu kenierja keuangan
F.      Pengendalian Internal                         Segala proses dan pengendalian yang relevan untuk
yang Relevan untuk Audit                  memitigasi risiko di tingkat entitas dan di tingakat transaksi
Sumber-sumber Risiko Bisnis dan Risiko Kecurangan
Tujuan dan Strategi Entitas
·         Tujuan dan strategi entitas yang tidak tepat, tidak realistis, terlalu agresif.
·         Produk atau jasa baru, atau memasuki bisnis baru.
·         Masuk ke area bisnis / transaksi dimana entitas tidak mempunyai (atau sedikit) pengalaman.
·         Tidak konsistennya strategi IT dan strategi bisnis.
·         Tanggapan terhadap pertumbuhan yang cepat, atau sebaliknya, penjualan yang menurun tajam, menjadi beban bagi pengendalian intern dan keterampilan pegawai.
·         Pengaturan keuangan melalui transaksi yang kompleks.
·         Restrukturisasi korporasi.
·         Banyaknya transaksi dengan pihak-pihak terkait (related parties).
Faktor Eksternal
·         Keadaan perekonomian (seperti resesi, krisis keuangan Asia / Eropa / Amerika / Dunia) dan perubahan dalam ketentuan perundang-undangan.
·         Permintaan menurun akan prosuk atau jasa entitas.
·         Tingkat kerumitan yang besar dalam ketentuan perundang-undangan.
·         Perubahan dalam industry.
·         Ketidakmampuan memperoleh  sumber daya (bahan baku, mesin-mesin, tenaga terampil).
·         Sabotase terhadap prosuk atau jasa entitas.
·         Keterbatasan untuk memperoleh modal dan kredit.
Sifat Entitas
·         Budaya perusahaan dan governance yang buruk.
·         Pegawai dalam posisi kunci dengan kemampuan yang meragukan.
·         Perubahan dalm posisi kunci, termasuk perginya eksekutif penting.
·         Kompleksitas atau kerumitan dalam operasi, struktur organisasi, atau produk.
·         Kegagalan dalam produk atau jasa yang menimbulkan tuntutan dan risiko reputasi.
·         Gagal mengantisipasi kebutuhan untuk berubah (tenaga terampil atau teknologi).
·         Kelemahan dalam pengendalian intern, khususnya yang ditangani manajemen.
·         Hubungan yang buruk dengan penyedia / penyandang dana seperti bank.
·         Masalah kesinambungan usaha (going-concern) dan likuiditas, termasuk hilangnya pelanggan penting.
·         Instalasi sistem baru berkenaan dengan pelaporan keuangan.
Indikator Kinerja
·         Pengukuran kinerja tidak dilakukan oleh manajemen dalam menilai kinerja entitas dan mapaian tujuan.
·         Pengukuran tidak digunakan untuk memperbaiki operasi atau untuk mengambil tindakan perbaikan.
Kebijakan Akuntansi
·         Penerapan kebijakan akuntansi secara tidak konsisten
·         Penerapan kebijakan akuntansi secara tidak tepat.
Pengendalian Internal
·         Pengawasan oleh manajemen atas operasi sehari-hari, lemah.
·         Pengendalian lemah atau tidak berfungsi, atas kegiatan di tingkat entitas seperti SDM, kecurangan, dan pembuatan informasi akuntansi seperti estimasi akuntansi dan laporan keuangan.
·         Pengendalian lemah atau tidak berfungsi, atas transaksi seperti penjualan, pembelian, beban biaya, dan gaji.
·         Pengamanan terhadap asset, lemah.
§  Risiko kecurangan
Kecurangan adalah perbuatan yang disengaja oleh satu atau beberapa orang dalam manajemen, TCWG, pegawai, atau pihak ketiga. Kecurangan yang melibatkan anggota manajemen atau TCWG disebut “management fraund” .kecurangan yang hanya melibatkan pegawai dari entitas tersebut disebut “employee fraund”. Dalam management fraund dan employee fraund  bisa terjadi persekongkolan (collusion) di dalam entitas atau dengan pihak ketia di luar entitas.
Kajian berkala yang dilakukan ACFE dalam kejahatan kerah putih ini dikenal sebagai Report to the Nations ( yang terakhir terbit tahun 2012). Kajian ini dapat diunduh secara Cuma-Cuma disitus ACFE. Pembaca sangat dianjurkan melihat kesimpulan kajian ini, khususnya mengenai fraud berupa manipulasi laporan keuangan, seperti :
·         Berapa seringnya terjadi manupulasi laporan keuangan;
·         Berapa kerugian yang ditimbulkan;
·         Berapa lama waktu yang diperlukan untuk mendeteksi manupulasi ini;
·         Siapa yang mendeteksi manipulasi ini;
·         Bagaimana manipulasi ini terdeteksi;
·         Profil pelaku fraund; dan seterusnya.
§  Segitiga Kecurangan
Segitiga kecurangan atau fraund triangle menjelaskan tiga kondisi yang dapat memberi petunjuk mengenai adanya kecurangan, yakni :
·         Tekanan (preesure);
Ini sering didorong oleh kebutuhan yang (sangat) mendesak, termasuk kebutuhan untuk “sejajar” dengan tetangganya atau rekan sekerja di perusahaan/kantor.
·         Peluang (opportunity);
Peluang ini berhubungan dengan hubungan korporasi dan pengendalian intern yang tidak mencegah, mendeteksi, dan mengoreksi keadaan.
·         Pembenaran (rationalization).
Pembenaran adalah cara pelaku “menenteramkan diri”,misalnya “semua orang juga korupsi’ atau “nanti juga saya kembalikan (jarahan saya)”.
§  Skeptisme Profesional
Skeptisme Profesional adalah kewajiban auditor untuk menggunakan dan mempertahankan skeptisme profesional, sepanjang periode penugasan.Terutama kewaspadaan atas kemungkinan terjadinya kecurangan.
Kewaspadaan Profesional
Sadari, manajemen selalu bisa membuat kecurangan
·         Manajemen berada dalam posisi meniadakan (override) pengendalian intern yang baik.
·         Anggota tim audit harus mengesampingkan keyakinan/kepercayaan mereka bahwa manajemen dan TCWG jujur dan punya integritas, sekalipun pengalaman dalam audit yang lalu menunjukkan mereka jujur dan punya integritas.
Sikap berpikir yang senantiasa mempertanyakan
·         Buat penilaian kritis (critical assessments) tentang sah atau validnya bukti yang diperoleh.
Waspada
·         Apakah bukti audit bertentangan dengan atau mempertanyakan keandalan?
·         Dokumen dan tanggapan terhadap pertanyaan auditor?
·         Semua informasi lain yang diperoleh dari manajemen / TCWG  ?
Terapkan kehati-hatian
Jangan :
·         Abaikan/sepelekan situasi aneh/luar biasa;
·         Menggeneralisasi kesimpulan mengenai pengamatan audit;
·         Gunakan asumsi keliru dalam menentukan sifat, waktu pelaksanaan, dan luasnya prosedur audit dan dalam mengevaluasi hasil/temuannya;
·         Terima bukti audit yang kurang persuasif, dengan harapan/ kepercayaan manajemen dan TCWG jujur dan punya integritas.
·         Terima representasi dari manajemen sebagai subtansi/pengganti dari bukti audit yang cukup dan tepat yang seharusnya diperoleh.

§  Mengidentifikasi Faktor Risiko Bawaan
Cara paling efektif untuk mencegah terlewatinya faktor risiko yang relevan adalah dengan membuat identifikasi risiko sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari pemahaman entitas.Makin auditor mengetahui dan menghayati ke enam area pemahaman entitas, makin besar pula kemampuan auditor mengidentifikasi faktor risiko. Memahami entitas juga bermanfaat ketika auditor mengidentifikasi dan kemudian menanggapi scenario kemungkinan terjadinya kecurangan Management override selalu berpeluang terjadi. Dan jika terjadi, kecurangan ini disembunyikan, khususnya dari auditor.
Tiga Langkah Identifikasi RIsiko
Langkah 1 – Kumpulkan Informasi dasar tentang entitas
Langkah permulaan ialah pemperoleh pemahaman dasar atau mempunyai kerangka acuan untuk merancang prosedur penilaian risiko. Tanpa ini, akan sangat sulit, bahkan tidak mungkin, mengidentifikasi kesalahan dan kecurangan apa yang bisa terjadi dalam laporan keuangan.
Langkah 1, karena itu, adalah peroleh atau mutakhirkan informasi dasr relevan tentang entitas, tujuannya, budaya (perusahaan), operasi, pegawai/eksekutif kunci, struktur organisasi dan pengendalian intern.

Langkah 2 – Rancang, laksanakan, dan dokumentasikan prosedur penilaian risiko
·         Kegiatan / prosedur penilaian risiko (Bab 9) harus dilakukan agar :
a)      Sumber risiko salah saji yang material dapat diidentifikasi;
b)      Pemahaman yang tepat mengenai entitas, bisa diperoleh;
c)      Bukti-butki audit yang menjadi pendukung, bisa diperoleh.
·         Dengan pemahaman dasar tentang entitas yang diperoleh dalam langkah 1 diatas, rancang dan laksanakan prosedur penilaian risiko dan kegiatan terkait.
·         Lakukan pertemuan dengan anggota tim audit mengenai kerentanan laporan keuangan terhadap salah saji yang material.
·         Tanyakan kepada manajemen bagaimana mereka mengidentifikasi dan mengelola faktos risiko, khususnya , dan faktor risiko apa yang sudah mereka identifikasidan kelola. Juga Tanya manajemen apakah kesalahan atau kecurangan betul-betul terjadi (dalam tahun berjalan).
·         Dokumentasikan semua faktor risiko yang ddiidentifikasi.

Langkah 3 – Hubungan risiko yang diidentifikasi dengan area laporan keuangan
·         Untuk setiap faktor risiko (penyebab risiko) yang diidentifikasi, tentukan dampak (salah saji yang  spesifik seperti kesalahan atau kecurangan) yang bisa terjadi pada laporan keuangan. Ingat, satu faktor bisamengakibatkan sejumlah salah saji yang berbeda, yang mungkin berdampak terhadap lebih dari satu area laporan keuangan. (lihat Butir Pertimbangan dibawah untuk beberapa contoh).
·         Identifikasi saldo akun, jenis transaksi, dan disclosures yang material dalam laporan keuangan.
·         Hubungan atau petakan risiko yang diidentifikasi ke area tertentu dalam laporan keuangan disclosures, dan asersi yang dipengaruhi. Jika risiko yang diidentifikasi berdifat pervasive, hubungkan dengan laporan keuangan secara keseluruhan. Identifikasi dampak risiko menurut area dalam laporan keuangan; ini akan membantu penilaian risiko di tingkat asersi.
·         Identifikasi dampak rrisiko pervasif akan membantu penilaian risiko di tingkat laporan keuangan.


§  Mendokumentasikan Proses Identifikasi Risiko
Auditor harus menggunakan kearifan profesionalnya mengenai bagaimana ia mendokumentasikan proses identifikasi risiko.
Mengikuti ketiga langkah itu, dokumentasinya terdiri atas; informasi mengenai entitas, prosedur penilaian risiko, dan menghubungkan risiko yang diidentifikasi dengan kemungkinan kesalahan dan kecurangan dalam laporan keuangan.
Mendokumentasikan Proses Identifikasi Risiko
Informasi mengenai entitas
Dokumentasikan informasi yang diperoleh dibawah judul yang tepat seperti tujuan entitas, factor eksternal, sifat entitas, dan seterusnya. Dokumentasinya bisa berbeda untuk setia klien, mulai yang sederhana sampai yang kompleks. Dokumentasi ini bisa berisi:
·         Informasi yang disiapkan klien, seperti rencana dan analisis bisnis;
·         Data eksternal, seperti laporan industry, komunikasi staf intern, kebijakan dan prosedur entitas.
·         Korespondensi yang relevan, seperti dengan kantor lain ( hokum, regulator, dan lain-lain), dan dalam berbagai bentuk (emails, laporan konsultan,memo);
·         Daftar penguji (checklists) lazim dibuat KAP.

Prosedur penilaian risiko
Dokumentasikan rincian prosedur penilaian yang dilaksanakan . ini bisa meliputi :
·         Diskusi di antara anggota audit tentang kerentanan laporan keuangan entitas terhadap salah saji yang material karena kesalahan maupun kecurangan;
·         Unsure-unsur kunci dalam memahami entitas, termasuk: aspek-aspek mengenai entitas dan lingkungannya yang dibahas di atas; masing-masing dari kelima komponen pengendalian intern ( lihat  bab 6 ); dan sumber informasi mengenai hal di atas;
·         Risiko salah saji material di tingakt laporan keuangan dan di tingkat asersi, yang diidentifikasi maupun yang dinilai.

Menghubungkan risiko dengan kemungkinan salah saji dalam laporan keuangan
Dokumentasikan saldo akun, jenis transaksi, dan disclosures yang material dalam laporan keuangan dan kemudian, untuk setiap sumber risiko yang diiddentifikasi, beri tanda apakah sifatnya :
·         Pervasive terhadap laporan keuangan secara keseluruhan; atau
·         Terbatas pada area, disclosures, dan asersi tertentu dalam laporan keuangan.




B.     PENILAIAN RISIKO BAWAAN
ISA 240.25
Sesuai dengan ISA 315, auditor wajib mengidentifikasi dan menilai risiko salah saji material karena kecurangan pada tingkat laporan keuangan, dan pada tingkat asersi untuk jenis transaksi, saldo akun, dan pengungkapan.
ISA 240.27
Auditor wajib memperlakukan risiko yang dinilai mengenai salah saji material karena kecurangan sebagai risiko yang signifikan dan karenanya, jika belum dilakukan, auditor wajib memperoleh pemahaman mengenai pengendalian entitas yang terkait, termasuk kegiatan pengendalian, yang berkenaan dengan risiko tersebut.
Tinjauan Umum
Penilaian atas risiko yang diidentifikasi mempertimbangkan dua atribut mengenai risiko, yaitu :
·         Berapa besarnya peluang terjadinya salah saji (dalam laporan keuangan) akibat risiko tersebut?
·         Berapa besar dampak moneternya jika risiko itu menjadi kenyataan?
Peluang Terjadinya Salah Saji
Berapa probabilitas risiko itu terjadi?Auditor dapat mengevaluasi probabilitas ini dengan sederhana, yakni apakah probabilitasnya tinggi, sedang atau renah.
Besaran (Dampak Moneter) jika Risiko Terjadi
Jika risiko itu memang terjadi, berapa bsar dampak moneternya?Pendapat mengenai hal ini harus dinilai terhadap suatu jumlah tertentu sebagai acuan.Jika tidak, orang yang berbeda (dengan angka materialitas yang berbeda dalam benaknya) bisa berkesimpulan yang berbeda.Untuk tujuan audit, angka yang ditetapkan berhubungan dengan apa yang merupakan salah saji material dalam laporan keuangan secara menyeluruh. Penilaian ini dievaluasi secara sederhana sebagai tinggi, sedang atau rendah.

Penilaian Risiko oleh Entitas
Dalam entitas yang lebih kecil, proses penilaian risiko bersifat informal dan tidak terstruktur.Risiko dalam entitas yang lebih kecil seringkali diakui secara implisit dan bukan eksplisit.Manajemen mungkin saja menyadari risiko yang berhubungan dengan pelaporan keuangan melalui keterlibatan langsung pegawai dan pihak-pihak luar.Oleha karena itu, auditor harus menanyakan kepada manajemen mengenai bagaimana manajemen mengidentifikasi dan mengelola risiko.Pertanyaan selanjutnya, risiko apa saja yang benar-benar diidentifikasi dan dikelola oleh manajemen. Auditor kemudian mendokumentasikan proses ini beserta hasilnya.
Mendokumentasikan Risiko yang Dinilai
Penilaian risiko salah saji material dilakukan pada dua tingkat, yakni ditingkat laporan keuangan dan ditingkat asersi untuk jenis transaksi, saldo akun, dan disclosures.

C.    RISIKO SIGNIFIKAN
ISA 240.26
Ketika mengidentifikasi dan menilai risiko salah saji material karena kecurangan, auditor wajib, berdsarkan dugaan adanya risiko kecurangan dalam pengakuan pendapatan, mengevaluasi jenis pendapatan, transaksi pendapatan atau asersi apa saja yang menimbulkan risiko tersebut. Alinea 47 memerinci dokumentasi yang diperlukan jika auditor menyimpulkan dugaan itu tidak beralasan dan karenanya ia tidak mengidentifkasi pengakuan pendapatan sebagai risiko salah saji material karena kecurangan.
ISA 315.4
Untuk tujuan ISAs, Isitilah berikut mempunyai makna seperti dijelaskan di bawah.
(e) Signifikan Risk (Risiko signifikan)__Risiko salah saji material yang diidentifikasi dan dinilai yang menurut pendapat auditor, memerlukan pertimbangan khusus.


Contoh-contoh risiko signifikan
Tabel
Sumber Risiko
Contoh  Risiko Signifikan
Kegiatan berisiko tinggi
Peristiwa/operasi di mana salah saji material mudah terjadi: (1) Toko perhiasan dengan banyak persediaan emas dan logam mulia; (2) Sistem akuntansi baru, rumit, dengan pengolahan data electronis, mulai dikenalkan perusahaan.
Transaksi nonrutin (ukuran dan sifat)
Transaksi hubungan istimewa di luar jalur bisnis yang normal. Trsansksinya tidak sering terjadi, tapi nilai transaksi besar. Sebagai contoh adalah sebagai berikut :
·         Transaksi rutin dalam volume yang sangat besar dengan pihak terkait
·         Penjualan besar (kontrak besar) dibandingkan dengan seluruh penjualan entitas.
·         Jual/beli aset utama (misalnya pabrik penghasil produk terpenting) atau segmen bisnis penting.
·         Penjualan bisnis kepada pihak ketiga
·         Transaksi rutin yang tidak kompleks dengan pemrosesan sistematis tidak merupakan transaksi berisiko signifikan.
Perlu judgment, ada intervensi manajemen dan rutinitas/kebosanan.
Contoh-contoh adalah sebagai berikut :
·         Asumsi dan kalkulasi yang digunakan manajemen dalam membuat estimasi penting.
·         Kalkulasi atau prinsip akuntansi yang kompleks
·         Pengakuan pendapatan dan multi tafsir.
·         Pengumpulan dan pengolahan data secara manual
·         Intervensi manajemen diperlukan untuk menentukan perlakuan akuntansi yang digunakan
Potensi kecurangan
Risiko tidak mendeteksi salah saji material karena kecurangan (dilakukan dengan sengaja dan ditutup-tutupi) lebih tinggi dari risiko tidak mendeteksi salah saji material karena kesalahan.
Dalam mengevaluasi apakah risiko signifikan bisa terjadi dari faktor risiko kecurangan yang diidentifikasi serta scenario kecurangan yang diidentifikasi dalam diskusi tim audit. Pertimbangkan hal-hal berikut:
·         Keterampilan melakukan kecurangan dari calon pelaku
·         Jumlah rata-rata yang dimanipulasi.




Mengidentifikasi Risiko Signifikan
Jika risiko salah saji sudah diidentfikasi dan dinilai, yang diperlukan ialah menelaah temuan dan kemudian memilih (berdasarkan kearifan professional) risiko-risiko yang memang signifikan.
Menanggapi Risiko Signifikan
Ketika risiko digolongkan signifikan, auditor harus memberikan tanggapan.Tanggapan auditor, berupa langkah audit, terhadap risiko signifikan.
1.      Evaluasi pengendalian internal
Apakah manajemen merancang dan mengimplementasi pengendalian internyang menangkal risiko signifikan?Lihat eksistensi pengendalian langsung seperti kegiatan pengendalian dan pengendalian tidak langsung seperti pengendalian pervasive yang dapat dimasukkan dalam pengendalian lingkungan, penilaian risiko, sistem informasi, dan unsur pemantauan.
2.      Tanggapan audit terhadap risiko signifikan
Apakah prosedur audit selanjutnya (yang direncanakan) secara spesifik menanggapi risiko signifikan? Prosedur ini dirancang untuk memperoleh bukti audit dengan keandalan tinggi, dan dapat terdiri atas uji pengendalian.
3.      Bukti yang diperoleh tahun lalu
Dalam hal auditor merencanakan menguji efektifnya operasi (untuk pengendalian yang menangkal risiko signifikan, auditor tidak dapat mengandalkan bukti audit yang diperoleh tahun lalu mengenai efektifnya pengendalian intern.
4.      Prosedur analitikal substantif saja, tidak cukup
Penggunaan prosedur analitikal substantive saja, tidaklah cukup untuk menanggapi risiko signifikan.jika pendekatan terhadap risiko signifikan terdiri atas prosedur abstantif saja, prosedur audit dapat berupa :
·         ujia rincian saja, atau
·         kombinasi uji rincian dan prosedur analitikal substantif.

Mendokumentasikan Risiko Signifikan
Auditor mendokumentasikan risiko signifikan yang diidentifikasikannya dan tanggapan audit yang akan dilakukannya. Jika semua risiko didokumentasikan di satu tempat, pendokumentasian risiko signifikan sekadar perluasan dari informasi yang sudah didokumentasikan.

BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Tiga langkah yang dilakukan dalam mengidentifkasi risiko :
1.      Kumpulkan informasi dasar tentang entitas
2.      Rancang, laksanakan, dan dokumentasikan prosedur penilaian risiko
3.      Hubungkan risiko yang diidentifikasi dengan area dalam laporan keuangan
Penilaian atas risiko yang diidentifikasi mempertimbangkan dua atribut mengenai risiko, yaitu :
·         Berapa besarnya peluang terjadinya salah saji (dalam laporan keuangan) akibat risiko tersebut?
·         Berapa besar dampak moneternya jika risiko itu menjadi kenyataan?
Langkah auditor terhadap risiko signifikan :
1.      Evaluasi pengendalian internal
2.      Tanggapan audit terhadap risiko signifikan
3.      Bukti yang diperoleh tahun lalu
4.      Prosedur Analitikal substantif saja, tidak cukup.
B.     Saran
Jika manajemen gagal mengidentifikasi risiko-risiko utama, auditor sebaiknya mempertimbangkan apakah ada kelemahan yang signifikan dalam proses penilaian risiko. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar