PENDAHULUAN
Pada saat ini kondisi perekonomian di Indonesia sudah sangat meningkat. Hal ini dapat dilihat dengan banyak berdirinya perusahaan – perusahaan yang bergerak dibidang yang sama, sehingga menjadi pesaing di pasar bebas yang cukup ketat. Dengan dilihatnya kondisi seperti ini perusahaan pun dituntut untuk melakukan perubahan pemasaran demi kelangsungan hidup perusahaan.
Untuk dapat bersaing dengan perusahaan lain, perusahaan juga diminta untuk lebih kreatif agar bisa tetap bertahan di pasar yang cukup ketat ini dan meningkatkan penjualan produknya. Beberapa strategi penjualan untuk memperluas pemasaran terhadap konsumen yang begitu banyak dapat digunakan beberapa strategi penjualan yaitu dengan cara penjualan angsuran ( credit ) , penjualan tunai ( cash ) dan penjualan konsiyansi.
Penjualankonsinyasi dilakukan oleh perusahaan sebagai suatu cara untuk lebih memperluas pasaran produknya terutama untuk produk baru atau produk yang penjualannya tidak menguntungkan. Hal ini memungkinkan agen penjualan menanggung resiko minimal terhadap barang yang dijualnya. Sistem penjualan konsinyasiini dapat dipakai untuk penjualan semua jenis produk.
Sistem konsinyasi atau menitipkan barang atau jasa untuk dijual dan pembayarannya oleh si penjual setelah periode tertentu (misal satu bulan). Metode konsinyasi ini sering dilakukan oleh pedagang grosir maupun retail barang dagangan, serta agen-agen atau biro jasa untuk penjualan tiket. Sistem konsinyasi bermodal kepercayaan yang tinggi antara penitip barang (consignor) dengan penjual konsinyasi (consignee) atau komisioner oleh karena itu diperlukan system akuntansi pencatatan yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan.
Konsinyasi
Menurut sugito (2001 : 66) pengertian penjualan konsinyasi adalah pengiriman atau penitipan barang dari pemilik kepada pihak lain yang bertindak sebagai agen penjualan. Menurut drebin (1998 : 158), penjualan konsinyasi adalah penyerahan fisik barang-barang oleh pihak pemilik kepada pihak lain yang bertindak sebagai agen penjual, secara hokum akan dinyatakan hak atas barang-barang ini tetap berada ditangan pemilik sampai barang-barang ini dijual oleh pihak agen penjual.
Jadi, konsinyasi (consignment) adalah suatu perjanjian dimana salah satu pihak yang memiliki barang menyerahkan sejumlah barangnya kepada pihak tertentu untuk dijualkan dengan memberikan komisi tertentu.
Pihak-pihak yang terlibat dalam konsinyasi adalah:
1. Pengamanat (consignor) adalah pihak yang menitipkan barang atau pemilik barang. Pengamanat akan tetap mencatat barang yang dititipkannya sebagai persediaan selama barang yang dititipkan belum terjual atau menunggu laporan dari komosioner.
2. Komisioner (consignee) adalah pihak yang menerima titipan barang.
baik pengamanat (consignor) maupun komisioner (consignee) mendapat keuntungan dengan adanya konsinyasi ini. Bagi pengamanat (consignor) melalui konsinyasi secara tidak langsung dapat dijadikan sebagai sarana promosi produknya dan menaikkan omzet penjualan serta memperluas daerah pemasaran. Bagi komisioner (consignee) akan mendapat komisi bila berhasil menjualkan barang konsinyasi. Selain itu komisioner (consignee) tidak perlu menambah modal kerja untuk membeli persediaan barang dagangan dan tidak menanggung risiko kerugian bila barang yang dititipkan tidak laku karena dapat dikembalikan kepada pengamanat (consignor).
Terdapat 4 hal yang merupakan ciri dari transaksi konsinyasi yaitu :
1. barang konsinyasi harus dilaporkan sebagai persediaan oleh konsinyor, karena hak untuk barang masih berada pada konsinyor.
2. pengiriman barang konsinyasi tidak menimbulkan pendapatan bagi konsinyor dan sebaliknya.
3. pihak konsinyor bertanggungjawab terhadap semua biaya yang berhubungan dengan barang konsinyasi kecuali ditentukan lain.
4. komisioner dalam batas kemampuannya berkewajiban untuk menjaga keamanan dan keselamatan barang-barang komisi yang diterimanya.
Pada pelaksanaan penjualan konsinyasi sebaiknya kontrak perjanjian antara pengamanat dan komisioner harus dibuat terlebih dahulu. Isi perjanjian biasanya terdiri dari beban-beban yang dikeluarkan oleh komisioner yang ditanggung oleh pengamanat, kebijaksanaan harga jual dan syarat kredit, komisi bagi komisioner dan laporan pertanggungjawaban oleh komisoner kepada pengamanat (account sale) yang dilakukan secara berkala atas barang-barang yang sudah terjual dan pengiriman uang hasil penjualan tersebut.
Beberapa alasan bagi pengamanat dan komisioner untuk mengadakan penjualan kosinyasi sebagai berikut :
1. Merupakan salah satu cara yang paling efektif untuk memperluas daerah pemasaran terutama untuk barang-barang yang :
· Merupakan produk baru yang permintaan akan barang tersebut masih belum dapat diprediksi.
· Membuka devisi penjualan disuatu daerah investasinya sangat mahal investasinya.
· Penjualan melalui dealer tidak menguntungkan pada tahun-tahun yang lalu.
· Barang tersebut mahal harganya sehingga dealer memerlukan investasi yang besar bila membelinya, dan
· Fluktuasi harga barang tersebut sangat besar sehingga dealer tidak mau membelinya.
2. Barang konsinyasi tidak ikut disita apabila terjadi kebangkrutan pada pihak komisioner sehingga risiko kerugian dapat ditekan.
3. Harga barang yang bersangkutan tetap dapat dikontrol oleh pengamanat, hal ini disebabkan kepemilikan atas barang tersebut masih ditangan pengamanat, sehingga harga masih dapat dijangkau oleh konsumen. Pengawasan harga ini akan sulit jika menggunakan sistem penjualan melalui dealer yang kepemilikan barangnya sudah ditangan dealer itu sendiri.
4. Jumlah barang yang dijual dan persediaan barang yang ada digudang mudah dikontrol sehingga risiko kekurangan atau kelebihan barang dapat ditekan dan memudahkan untuk rencana produksi.
Sedangkan alasan bagi komisioner untuk bersedia menerima titipan barang konsinyasi adalah sebagai berikut :
1. Komisioner tidak dibebani risiko menanggung rugi bila gagal dalam penjualan barang-barang konsinyasi.
2. Komisioner tidak mengeluarkan biaya operasi penjualan konsinyasi karena semua biaya akan diganti/ditanggung oleh pengamanat
3. Apabila terdapat barang konsinyas yang rusak dan terjadi fluktuasi harga, maka hal tersebut bukan tanggungan komisioner (hal ini sangat penting terutama bila barang konsinyasi tersebut berupa buah-buahan, atau produk pertanian lainnya.
4. Kebutuhan modal kerja dapat dikurangi sebab komisioner hanya berfungsi sebagai penerima dan penjual barang konsinyasi untuk pengamanat.
5. Komisioner berhak mendapatkan komisi dari hasil penjualan barang konsinyasi.
dalam pembahasan penjualan konsinyasi ini, terdapat beberapa isitilah yang berkaitan dengan penjualan konsinyasi yaitu :
· Pengamanat (consignor), yaitu pihak yang memiliki barang yang dititipkan kepada pihak lain untuk dijual.
· Komisioner (consignee), yaitu pihak yang menerima titipan barang dari pengamanat untuk dijual.
· Konsinyasi keluar (consignment-out), yaitu rekening yang digunakan oleh pengamanat untuk mencatat transaksi-transaksi yang berhubungan dengan barang-barang yang dititipkan kepada komisioner.
· Konsinyasi masuk ((consignment-in), yaitu rekening yang digunakan oleh komisioner untuk mencatat transaksi-transaksi yang berhubungan dengan barang-barang milik pengamanat yang dititipkan kepadanya.
Hak & kewajiban konsinyi
Hak konsinyi :
1. Berhak memperoleh penggantian biaya dan imbalan penjualan
2. Berhak menawarkan garansi atas barang tersebut
Kewajiban konsinyi :
1. Harus melindungi barang konsinyasi
2. Harus menjual barang konsinyasi
3. Harus memisahkan secara fisik barang konsinyasi dengan barang dagangan lainnya
4. Mengirimkan laporan berkala mengenai kemajuan penjualan barang konsinyasi
Akuntansi untuk konsinyasi ‘
AKUNTANSI UNTUK TRANSAKSI KONSINYASI
Faktor-faktor yang membedakan konsinyasi dari penjualn biasa harus ditetapkan dalam mencatat penyerahan barangkonsinyasi dan trasaksinya yang timbul kemudian. Prosedur akutansi yang biasanya diikuti oleh pihak consignor tergantung pada apakah :
• Transaksi konsinyasi harus diikhtisarkan terpisah dan laba atas masing-masing konsinyasi harus dihitung terpisah dari laba atas penjualan biasa, ataukah • transaksi konsinyasi harus disatukan dengan transaksi lain pihak consignee, tanpa pemisahan antara laba atas penjualan konsinyasi dan laba atas penjualan biasa.
1. Akuntansi oleh Pengamanat (Consignor)
Pada dasarnya akuntansi consignor dapat dibedakan menjadi 2, yaitu metode terpisah dan metode tidak terpisah.
Metode laba- rugi dari kegiatan usaha biasa. Oleh karena itu pendapatan dan biaya dari kegiatan konsinyasi kegiata debet-kreditnya rekening “Barangkonsinyasi”. laba- rugi dari kegiatan usaha biasa. Oleh karena itu pendapatan dan biaya dari kegiatan terpisah akan memisahkan antara kegiatan i
METODE TERPISAH METODE TAK TERPISAH
Barang konsinyasi –Debet bila terkait
dengan dengan biaya-biaya.
Barang konsinyasi –Kredit bila terkait dengan pendapatan
Pencatatan pihak consignor dengan metode terpisah meliputi transaksi sbb:
a. Pengiriman brg konsinyasi : Jurnal:
Barang konsinyasi XXX
Persediaan XXX
b) Pembayaran biaya angkut, Jurnal:
Barang Konsinyasi XXX
Kas xxx
Pada dasarnya biaya-biaya metode terpisah dicata sebagai debet brtg konsinyasi
c) Menerima laporan Pertanggungjawaban dari komisioner, jurnya:
Piutang komisioner XXX
Barang Konsinyasi XXX
Barang Konsinyasi XXX
d. Menerima pembayaran dari komisioner, jurnalnya:
Kas XXX
Piutang Komisioner XXX
|
Pencatatan pihak consignor dengan metode tak terpisah meliputi transaksi sbb:
a. Pengriman brg jurnalnya tidak dicatat
---------------------------------------
b. Prembayaran biaya angkut, jurna:
Biaya transport XXX
Kas XXX
c. Menerima lap. Pertanggungjawaban dari komisioner, Jurnal:
Piutang Komisioner XXX
Biaya XXX
Penjualan XXX
4. Menerima pembayaran dari komisioner, jurnal:
Kas XXX
Piutang Komisioner XXX
|
Soal :
Pada awal tahun 2003 PT PHIA mengadakan perjanjian konsinyasi dengan Toko KIU, dengan isi perjanjian sebagai berikut:
PT Phia akan menitipkan barang kepada Toko KIU.
PT KIU mendapat komiisi sebesar 20% dari hasil penjualan
Semua biaya ditanggung oleh PT. PIA.
Toko KIU harus membuat pertanggungjawaban secara bulanan.
Transak terjadi antara PT. PHIA dan Toko KIU terkait dengan perjanjian tertsebut adalah sebagai berikut:
1. PT. PHIA mengirim 100 unit barang yang dalam keadaan baik ke toko KIU. Harga pokok barang tersebut @ Rp30.000. Sedangkan harga jual ditentukan @Rp50.000,-
2. PT PHIA membayar biaya angkut sebesar Rp50.000,-.
3. Toko KIU menerima kiriman barang dari PT PHIA dan membayar baiay perakitan sebesar Rp20.000
4. Toko KIU berhasil menjual seluruh barang dagangan secara tunai.
5. Toko KIU mengirimkan laporan atas hasil penjualan ke PT PHIA.
6. Toko KIU mengirimkan kas yang menjadi hak PT PHIA, yaitu:
Hasil penjualan: 100 X Rp50.000 = Rp 5.000.000
- Komisi 20% x 5000.000 = (Rp.1.000.000)
Biaya Perakitan 20.000 = (Rp 20.000)
Kas yang dikirim = Rp3.980.000
Buatlah jurnal untuk transaksi yang dicattat oleh pengamanat/consignor baik dengan metode terpisah maupun metode tak terpisah.
Penyelesaian: Pencatatan oleh pihak pengamanat (consignor)
Metode terpisah
|
METODE TIDAK TERPISAH
|
1. Pengiriman brg konsinyasi, Jurnal:
|
1. Pengiriman brg konsinyasi, Jurnal
|
Barang Konsinyasi 3.000.000 -----------
|
Tidak ada dicatata (jurnal )
|
Persediaan -------- 3.000.000
| |
2. Pembayaran biaya angkut
|
2. Pembayaran biaya angkut, jurnal:
|
Barang Konsinyasi 50.000 -------
|
Biaya Transport 50.000 -------
|
Kas ------ 50.000
|
Kas ------ 50.000
|
Transaksi 3 dan 4 tak dicatat oleh PT PHIA
|
Transaksi 3 dan 4 tak dicatat oleh PT PHIA
|
5. Menerima laporan dari komisioner, jurnal:
|
5. Menerima laporan dari komisioner, jurnal:
|
Piutang Komisioner 3.980.000 ------
|
Piutang komisioner 3.980.000 ------
|
Barang Konsinyasi 1.020.000 ------
|
Biaya 1.020.000 ------
|
Barang Konsinyasi -------- 5.000.000
|
Penjualan ------ 5.000.000
|
6. Menerima pembayaran dari komisioner, jurnal:
|
6. Menerima pembayaran dari komisioner, jurnal
|
Kas 3.980.000 --------
|
Kas 3.980.000 --------
|
Piutang Komisioner ------- 3.980.000
|
Piutang Komisioner 3.980.000
|
1. Akuntansi Komisioner (consignee)
Pada dasarnya akuntansi consignee juga daapt dibedakan menajadi 2, yaitu metode terpisah dan metode tidak terpisah. Sisitem pencatatan keduanya adalah sebagai berikut:
METODE TERPISAH METODE TAK TERPISAH
Pencatatan di pihak consignor dengan metode terpisah meliputi transaksi sbb:
1. Pembayaran Biaya angkut/perakitan, jurnal
Barang komisi XXX
Kas XXX
2) Menjual barang komisi,, Jurnal:
Kas XXX
Barang komisi XXX
3) Mengirim lapaoran ertanggungjawaban kepada pengamanat (consignor), jurnalya:
Barang Komisi XXX
Utang Pengamanat XXX
4). Mengirim pembayaran kepada pengamanat (consignor) , jurnalnya:
Utang pengamnat XXX
Kas XXX
|
1. Pembayaran Biaya angkut/perakitan, jurnal:
Utang Pengamanat XXX
Kas XXX
2) Menjual barang komisi,, Jurnal:
Kas XXX
Penjualan XXX
Laporan pertanggungjawaban pada jurnal 3, tidak dicatat.
4). Mengirim pembayaran kepada pengamanat (consignor) , jurnalnya:
Utang pengamnat XXX
Kas XXX
|
Soal :
Pada awal tahun 2003 PT PHIA mengadakan perjanjian konsinyasi dengan Toko KIU, dengan isi perjanjian sebagai berikut:
PT Phia akan menitipkan baarng kepada Toko KIU.
PT isi sebesar 20% dari hasil penjualan
Semua biaya ditanggung oleh PT. PIA.
Toko KIU harus membuat pertanggungjawaban secara bulanan.
Transak terjadi antara PT. PHIA dan Toko KIU terkait dengan perjanjian tertsebut adalah sebagai berikut:
1. PT. PHIA mengirim 100 unit barang yang dalam keadaan baik ke toko KIU. Harga pokok barang tersebut @ Rp30.000. Sedangkan harga jual ditentukan @Rp50.000,-
2. PT PHIA membayar biaya angkut sebesar Rp50.000,-.
3. Toko KIU menerima kiriman barang dari PT PHIA dan membayar baiay perakitan sebesar Rp20.000
4. Toko KIU berhasil menjual seluruh barang dagangan secara tunai.
5. Toko KIU mengirimkan laporan atas hasil penjualan ke PT PHIA.
6. Toko KIU mengirimkan kas yang menjadi hak PT PHIA, yaitu:
Hasil penjualan: 100 X Rp50.000 = Rp 5.000.000
- Komisi 20% x 5000.000 = (Rp.1.000.000)
Biaya Perakitan 20.000 = (Rp 20.000)
Kas yang dikirim = Rp3.980.000
Buatlah jurnal untuk transaksi yang dicattat oleh pengamanat/consignor baik dengan metode terpisah maupun metode tak terpisah.
Penyelesaian Soal
METODE TERPISAH METODE TAK TERPISAH
Pencatatan di pihak consignor dengan metode terpisah meliputi transaksi sbb:
Transaksi 1 dan 2 tidak dicatat oleh toko KIU
3) Pembayaran biaya perakitan, Jurnal:
Barang Komisi 20.000
Kas 20.000
4) Mejual barang komisi (consignor), jurnalya:
Kas 5.000.000
Barang Komisis 5.000.000
5) Mengirim laporan pertanggungjawaban gamanat (consignor), jurnalnya:
Barang komisi 3.980.000
Utang pengamanat 3980.000
6). Mengirim pembayaran kepada pengamanat (consignor) , jurnalnya:
Utang pengamnat 3.980.000
Kas 3.980.000
|
Pencatatan di pihak consignor dengan metode terpisah meliputi transaksi sbb:
Transaksi 1 dan 2 tidak dicatat oleh toko KIU
3. Pembayaran biaya perakitan, Jurnal:
Utang Pengamanat 20.000
Kas 20.000
4) Menjual barang komisi,, Jurnal:
Kas 5.000.000
Penjualan 5.000.000
Harga pokok 4.000.000
Utang Pengamanat 4.000.000
5) Tidak dicatat
6). Mengirim pembayaran kepada pengamanat (consignor) , jurnalnya:
Utang pengamnat 3.980.000
Kas 3.980.000
|
AKUNTANSI KONSINYASI PENGAMANAT
PT ArIs Triyono memproduksi pakaian jadi menitipkan produknya ke toko funy transaksi selama tahun 1995 sbb:
1 Januari 1995 mengirim 2.000 unit pakaian olah raga dengan harga poko @10.000 dan diberi harga eceran @rp16.000 ongkos kirim seluruhnya rp500.000
Biaya promosi, penjualan dan peyimpanan yang telah dikeluarkan oleh funy yang berhubungan dengan barangkonsinyasi tsb rp700.000
Komisi penjualan sebesar 20% dan semua biaya yang berhubungan dengan barang titipan tsb ditanggung oleh pengamanat(pt arfi)
Pada akhir tahun 1995, toko feny melaporkan bahwa semaua pakaian tsb arhasil dijual dan bersamaan dengan itu dikirmkan uang sejumlah rp18.000 kepada pt arfi.
JURNAL PT ARIS TRIYONO DENGAN METODE TERPISAH
JURNAL PT ARIS TRIYONO DENGAN METODE TERPISAH
1
|
KONS KELUAR- PENJUALAN
|
20.000.000
|
PERSEDIAAN BARANG
|
20.000.000
| |
2
|
KONS KELAUR -ANGKOS ANGKUT
|
500.000
|
KAS
|
500.000
| |
3
|
KAS
|
18.000.000
|
KONSINYASI KELUAR
|
18,000,000
| |
4
|
PIUTANG TOKO FUNY
|
6.900.000
|
KONS KELUAR- BIAYA PROMOSI
|
700.000
| |
KONSINYASI KELUAR BIAYA KOMISI
|
6.400.000
| |
14.000.000
| ||
MENUTUP REKENING
| ||
KONS. KELUAR-PENJUALAN
|
32.000.000
| |
KONS KELUAR- ANGKOS KIRIM
|
500.000
| |
KONS KELUAR-BIAYA
PROMOSI
|
700.000
| |
KONS KELUAR-BIAYA KOMISI
|
6.400.000
| |
KONS KELUAR- KIRIM BARNG
|
20.000.000
| |
LABA KONSINYASI
|
4.400.000
| |
LABA KONSINYASI
|
4.400.000
| |
RUGI LABA
|
4.400.000
|
Buku Besar Pengamanat
Konsinyasi keluar Toko ARIS TRIYONO
Debit
|
Kredit
|
Saldo
| |
1. Pengirman brgkonsinyasi
2. Membayar ongkos kirim
3. Biaya2 yg dikeluarkan komisioner:
- Biaya promosi
- Biaya Komisi
4. Penjualan 2000 unit brg dagang oleh komisioner
|
20. juta
0,5 juta
0,7 juta
6,4 juta
|
-
32 juta
|
20 juta
20,5 juta
21,2 juta
27,6 juta
4.4 juta
|
Barang Titipan Konsinyasi) Yang Belum Terjual
CONTOH.
PT Arinta Co. Mengirimkan 10 Buah Tv Berwarna Kepada Toko Frista. Di Semarang Dengan Harga Pokok @Rp400.000,- Dan Harag Jual Rp750.000. Komisi Penjualan Ditetapkan Sebesar 20% Dan Semua Biaya Yang Dikeluarkan Oleh Komisioner Menjadi Tanggungan Pengamanat
Biaya Angkut Dan Biaya Asuransi Yang Dikeluarkan Oleh Pt Arinta Company Masing-Masing Sebesar Rp100.000 Dan Rp50.000,-
Pada Akhir Periode Toko Frista Melaporkan Info Sebagai Berikut:
A. TV Yang Telah Dijual Sebanyak 4 Buah
B. Biaya Promosi Penjualan Rp20.000
C. Biaya Pemandangan Pada Konsumen Rp10.000
D. Komisi Penjualan Rp600.000
E. Uang Yang Disetor Ke Pengamanat Rp2.370.000
Berdasarkan Soal Di Atas, Maka Pengamanat Akan Mengadakan Pencatat Dan Perhitungan Sebagai Berikut: Daftar Alokasi Biaya
10 buah
|
4 buah
|
6 buah
| |
Harga Pokok Penjualan
|
4.000.000
|
1.600.000
|
2.400.000
|
Biaya Oleh Pengamanat:
| |||
Ongkos Angkut
|
100.000
|
40.000
|
60.000
|
Biaya Asuransi
|
50.000
|
20.000
|
30.000
|
Biaya Yang Dikeluarkan Komisioner
| |||
Biaya Promosi
|
20.000
|
8.000
|
12.000
|
Biaya Pasang
|
10.000
|
10.000
| |
Biaya Komisi
|
600.000
|
600.000
| |
4.780.000
|
2.278000
|
2.502.000
|
Metode Laba Terpisah
1
|
Kk- Pengiriman Barang
|
4.000.000
| |
Persediaan Barang
|
4.000.000
| ||
2
|
Kk – Ongkos Angkut
|
100.000
| |
Kk – Biaya Asuransi
|
50.000.
| ||
Kas
|
150.000
| ||
3
|
Kas
|
2.370.000
| |
K K. Biaya Promosi
|
20.000
| ||
Kk - Baiay Pemasangan
|
10.000
| ||
Kk Biaya Komisi
|
600.000
| ||
Kk – Biaya Penjualan
|
3.000.000
| ||
4
|
Kk Biaya Yang Ditangguhkan
|
102.000
| |
Kk – Ongkos Angkut
|
60.000
| ||
Kk – Biaya Asuransi
|
30.000
| ||
Kk – Biaya Promosi
|
12.000
| ||
5
|
A. Kk – Penjualan
|
3.000.000
| |
Kk – Kirim Barang
|
1.600.000
| ||
Kk - Ongkos Angkut
|
40.000
| ||
Kk – Biaya Asuransi
|
20.000
| ||
Kk – Biaya Promosi
|
8.000
| ||
Kk – Biaya Pasang
|
10.000
| ||
Kk – Biaya Komisi
|
600.000
| ||
Laba Konsinyasi
|
722.000
| ||
B. Laba Komsinyasi
|
722.000
| ||
Rugi Laba
|
722.000
|
Hartanto, hadori yunus. 1981. Akuntansi keuangan lanjutan, edisi i, cetakan pertama. Yogyakarta: bpfe
Tidak ada komentar:
Posting Komentar