MATERIALITAS DAN RISIKO AUDIT
Tinjauan Umum
Materialitas
mengukur apa saja yang dianggap signifikan oleh pemakai laporan keuangan dalam
membyat keputusan ekonomis. Konsep materialitas mengakui bahwa hal-hal
tertentu, terpisah atau tergabung, penting untuk pembuat keputusan ekonomis
berdasarkan laporan keuangan tersebut. contoh keputusan ekonomis : menanam
modal dalam entitas ini, berinteraksi bisnis dengannya, meminjamkan uang
kepadanya, dan lain-lain.
Pemakai
Laporan Keuangan
Materialitas
digunakan untuk membuat dan mengaudit laporan keuangan. materiaitas untuk
laporan keuangan secara keseluruhan (overall materiality atau
materialitas menyeluruh) sering kali dijelaskan, misalkan dalam kerangka aporan
keuangan, seperti disajikan dalam tabel.
Dampak terhadap pengambilan keputusan ekonomis
|
Salah saji, termasuk kealpaan (omission),
dianggap material jika terpisah atau tergabung, yang secara wajar dapat
mempengaruhi keputusan ekonomis pemakai yang mendasarkan keputusannya pada
laporan keuangan tersebut
|
Situasi yang ada
|
Pertimbangan (judgments) mengenai
materialitas dibuat dengan memperhatikan situasi yang ada (surrounding
circumstances), dan dipengaruhi oleh ukuran atau sifat salah saji atau
keduanya (ukuran dan sifat salah saji)
|
Kebutuhan pemakai laporan secara umum
|
Judgments mengenai hal yang material bagi
pemakai laporan keuangan didasarkan pada kebutuhan akan informasi umumdari
pemakai laporan sebagai satu kelompok. Dampak salaj saji pada masing-masing
pemakai, yang kebutuhannya bisa sagat bervariasi, tidak ikut diperhitungkan
|
Sifat salah
saji
Salah saji atau misstatements
bisa terjadi karena berbagai sebab, dan dapat dikeompokkan menurut:
·
Ukuran (size) –
berapa besarnya salah saji dalam ukuran uang (monetary amount)
·
Sifat (nature) salah
saji tersebut, ini merupakan ukuran kualitatif dari suaru salah saji; dan
·
Situasi di sekitar
terjadinya salah saji tersebut (circumstances surrounding the occurence)
Salah saji yang
lazim ditemukan antara lain:
·
Kesalahan (errors)
dan kecurangan (fraud) dalam pembuatan laporan keuangan
·
Penyimpangan terhadap
kerangka pelaporan keuangan yang digunakan (departures from the applicable
financial reporting framework)
·
Kecurangan yang dilakukan
karyawan atau manajemen
·
Kesalahan mamajemen (management
error)
·
Pembuatan estimasi yang
tidak akuratatau tidak tepat (inacurate or inappropriate estimates);
atau
·
Penjelasan yang keliru,
tidak tepat atau tidak lengkap mengenai kebijakan akuntansi atau hal lain dalam
catatan atas laporan keuangan
Materialitas
dan Risiko Audit
Risiko audit
adalah kemungkinan auditor memberikan pendapat yang keliru (inappropriate
audit opinion) atas laporan keuangan yang mengandung salah saji yang
material.
Komponen risiko
audit dan hubungan antara risiko saah saji yang material (risk of material
misstatements-RMM) dan risiko tidak ditemukannya salah saji oleh auditor
Komponen risiko audit
|
|
RMM (risiko salah saji yang material)
|
RMM adalah risiko dimana laporan keuangan
disalahsajikan secara material sebelum audit dimulai. Risiko-risiko ini
diperhitungkan atau menjadi pertimbangan ditingkat laporan keuangan (financial
statement level) dan pada tingkat asersi (asertion level). RMM
merupakan kombinasi dari Risiko Bawaan atau Inherent Risk (IR)
dan Risiko Pengendalian atau Contro Risk (CR), atau dirumuskan
sebagai IR x CR = RMM
|
Detection risk
|
Detection Risk adalah risiko dimana auditor
gagal mendeteksi suatu salah saji dalam asersi yang bisa berdampak material.
Detection risk tidak pernah diturunkan sampai ke
angaka nol, karena adanya kendala bawaan (inherent limitations) dalam
prosedur audit, masih diperukannya professional judgments (yang dibuat
manusia secara alamiah bisa berbuat salah),dan sifat dari bukti yang
diperiksa).
|
AR = RMM x DR
|
Materialitas dan
Audit Risk terus diperhatikan sepanjang audit, dengan :
·
Mengidentifikasi dan
menilai RMM
·
Menentukan sifat, waktu dan
luasnya prosedur audit lanjutan
·
Menentukan revisi atas
materialitas (overall materiality maupun performance materiality)
·
Mengevaluasi dampak salah
saji yang tidak dikoreksi (uncorrected
misstatement)
Tingkat
Materialitas
Empat konsep
Materialitas
“Overall” materiality
|
Overall materiality didasarkan atas apa yang
layaknya diharapkan berdampak terhadap keputusan yang dibuat laporan
keuangan.
|
“Overall” performance materiality
|
Performance materiality ditetapkan lebih
rendah dari Overall materiality. Performance materiality memungkinkan
auditor menanggapi penilaian risiko tertentu (tanpa mengubah Overall
materiality)
|
“Specific” materiality
|
Specific materiality untuk jenis transaksi ,
saldo akun atau disclosure tertentu dimana jumlah salah sajinya akan
lebuh rendah dari Overall materiality
|
“Specific” performance materiality
|
Specific performance materiality ditetapkan
lebih rendah dari Specific materiality. Hal ini memungkinkan auditor
menanggapi penilaian tertentu, dan memperhitungkan kemungkinan adanya salah
saji yang tidak terdeteksi dan salah saji yang tidak material, yang secara
agregat dapat berjumlah materiality
|
Materialitas
untuk Laporan keuangan secara menyeluruh
Materialitas
untuk Laporan keuangan secara menyeluruh (overall materiality)
didasarkan atas persepsi auditor mengenai kebutuhan informasi keuangan dari
pemakai lapran keuangan. ini (umumnya dan seharusnya) ditetapkan sebesar angka
materialitas yang digunakan pembuat laporan keuangan.
Sekai ditetapkan,
angka overall materiality menjadi salah satu faktor yang pada akhirnya
menjadi ukuran yang dipakai untuk menilai sukses atau gagalnya audit. Misalnya overall
materiality ditetapkan sebesar Rp20juta. Jika sesudah melaksanakan prosedur
audit:
·
Tidak ada salah saji yang
ditemukan, sehingga auditor memberikan pendapat WTP (Wajar Tanpa Pengecualian)
·
Beberapa salah saji yang
kecil-kecil (immaterial) ditemukan dan tidak dikoreksi- auditor
memberikan pendapat WTP.
·
Salah sjai yang tidak
dikoreksi melampaui angka materialitas (Rp20juta) ditemukan, dan menejemen
tidak bersedia mengoreksinya- auditor memberikan pendapat WDP (wajar dengan
pengecualian) atau pendapat TW (tidak wajar)
·
Ada salah saji yang tidak
dikoreksi melampaui angka materialitas (Rp20juta) di dalam laporan keuangan
tetapi tidak ditemukan auditor- auditor secara keiru memberikan pendapat WTP.
Performance
Materiality
Performance
Materiality memungkinkan auditor menangani risiko salah saji dalam jenis
transaksi, saldo akun atau disclosures tanpa harus mengubah overall
materiality. Performance Materiality memungkinkan auditor menetapkan
angka materialitas berdasarkan overall materiality, tetapi lebih rendah
dari overall materiality untuk mencerminkan detection risk (risiko
tidak terdeteksinya salah saji) dan untuk mencerminkan penilaian risiko.
Menetapkan angka
Performance Materiality yang tepat memastikan besar/luasnya pekerjaan
audit untuk meningkatkan kemungkinan terungkapnya salah saji. Menetapkan angka
Performance Materiality yang tepat memerlukan kearifan profesional (profesional
judgment), dan bukan sekedar hitung-hitungan sederhana atau penerapan
tabel-tabel. Dalam hal ini kearifan profesional memperhitungkan hal-hal dalam
menangani risiko audit, seperti:
·
Memahami entitas dan hasil
dari pelaksanaan prosedur risk assessment
·
Sifat dan luasnya salah saji
yang terungkap dalam audit terdahulu
·
Ekspektasi mengenai salah
saji dalam tahun berjalan
Specific
Materiality
Ada beberapa
situasi dimana salah saji yang lebih kecil dari angka materialitas untuk
laporan keuangan secar a keseluruhan daoat diperkirakan secara layak. Akan mempengaruhi
pengambilan keputusan oleh pemakai laporan keuangan.
Yang mempengaruhi keputusan
|
Contoh-contoh
|
Ketentuan perundang-undangan dan kerangka pelaporan
keuangan
|
·
Disclosures yang
sensitif seperti remunerasi manajemen dan tcwg
·
Related-party
transaction (transaksi istimewa)
·
Ketidakpatuhan terhadap
perjanjian pinjaman,perikatan lainnya, ketentuan perundangan, dan kewajiban
pelaporan statuter atau yang ditetapkan regulator
·
Pengeluaan tertentu
seperti illegal payments (suap, gratifikasi) atau biaya eksekutif
|
Pengungkapan utama dalam industri yang bersangkutan
|
·
Besarnya cadangan dan
biaya eksplorasi dala perusahaan tambang
·
Besarnya biaya penelitian
dan pengembangan dalam perusahaan farmasi
|
Pengungkapan peristiwa penting, perubahan penting
dalam operasi
|
·
Bisnis yang baru
diakusisi atau perluasan perusahaan
·
Kegiatan usaha yang
diberikan
·
Peristiwa luar biasa atau
contingencies (seperti tuntutan hukum)
·
Perkenalan produk atau
jasa baru
|
Specific
Performance Materiality
Specific
Performance Materiality ditetapkan lebih rendah dari angka Specific
materiality, untuk memastikan pekerjaan audit yang cukup, dilaksanakan
untuk mengurangi ke tingkat rendah yang tepat, probabilitas salah saji yang
tidak dikoreksi dan yang tidak terdeteksi melebihi Specific materiality.
Mendokumentasikan
Materialitas
Karena angka
materialitas ditentukan berdasarkan kearifan profesional, sangatlah penting
faktor-faktor dan angka-angka yang digunakan dalam materialitas pada berbagai
tingkat, didokumentasikan dengan baik. Dokumentasi ini terjadi selama:
·
Tahao perencanaan, ketika
keputusan dibuat mengenai luasnya pekerjaan audit yang harus dilaksanakan
·
Audit, jika berdasarkan
temuan audit, diperlukan revisi atas overall materiality atau performance
materiality untuk jenis transaksi, saldo akun atau disclosures tertentu.
PROSEDUR PENILAIAN RISIKO
Tinjauan Umum
Tujuan prosedur penilaian risiko
adalah mengidentifikasi dan menilai risiko salah saji yang material dalam
laporan keuangan. Tujuan ini dapat dicapai melalui pemahaman mengenai entitas
dan lingkungannya, termasuk pemahaman mengenai pengendalian intern dari entitas
tersebut.
Bukti Audit
Prosedur penilaian risiko memberikan
bukti audit untuk mendukung penilaian risiko pada tingkat laporan keuangan dan
pada tingkat asersi. Namun, bukti itu saja tidak cukup. Bukti prosedur
penilaian risiko harus dilengkapi dengan prosedur audit lanjutan yang merupakan
tanggapan atas risiko yang diidentifikasi, seperi pengujian pengendalian
dan/atau prosedur substantif.
Ketiga Prosedur Penilaian Risiko
ketiga prosedur penilaian risiko ini
terdiri atas:
a. Prosedur
menanyakan kepada manajemen dan pihak lain (inquiries of management and
others)
b. pengamatan dan
inspeksi (observation and inspection)
c. prosedur
analitikal (analytical procedures)
Menanyakan Kepada Manajemen Dan Pihak
Lain
ISA 240:17
Auditor wajib menanyakan kepada
manajemen tentang
(a) Peniaian oleh
manajemen mengenai risiko salah saji yang material dalam laporan keuangan
karena kecurangan, termasuk tentang sifat, luas dan berapa seringnya penilaian
tersebut dilakukan.
(b) Proses yang
dilakukan manajemen untuk mengidentifikasi dan menanggapi risiko
kecurangandalam entitas itu, termasuk risiko kecurangan yang diidentifikasi
oleh manajemen atau yang dilaporkan kepada manajemen atau risiko kecurangan
mungkin terjadi dalam jenis transaksi, saldo akun atau pengungkapan.
(c) Komunikasi
manajemen dengan tcwg mengenai proses yang dilakukan manajemen untuk
mengidentifikasi dan menanggapi risiko kecurangan dalam entitas itu; dan
(d) Komunikasi
manajemen dengan karyawan, jika ada,tentang pandangan manajemen mengenai
praktik-praktik bisnis dan perilaku etis.
Prosedur Analitikal
Prosedur analitikal sebagai prosedur
penilaian risiko membantu
mengidentifikasi hal-hal yang mempunyai implikasi terhadap laporan keuangan dan
audit. Disamping sebagai prosedur penilaian risiko, prosedur analitikal juga
dapat digunakan sebagai prosedur audit selanjutnya dalam:
·
Memperoleh bukti mengenai asersi laporan keuangan.
·
Melakukan reviu menyeluruh atas laporan keuangan pada
atau menjelang akhir audit
Hasil prosedur analitikal
dibandingkan dengan informasi yang dikumpulkan untuk:
·
Mengidentifikasi risiko salah saji yang material
mengenai asersi yang terkandung dalam unsur-unsur laporan keuangan yang
signifikan; dan
·
Membantu merancang sifat, waktu dan luasnya prosedur
audit selanjutnya
Observasi (Pengamatan) dan Inspeksi
Observasi atau pengamatan dan
Inspeksi (oservation and inspection) mempunyai dua fungsi:
·
Mendukung prosedur inquiries (bertanya) kepada
manajemen dan pihak-pihak lain
·
Menyediakan informasi tambahan mengenai entitas dan
lingkungannya
Sumber Lain Mengenai Risiko
Sumber
|
Penjelasan
|
Prosedur
menerima/melanjutkan klien
|
Ini
adalah prosedur yang dilakukan sebelum audit dimulai, yakni untuk memutuskan
apakah KAP akan menerima atau meneruskan audit untuk entitas yang sudah
menjadi kliennya tahu lalu.
|
Penugasan
masa lalu
|
Pengalaman
dari penugasan audit atau penugasan lain di entitas tersebut pada masa lalu,
bisa dimanfaatkan untuk menilai risiko tahun ini.
|
Informasi
eksternal
|
·
Inquiries pada pengacara atau ahli penilaian
yang digunakan entitas
·
Reviu atas laporan yang dibuat bank atau lembaga
pemeringkat (rating agencies)
·
Informasi mengenai industri yang bersangkutan dan
keadaan ekonomi
|
Diskusi
tim audit
|
Diskusi
tim audit (termasuk engagement partner-nya) mengenai kerawanan laporan
keuangan entitas tersebut terhadap risiko-risiko tertentu
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar