Kasus 2-1 Cisco System (A)
1.
Deskripsikan penggunaan
Internet oleh Cisco untuk membangun keunggulan persaingan.
Cisco dianggap sebagai perusahaan yang memiliki keunggulan dalam
menjalankan setiap aspek bisnisnya sendiri pada Web. Cisco mengandalkan pada Internet
untuk mempermudah kolaborasi R&D lintas-batas dan juga manajemen perkiraan
pelanggan global. Cisco juga menjalankan banyak aspek fungsi manajemen sumber
daya manusianya melalui web seperti merekrut pegawainya, melakukan training
serta mendidik karyawannya, channel partner dan pelanggan. Cisco menganggap
kompetensi intinya sendiri pada riset pengembangan dan manajemen hubungan
dengan pelanggan. Dengan penyebaran operasi perusahaan sendiri dan secara
global dan operasi pelanggannya, kedua kegiatan ini tersebar menurut geografis.
Cisco menjadi perusahaan pertama di dunia yang dapat secara virtual menutup
bukunya dalam sehari sehari pada hari apa pun dalam setiap triwulan.
2.
Bagaimana sebuah
perusahaan besar yang mapan (seperti General Motors) menggunakan Internet
sebagai senjata strategis? Apakah pelajaran cisco dapat digeneralisasikan?
Menurut pendapat kami, pelajaran dari cisco dapat digeneralisasikan
kepada perusahaan yang lainnya. Cisco bisa dijadikan referensi untuk
penggunaan internet sebagai senjata strategis. Cisco merencanakan detil
konfigurasi dengan software khusus untuk pelanggan yang jauh letaknya pada
jenis layar dalam spesifik sistem yang mereka inginkan. Konfigurasi-sendiri
oleh pelanggan menghasilkan 2 manfaat penting. Pertama, ada penghematan besar
dalam ongkos penjualan. Kedua, tidak seperti pada zaman prajaringan(pra-Net),
ketika sepertiga dari semua pesanan yang masih belum benar dan harus diperiksa
dan dispesifikasi kembali, hampir semua order berbasis web datang secara benar
sejak permulaan. Dengan adanya kompleksitas produk Cisco, pelanggan memerlukan
banyak dukungan teknisnya dan pengetahuan (know-how) tentang troubleshooting pada
web.
Pada pertengahan 1999, 80 persen dari kebutuhan dukungan teknik pelanggan
dipenuhi secara online. Hasil bersihnya selama lima tahun dari tahun 1994
sampai 1999, penjualan Cisco naik enam kali, namun besarnya staf pendukung
teknik hanya naik dua kali. Cisco menggap kompetensi intinya sendiri pada riset
dan pengembangan dan manajemen hubungan dengan pelanggan. Dengan penyebaran
operasi perusahaan sendiri dan secara global dan operasi pelanggannya, kedua
kegiatan ini tersebar menurut geografis. Cisco mengandalkan pada internet untuk
mempermudah kolaborasi R&D lintas-batas dan juga manajemen perkiraan pelanggan
global. Pada akhirnya, para manajer Cisco yakin bahwa, dengan bekerja keras
untuk menempatkan semua aspek kegiatan perusahaan pada web, mereka mempunyai
akses real-time pada data operasional dan financial.
Pada tahun 2000, Cisco menjadi perusahaan pertama didunia yang dapat secara
virtual menutup bukunya dalam sehari pada hari apapun dalam setiap triwulan.
Kasus 2-2Cisco System (B)
1.
Apakah pendapat Anda
tentang cara yang digunakan Cisco untuk membiayai inisiatif e-business-nya?
Cisco membiayai inisiatif e-business melalui
department teknologi informasi (TI), yang merupakan pusat biaya yang diakui
secara akrual sebagai biaya overhead administrasi. Departemen tersebut di
biayai pada tahun 1993. Cisco mengambil langkah untuk menyesuaikan tujuan-tujuan
departemen TI dengan tujuan strategi perusahaan sebagai keseluruhan. Mekanisme
pendanaan yang ada berarti bahwa inisiatif bisnis semuanya dievaluasi atas
dasar pengurangan biaya, sering kali mengabaikan dampak pada penjualan kepuasan
pelanggan atau mengikat mempertahankan karyawan. Menurut kami cara yang
dilakukan Cisco itu salah karena kunci untuk memelihara keunggulan dalam e-business adalah
fokus yang kuat pada pelanggan, sedangkan Cisco terlalu berfokus pada kecepatan
dan efisiensi dengan melalaikan berfokus pada pelanggan.
2.
Apakah Anda beranggapan
bahwa Cisco seharusnya memusatkan setiap aspek dari proses inoveasinya? Manakah
dari tiga kemungkinan diatas yang tampak paling tepat (atau dapatkah Anda
menyarankan kemungkinan yang berbeda? Mengapa? Bagaimana Anda mendefinisikan
bagian khusus organinasi baru tersebut?
Cisco telah melakukan otomasi proses pembelian untuk pelanggannya dengan
menulis customer software yang mengintegrasikan sistem
pembelian pelanggan dengan sistem manajemen order. Saat ini Cisco memperluas
fungsionalitas pada pelanggan dengan konsorium industri, mengembangkan protokol
dan platform yang akan menyederhanakan proses ini dan meniadakan kebutuhan
untuk menyesuaikan solusi. Menurut kami, Cisco belum memusatkan aspek dari
proses inovasi mereka, mereka masih saja memusatkan pada pertumbuhan pendapatan
dengan mendapatkan pelanggan sebanyak-banyaknya tanpa memikirkan kepuasan
pelanggan secara menyeluruh. Inovasi yang muncul oleh staf pelanggan biasanya
mempengaruhi sistem keuangan dan manufaktur sehingga terkadang staf pelanggan
menjual inisiatif tersebut secara internal agar dapat meningkatkan penjualan
mereka. Cisco seharusnya memusatkan setiap aspek dari proses inovasinya agar
perusahaan dapat fokus dalam menjalankan proses inovasinya tanpa pemikiran
didalamnya harus terpecah dikarenakan menjalankan proses inovasi yang lainnya.
Jika Cisfo terfokus maka proses inovasi dapat berjalan dan menghasilkan inovasi
yang baik.
Menurut kami, bagan khusus organisasi baru tersebut baik. Namun, Cisco
harus benar-benar memperhatikan fungsi-fungsi dan pelaku yang menjalani agar
dapat berjalan secara efektif, karena setiap pekerjaan harus dijalankan oleh
personal yang kompeten dan ahli dalam menjalankan tugasnya dan perusahaan tidak
mencampuradukkan pekerjaan.
3.
Dapatkah Cisco mengukur
usaha-usaha inovasinya? Mengikat kompensasi pada usaha-usaha ini? Apabila ya,
bagaimana?
Inovasi Cisco tentu dapat diukur, parameter pengukurannya melalui output
yang terjadi. Dalam uraian kasus dijelaskan bahwa inovasi-inovasi selalu muncul
dan menghasilkan peningkatan perusahaan dari segi kepercayaan konsumen terhadap
Cisco. Jika kepercayaan konsumen telah dimiliki iitu berarti strategi cisco
yaitu fokus kepada konsumen telah tercapai. Hal ini memberikan keuntungan yang
sangat besar bagi Cisco, salah satunya adalah dari segi income. Jika income
selalu mengalir, maka kompensasi insentif yamg mengikat tidak akan menjadi
suatu beban yang besar bagi Cisco. Dengan adanya kompensasi juga akan
memberikan pengaruh yang besar bagi para pegawai Cisco, mereka pastinya akan
semakin semangat dalam bekerja, selalu mendayagunakan kemampuan maksimum
mereka.
Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa
penggunaan internet dalam aktivitas bisnis semakin sering dilakukan. Dengan
semakin meningkatnya penggunaan internet (jumlah pengguna internet di Indonesia
telah mencapai 50 juta), semakin banyak pula pengguna yang menggunakan media
ini sebagai salah satu alternatif dalam melakukan perbandingan produk, mencari
referensi, dan pembelian. Terlebih lagi mobile marketing semakin banyak
diadaptasi oleh perusahaan dalam aktivitas bisnis.
Indikasi ini menunjukan website semakin penting. Kini, website seringkali menjadi titik singgung pertama antara konsumen dengan perusahaan. Karena kemudahannya, media internet seringkali menjadi pengalaman pertama konsumen dalam “mengonsumsi” atau memperoleh informasi dan kesan mengenai bisnis. Konten atau isi yang buruk akan menjadi faktor utama yang mendorong orang keluar dari web atau malah justru bertahan.
Untuk itu ada dua kiat dasar yang perlu diingat oleh setiap pengembang web agar dapat membangun reputasi baik di dunia maya:
• Memberikan sesuatu yang menarik minat calon pengakses. Topik sebaiknya serelevan mungkin dengan kebutuhan dan minat pengakses. Web boleh menyertakan informasi lainnya, namun hanya bersifat suplemen atau tambahan
• Sebisa mungkin dorong pengakses untuk melakukan respon atau mengambil tindakan setelah mengakses web. Apakah itu “bookmarks”, melakukan pendaftaran akun (bila ada), melakukan pembelian, dll. Oleh karena itu pembuat web sebaiknya membuat web sepraktis mungkin, perancangan web sedapat mungkin tidak terlalu kompleks untuk digunakan dan semua tahap untuk mengakses atau memproses dibuat sesingkat mungkin.
Mungkin akan menarik bila kita mengambil beberapa contoh yang menarik. Pertama, langkah Hotel Marriot yang memanfaatkan blog untuk melakukan promosi hotel. CEO Marriott, Bill Marriott benar-benar memanfaatkan blog untuk memperkenalkan dan memberi pengalaman menarik bagi konsumen dalam web. Bill berusaha “memanusiakan” perusahaan dengan cara menuliskan pengalaman pribadinya, apa yang ia lihat pada hotel-hotel Marriott di seluruh dunia, dan juga berbagi filosofi bisnis yang ia anut. Tulisan ini dibuat dengan baik, dan setiap postingan ia selalu menulis “I’m Bill Marriott and thanks for helping me keep Marriott on the move.” Memang baru-baru ini ia memberitahukan akan turun dari jajaran direksi namun tetap berusaha terlibat dengan operasional perusahaan. Akan menarik bagi kita untuk menyimak penerusnya, Arne Sorensen menangani hal ini.
Tidak hanya hotel, ternyata pemain industri otomotif pun memanfaatkan blog dalam usaha komunikasi perusahaan. General Motors mengisi konten blognya dengan berbagai topik yang menarik mulai dari mobil konsep, acara pameran mobil, foto mobil terbaik, dan seputar bisnis otomotif. Blog ini pun tidak diisi oleh sembarang orang, karyawan yang ada di level menengah dan atas pun ikut berkontribusi dalam blog. Tujuannya kurang lebih serupa dengan apa yang dilakukan oleh Marriott yaitu ingin memanusiakan web perusahaan.
Kedua perusahaan ini jelas menunjukan keseriusan dalam membangun web perusahaan. Web sebaiknya tidak diisi dengan konten-konten yang tidak menarik dengan persepsi hal ini hanya tambahan. Investasi menggunakan penulis atau tim penulis yang baik mungkin perlu dilakukan sebagai langkah antisipasi semakin banyaknya web dan pengguna yang memanfaatkan media internet di era New Wave Marketing.
Indikasi ini menunjukan website semakin penting. Kini, website seringkali menjadi titik singgung pertama antara konsumen dengan perusahaan. Karena kemudahannya, media internet seringkali menjadi pengalaman pertama konsumen dalam “mengonsumsi” atau memperoleh informasi dan kesan mengenai bisnis. Konten atau isi yang buruk akan menjadi faktor utama yang mendorong orang keluar dari web atau malah justru bertahan.
Untuk itu ada dua kiat dasar yang perlu diingat oleh setiap pengembang web agar dapat membangun reputasi baik di dunia maya:
• Memberikan sesuatu yang menarik minat calon pengakses. Topik sebaiknya serelevan mungkin dengan kebutuhan dan minat pengakses. Web boleh menyertakan informasi lainnya, namun hanya bersifat suplemen atau tambahan
• Sebisa mungkin dorong pengakses untuk melakukan respon atau mengambil tindakan setelah mengakses web. Apakah itu “bookmarks”, melakukan pendaftaran akun (bila ada), melakukan pembelian, dll. Oleh karena itu pembuat web sebaiknya membuat web sepraktis mungkin, perancangan web sedapat mungkin tidak terlalu kompleks untuk digunakan dan semua tahap untuk mengakses atau memproses dibuat sesingkat mungkin.
Mungkin akan menarik bila kita mengambil beberapa contoh yang menarik. Pertama, langkah Hotel Marriot yang memanfaatkan blog untuk melakukan promosi hotel. CEO Marriott, Bill Marriott benar-benar memanfaatkan blog untuk memperkenalkan dan memberi pengalaman menarik bagi konsumen dalam web. Bill berusaha “memanusiakan” perusahaan dengan cara menuliskan pengalaman pribadinya, apa yang ia lihat pada hotel-hotel Marriott di seluruh dunia, dan juga berbagi filosofi bisnis yang ia anut. Tulisan ini dibuat dengan baik, dan setiap postingan ia selalu menulis “I’m Bill Marriott and thanks for helping me keep Marriott on the move.” Memang baru-baru ini ia memberitahukan akan turun dari jajaran direksi namun tetap berusaha terlibat dengan operasional perusahaan. Akan menarik bagi kita untuk menyimak penerusnya, Arne Sorensen menangani hal ini.
Tidak hanya hotel, ternyata pemain industri otomotif pun memanfaatkan blog dalam usaha komunikasi perusahaan. General Motors mengisi konten blognya dengan berbagai topik yang menarik mulai dari mobil konsep, acara pameran mobil, foto mobil terbaik, dan seputar bisnis otomotif. Blog ini pun tidak diisi oleh sembarang orang, karyawan yang ada di level menengah dan atas pun ikut berkontribusi dalam blog. Tujuannya kurang lebih serupa dengan apa yang dilakukan oleh Marriott yaitu ingin memanusiakan web perusahaan.
Kedua perusahaan ini jelas menunjukan keseriusan dalam membangun web perusahaan. Web sebaiknya tidak diisi dengan konten-konten yang tidak menarik dengan persepsi hal ini hanya tambahan. Investasi menggunakan penulis atau tim penulis yang baik mungkin perlu dilakukan sebagai langkah antisipasi semakin banyaknya web dan pengguna yang memanfaatkan media internet di era New Wave Marketing.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar