Jumat, 10 Januari 2014

Materialitas Dan Risiko Audit Dan Prosedur Penilaian Risiko



MATERIALITAS DAN RISIKO AUDIT
Tinjauan Umum
Materialitas mengukur apa saja yang dianggap signifikan oleh pemakai laporan keuangan dalam membyat keputusan ekonomis. Konsep materialitas mengakui bahwa hal-hal tertentu, terpisah atau tergabung, penting untuk pembuat keputusan ekonomis berdasarkan laporan keuangan tersebut. contoh keputusan ekonomis : menanam modal dalam entitas ini, berinteraksi bisnis dengannya, meminjamkan uang kepadanya, dan lain-lain.

Pemakai Laporan Keuangan
Materialitas digunakan untuk membuat dan mengaudit laporan keuangan. materiaitas untuk laporan keuangan secara keseluruhan (overall materiality atau materialitas menyeluruh) sering kali dijelaskan, misalkan dalam kerangka aporan keuangan, seperti disajikan dalam tabel.
Dampak terhadap pengambilan keputusan ekonomis
Salah saji, termasuk kealpaan (omission), dianggap material jika terpisah atau tergabung, yang secara wajar dapat mempengaruhi keputusan ekonomis pemakai yang mendasarkan keputusannya pada laporan keuangan tersebut
Situasi yang ada
Pertimbangan (judgments) mengenai materialitas dibuat dengan memperhatikan situasi yang ada (surrounding circumstances), dan dipengaruhi oleh ukuran atau sifat salah saji atau keduanya (ukuran dan sifat salah saji)
Kebutuhan pemakai laporan secara umum
Judgments mengenai hal yang material bagi pemakai laporan keuangan didasarkan pada kebutuhan akan informasi umumdari pemakai laporan sebagai satu kelompok. Dampak salaj saji pada masing-masing pemakai, yang kebutuhannya bisa sagat bervariasi, tidak ikut diperhitungkan

Sifat salah saji
Salah saji atau misstatements bisa terjadi karena berbagai sebab, dan dapat dikeompokkan menurut:
·         Ukuran (size) – berapa besarnya salah saji dalam ukuran uang (monetary amount)
·         Sifat (nature) salah saji tersebut, ini merupakan ukuran kualitatif dari suaru salah saji; dan
·         Situasi di sekitar terjadinya salah saji tersebut (circumstances surrounding the occurence)
Salah saji yang lazim ditemukan antara lain:
·         Kesalahan (errors) dan kecurangan (fraud) dalam pembuatan laporan keuangan
·         Penyimpangan terhadap kerangka pelaporan keuangan yang digunakan (departures from the applicable financial reporting framework)
·         Kecurangan yang dilakukan karyawan atau manajemen
·         Kesalahan mamajemen (management error)
·         Pembuatan estimasi yang tidak akuratatau tidak tepat (inacurate or inappropriate estimates); atau
·         Penjelasan yang keliru, tidak tepat atau tidak lengkap mengenai kebijakan akuntansi atau hal lain dalam catatan atas laporan keuangan

Materialitas dan Risiko Audit
Risiko audit adalah kemungkinan auditor memberikan pendapat yang keliru (inappropriate audit opinion) atas laporan keuangan yang mengandung salah saji yang material.
Komponen risiko audit dan hubungan antara risiko saah saji yang material (risk of material misstatements-RMM) dan risiko tidak ditemukannya salah saji oleh auditor
Komponen risiko audit
RMM (risiko salah saji yang material)
RMM adalah risiko dimana laporan keuangan disalahsajikan secara material sebelum audit dimulai. Risiko-risiko ini diperhitungkan atau menjadi pertimbangan ditingkat laporan keuangan (financial statement level) dan pada tingkat asersi (asertion level). RMM merupakan kombinasi dari Risiko Bawaan atau Inherent Risk (IR) dan Risiko Pengendalian atau Contro Risk (CR), atau dirumuskan sebagai IR x CR = RMM
Detection risk
Detection Risk adalah risiko dimana auditor gagal mendeteksi suatu salah saji dalam asersi yang bisa berdampak material.
Detection risk tidak pernah diturunkan sampai ke angaka nol, karena adanya kendala bawaan (inherent limitations) dalam prosedur audit, masih diperukannya professional judgments (yang dibuat manusia secara alamiah bisa berbuat salah),dan sifat dari bukti yang diperiksa).

AR = RMM x DR
Risiko audit atau Audit Risk (AR)dapat dirumuskan sebagai berikut:

Materialitas dan Audit Risk terus diperhatikan sepanjang audit, dengan :
·         Mengidentifikasi dan menilai RMM
·         Menentukan sifat, waktu dan luasnya prosedur audit lanjutan
·         Menentukan revisi atas materialitas (overall materiality maupun performance materiality)
·         Mengevaluasi dampak salah saji  yang tidak dikoreksi (uncorrected misstatement)

Tingkat Materialitas
Empat konsep Materialitas
“Overall” materiality
Overall materiality didasarkan atas apa yang layaknya diharapkan berdampak terhadap keputusan yang dibuat laporan keuangan.
“Overall” performance materiality
Performance materiality ditetapkan lebih rendah dari Overall materiality. Performance materiality memungkinkan auditor menanggapi penilaian risiko tertentu (tanpa mengubah Overall materiality)
“Specific” materiality
Specific materiality untuk jenis transaksi , saldo akun atau disclosure tertentu dimana jumlah salah sajinya akan lebuh rendah dari Overall materiality
“Specific” performance materiality
Specific performance materiality ditetapkan lebih rendah dari Specific materiality. Hal ini memungkinkan auditor menanggapi penilaian tertentu, dan memperhitungkan kemungkinan adanya salah saji yang tidak terdeteksi dan salah saji yang tidak material, yang secara agregat dapat berjumlah materiality

Materialitas untuk Laporan keuangan secara menyeluruh
Materialitas untuk Laporan keuangan secara menyeluruh (overall materiality) didasarkan atas persepsi auditor mengenai kebutuhan informasi keuangan dari pemakai lapran keuangan. ini (umumnya dan seharusnya) ditetapkan sebesar angka materialitas yang digunakan pembuat laporan keuangan.
Sekai ditetapkan, angka overall materiality menjadi salah satu faktor yang pada akhirnya menjadi ukuran yang dipakai untuk menilai sukses atau gagalnya audit. Misalnya overall materiality ditetapkan sebesar Rp20juta. Jika sesudah melaksanakan prosedur audit:
·         Tidak ada salah saji yang ditemukan, sehingga auditor memberikan pendapat WTP (Wajar Tanpa Pengecualian)
·         Beberapa salah saji yang kecil-kecil (immaterial) ditemukan dan tidak dikoreksi- auditor memberikan pendapat WTP.
·         Salah sjai yang tidak dikoreksi melampaui angka materialitas (Rp20juta) ditemukan, dan menejemen tidak bersedia mengoreksinya- auditor memberikan pendapat WDP (wajar dengan pengecualian) atau pendapat TW (tidak wajar)
·         Ada salah saji yang tidak dikoreksi melampaui angka materialitas (Rp20juta) di dalam laporan keuangan tetapi tidak ditemukan auditor- auditor secara keiru memberikan pendapat WTP.
Performance Materiality
Performance Materiality memungkinkan auditor menangani risiko salah saji dalam jenis transaksi, saldo akun atau disclosures tanpa harus mengubah overall materiality. Performance Materiality memungkinkan auditor menetapkan angka materialitas berdasarkan overall materiality, tetapi lebih rendah dari overall materiality untuk mencerminkan detection risk (risiko tidak terdeteksinya salah saji) dan untuk mencerminkan penilaian risiko.
Menetapkan angka Performance Materiality yang tepat memastikan besar/luasnya pekerjaan audit untuk meningkatkan kemungkinan terungkapnya salah saji. Menetapkan angka Performance Materiality yang tepat memerlukan kearifan profesional (profesional judgment), dan bukan sekedar hitung-hitungan sederhana atau penerapan tabel-tabel. Dalam hal ini kearifan profesional memperhitungkan hal-hal dalam menangani risiko audit, seperti:
·         Memahami entitas dan hasil dari pelaksanaan prosedur risk assessment
·         Sifat dan luasnya salah saji yang terungkap dalam audit terdahulu
·         Ekspektasi mengenai salah saji dalam tahun berjalan

Specific Materiality
Ada beberapa situasi dimana salah saji yang lebih kecil dari angka materialitas untuk laporan keuangan secar a keseluruhan daoat diperkirakan secara layak. Akan mempengaruhi pengambilan keputusan oleh pemakai laporan keuangan.
Yang mempengaruhi keputusan
Contoh-contoh
Ketentuan perundang-undangan dan kerangka pelaporan keuangan
·         Disclosures yang sensitif seperti remunerasi manajemen dan tcwg
·         Related-party transaction (transaksi istimewa)
·         Ketidakpatuhan terhadap perjanjian pinjaman,perikatan lainnya, ketentuan perundangan, dan kewajiban pelaporan statuter atau yang ditetapkan regulator
·         Pengeluaan tertentu seperti illegal payments (suap, gratifikasi) atau biaya eksekutif
Pengungkapan utama dalam industri yang bersangkutan
·         Besarnya cadangan dan biaya eksplorasi dala perusahaan tambang
·         Besarnya biaya penelitian dan pengembangan dalam perusahaan farmasi
Pengungkapan peristiwa penting, perubahan penting dalam operasi
·         Bisnis yang baru diakusisi atau perluasan perusahaan
·         Kegiatan usaha yang diberikan
·         Peristiwa luar biasa atau contingencies (seperti tuntutan hukum)
·         Perkenalan produk atau jasa baru

Specific Performance Materiality
Specific Performance Materiality ditetapkan lebih rendah dari angka Specific materiality, untuk memastikan pekerjaan audit yang cukup, dilaksanakan untuk mengurangi ke tingkat rendah yang tepat, probabilitas salah saji yang tidak dikoreksi dan yang tidak terdeteksi melebihi Specific materiality.

Mendokumentasikan Materialitas
Karena angka materialitas ditentukan berdasarkan kearifan profesional, sangatlah penting faktor-faktor dan angka-angka yang digunakan dalam materialitas pada berbagai tingkat, didokumentasikan dengan baik. Dokumentasi ini terjadi selama:
·         Tahao perencanaan, ketika keputusan dibuat mengenai luasnya pekerjaan audit yang harus dilaksanakan
·         Audit, jika berdasarkan temuan audit, diperlukan revisi atas overall materiality atau performance materiality untuk jenis transaksi, saldo akun atau disclosures tertentu.




PROSEDUR PENILAIAN RISIKO
Tinjauan Umum
Tujuan prosedur penilaian risiko adalah mengidentifikasi dan menilai risiko salah saji yang material dalam laporan keuangan. Tujuan ini dapat dicapai melalui pemahaman mengenai entitas dan lingkungannya, termasuk pemahaman mengenai pengendalian intern dari entitas tersebut.
Bukti Audit
Prosedur penilaian risiko memberikan bukti audit untuk mendukung penilaian risiko pada tingkat laporan keuangan dan pada tingkat asersi. Namun, bukti itu saja tidak cukup. Bukti prosedur penilaian risiko harus dilengkapi dengan prosedur audit lanjutan yang merupakan tanggapan atas risiko yang diidentifikasi, seperi pengujian pengendalian dan/atau prosedur substantif.

Ketiga Prosedur Penilaian Risiko
ketiga prosedur penilaian risiko ini terdiri atas:
a.      Prosedur menanyakan kepada manajemen dan pihak lain (inquiries of management and others)
b.      pengamatan dan inspeksi (observation and inspection)
c.       prosedur analitikal (analytical procedures)

Menanyakan Kepada Manajemen Dan Pihak Lain
ISA 240:17
Auditor wajib menanyakan kepada manajemen tentang
(a)   Peniaian oleh manajemen mengenai risiko salah saji yang material dalam laporan keuangan karena kecurangan, termasuk tentang sifat, luas dan berapa seringnya penilaian tersebut dilakukan.
(b)   Proses yang dilakukan manajemen untuk mengidentifikasi dan menanggapi risiko kecurangandalam entitas itu, termasuk risiko kecurangan yang diidentifikasi oleh manajemen atau yang dilaporkan kepada manajemen atau risiko kecurangan mungkin terjadi dalam jenis transaksi, saldo akun atau pengungkapan.
(c)    Komunikasi manajemen dengan tcwg mengenai proses yang dilakukan manajemen untuk mengidentifikasi dan menanggapi risiko kecurangan dalam entitas itu; dan
(d)   Komunikasi manajemen dengan karyawan, jika ada,tentang pandangan manajemen mengenai praktik-praktik bisnis dan perilaku etis.

Prosedur Analitikal
Prosedur analitikal sebagai prosedur penilaian risiko  membantu mengidentifikasi hal-hal yang mempunyai implikasi terhadap laporan keuangan dan audit. Disamping sebagai prosedur penilaian risiko, prosedur analitikal juga dapat digunakan sebagai prosedur audit selanjutnya dalam:
·         Memperoleh bukti mengenai asersi laporan keuangan.
·         Melakukan reviu menyeluruh atas laporan keuangan pada atau menjelang akhir audit
Hasil prosedur analitikal dibandingkan dengan informasi yang dikumpulkan untuk:
·         Mengidentifikasi risiko salah saji yang material mengenai asersi yang terkandung dalam unsur-unsur laporan keuangan yang signifikan; dan
·         Membantu merancang sifat, waktu dan luasnya prosedur audit selanjutnya

Observasi (Pengamatan) dan Inspeksi
Observasi atau pengamatan dan Inspeksi (oservation and inspection) mempunyai dua fungsi:
·         Mendukung prosedur inquiries (bertanya) kepada manajemen dan pihak-pihak lain
·         Menyediakan informasi tambahan mengenai entitas dan lingkungannya
Sumber Lain Mengenai Risiko
Sumber
Penjelasan
Prosedur menerima/melanjutkan klien
Ini adalah prosedur yang dilakukan sebelum audit dimulai, yakni untuk memutuskan apakah KAP akan menerima atau meneruskan audit untuk entitas yang sudah menjadi kliennya tahu lalu.
Penugasan masa lalu
Pengalaman dari penugasan audit atau penugasan lain di entitas tersebut pada masa lalu, bisa dimanfaatkan untuk menilai risiko tahun ini.
Informasi eksternal
·         Inquiries pada pengacara atau ahli penilaian yang digunakan entitas
·         Reviu atas laporan yang dibuat bank atau lembaga pemeringkat (rating agencies)
·         Informasi mengenai industri yang bersangkutan dan keadaan ekonomi
Diskusi tim audit
Diskusi tim audit (termasuk engagement partner-nya) mengenai kerawanan laporan keuangan entitas tersebut terhadap risiko-risiko tertentu


Tidak ada komentar:

Posting Komentar