Jumat, 10 Januari 2014

Menentukan dan Menggunakan Materialitas dan Diskusi Tim Audit


BAB 17
MENENTUKAN DAN MENGGUNAKAN MATERIALITAS
Tinjauan Umum
Materialitas adalah dasar untuk penilaian risiko (risk assessment) dan penentu luasnya prosedur audit.
Menentukan materialitas merupakan latihan dalam kearifan profesional. Materialitas didasarkan pada persepsi auditor mengenai kebutuhan informasi keuangan secara umum dari pemakai laporan keuangansebagai satu kelompok .

Overall Materiality dan Spesific Materiality
Meterialitas ditetapkan pada tingkat laporan keuangan dan pada ingkat jenis transaksi, saldo akun, dan pengungkapan (disclosures).
Overall materiality didasarkan pada persepsi auditor mengenai kebutuhan informasi keuangan secara umum dari pemakai laporan keuangan berbagai pemakai sebagai satu kelompok. Oleh karena itu, dampak salah saji untuk seorang pemakai tertentu (spesific individual users), yang kebutuhannya bisa berbeda, tidak menjadi pertimbangan auditor dalam menetapkan materialitas secara menyeluruh (overall materiality)
Spesific materiality merupakan materialitas pada tingkat jenis transaksi tertentu, atau saldo akun tertentu, atau pengungkapan tertentu.

Sifat Salah Saji
Disamping ukuran atau besarnya salah saji, auditor juga mempertimbangkan sifat dari potensi salah saji dari situasi khusus mengenai terjadinya salah saji itu, ketika ia mengevaluasi dampak salah saji itu terhadap lapotan keuangan.
Situasi yang terkait dengan salah saji, dapat menyebabkan auitor mengevaluasi salah saji itu sebagai material sekalipun besarnya di bawah angka materialitas.

Performance Materiality
Performance Materiality digunakan auditor unruk menekan risiko sampai ke titik rendah yang dapat diterima (appropriately low level). Performance Materiality sengaja ditetapkan pada angka atau jumlah yang lebih rendah dari overall materiality atau specific materiality. Tujuannya ialah melaksanakan lebih banyak pekerjaan audit untuk:
·         Memastikan salah saji yang lebih kecil dari overall materiality atau spesific materiality dapat dideteksi; dan
·         Menyediakan suatu margin atau penyangga (buffer) untuk salah saji yang tidak terdeteksi..

Bagaimana Menetukan Materialitas
Pembahasan berikut menjelaskan bagaimana menentukan besarnya overall materiality dan specific materiality, dan cara menggunakannya.
Overall Materiality
Overall materiality didasarkan atas persepsi auditor mengenai kebutuhan pemakai laporan keuangan. Auditor dapat mengasumsikan hal-hal berikut mengenai pemakai laporan keuangan:
·         Mempunyai pengetahuan yang cukup mengenai bisnis, kegiatan ekonomis, dan akuntansi.
·         Mempunyai keinginan untuk mempelajari informasi dalam laporan keuangan dengan cukup cermat.
·         Memahami bahwa laporan keuangan dibuat dan diaudit pada tingkat materialitas ( dan mengabaikan yang tidak materil).
·         Menerima ketidakpastian yang inheren dalam penggunaan estimasi, judgment, dan pertimbangan mengenai peristiwa di kemudian hari
·         Membuat keputusan ekonomis yang wajar (reasonable economic decisions) atas dasar informasi dalam laporan keuangan.

Performance Materiality
Overall materiality dan specific materiality ditetapkan dalam hubungan dengan kebutuhan pemakai laporan keuangan. Performance materiality ditetapkan dalam jumlah yang lebih rendah. Akibatnya, auditor melaksanakan lebih banyak pekerjaan audit (salah saji yang lebih kecil akan teridentifikasi) dan risiko audit ditekan ke tingkat rendah yang dapat diterima.
Performance materiality dirancang untuk:
·         Memastikan salah saji yang lebih kecil dari overall materiality atau specific materiality dapat terdeteksi; dan
·         Menyediakan suatu margin atau penyangga (buffer) untuk salah saji yang tidak terdeteksi.

Materialitas dalam Perencanaan dan Penilaian Risiko
Menentukan berbagai materialitas merupakan unsur kunci dalam proses perencanaan. Penentuan tingkat materialitas bukanlah suatu tahap yang berdiri sendiri atau terpisah dari tahap-tahap lain, melainkan proises yang berkesinambungan dari satu tahao ke tahap berikutnya sampai akhir audit. Istilah bahasa inggrisnya “is it not a discrete phase of an audit, but rather a continual and iterative process”.
 Istilah “iterative process”  bermakna, suau prosedur menghasilkan temuan, dan temuan ini memicu suatu tanggapan dalam prosedur sudit selanjutnya. Proses yang iteratif ini ditunjukkan dalam perencanaan auditnya.

Materialitas dalam Pelaksanaan prosedur Audit
Auditor harus menggunakan materialitas ketika menentuka sifat, waktu, pelaksanaan, dan luasnya prosedur audit. Gunakan materialitas unuk:
·         Megidentifikasi prosedur audit selanjutnya (further audit procedures)
·         Menentukan item mana yang harus dipilih untuk sampling atau testing, dan apakah harus menggunakan teknik sampling.
·         Membantu menentukan banyaknya sampel.
·         Mengevaluasi Representative Sampling Errors (RSE) untuk mementukan salah saji yang mungkin ada.
·         Mengevaluasi gabungan seluruh kesalahan (aggregate of total errors) paa tingkat akun sampai ke tingkat laporan keuangan.
·         Mengevaluasi gabungan seluruh kesalahan, termasuk dampak neto dari salah saji yang tidak dikoreksi (uncorrected misstatements) yang ada dalam saldo awal retained earnings.
·         Menilai hasil prosedur audit

Materialitas dalam Pelaporan
Berikut ini terjemahan alinea 11 dan 12 dari ISA 450.
ISA 450. 11
Auditor wajib mennetukan apakah salah saji yang tidak dikorensi adalah material, sendiri-sendiri atua jika dihabungkan. Dalam menentukan hal ini, auditor wajib mempertimbangkan:
·         Besar dan sifat salah saji, dalam hubungannya engan jenis transaksi, saldo akun atau pengungkapan tertentu, maupun dalam hubungan dengan laporan keuangan secara keseluruhan, serta situasi di mana salah saji yang terjadi; dan
·         Dampak salah saji yang tidak dikoreksi dalam hubungannya dengan jenis transaksi, saldo akun, atau pengungkapan terkait, serta laporan keuangan secara keseluruhan tahun lalu.

ISA 450. 12
Auditor wajib mengomunikasikan dengan TCWG mengenai salah saji yang tidak dikoreksi dan dampaknya, sendiri-sendiri atau jika digabungkan. Terhadap pendapat auditor, kecuali jika dilarang oleh ketentuan perundang-undangan. Komunikasi auditor wajib mengidentifikasi masing-masing salah sajimaterial yang tidak dikoreksi. Auditor wajib meminta salah saji yang belum dikoreksi, agar dikoreksi.
Sebelum menerbitkan opini, auditor:
·         Menegaskan kembali materialitas yang ditetapkan untuk laporan keuangansecara keseluruhan
·         Mengevaluasi sifat dan jumlah agregat salah saji yang tidak dikoreksi yang ditemukan auditor; dan
·         Membuat penilaian menyeluruh mengenai apakah laporan keuangan disalahsajikan secara material

Auditor menggunakan materialitas untuk:
·         Mengevaluasi gabungan seluruh kesalahan pada tingkat akun sampai ke tingkat laporan keuangan
·         Mengevaluasi gabungan seluruh kesalahan;
·         Menentukan apakah prosedur audit tambahan harus dilaksanaka ketika gabungan salah saji mendekati overall materiality atau specific materiality
·         Meminta manajemen mengoreksi semua salah saji yang ditemukan.
·         Mempertimbangkan untuk memeriksa kembali area dengan salah saji terbanyak;
·         Memberikan pandangan mengenai sifat dan sensitivitas salah saji yang ditemukan, dan juga besarannya;
·         Menentukan apakah laporan auditor harus dimodifikasi.

Salah saji gabungan atau agregat (aggregate of misstatements) terdiri atas:
·         Salah saji yang secara spesifik ditemukan auditor yang merupakan hasil dari prosedur pengujiannya; dan
·         Taksiran saji lainnya yang ditaksir atau diperkirakan.

Hal-hal Lain
dalam bagian ini ada tiga hal yang akan dibahas, yaitu:
·         komunikasi dengan manajemen dan TCWG
·         pemutakhiran materialitas; dan
·         penurunan tingkat materialitas dari periode atau tahun yang lalu.

Komunikasi Dengan Manajemen Dan TCWG
Ketika auditor menemukan salah sjai dalam atau selama auditnya, langkah pertama yang harus dilakuaknya ialah meminta kepada manajemen untuk memperbaiki semua uncorrected misstatements (salah saji yang belum dikoreksi) jika manajemen memutuskan untuk tidak mengoreksi beberapa atau seluruh salah saji tersebut, auditor wajib berkomunikasi dengan TCWG mengenai:
·         Rincian dari uncorrected misstatements dan dampaknya, terpisah atau secara agregat, terhadap opini dalam laporan auditor;
·         Salah saji yang tidak dikoreksi dan berjumlah material, satu demi satu; dan
·         Dampak salah saji yang tidak dikoreksi terhadap jenis transaksi, saldo akun, atau pengungkapan periode lalu, dan laporan keuangan secara keseluruhan.

Pemuktahiran Materialitas
Penilaian awal mengenai overall materiality dan specific materiality dapat berubah dari perencanaaan audit pada awal mulanya, sampai saat mengevaluasi hasil dari prosedur audit. Hal ini dapat terjadi karena perubahan situasi atau perubahan mengenai apa yang diketahui auditor setelah melaksanakan prosedur audit.

Penurunan Tingkat Materialitas Dari Periode Yang Lalu.
Ketika situasi berubah dari suatu periode ke periode berikutnya, auditor perlu mempertimbangkan dampak salah saji pada ekuitas awal periode.

Pendokumentasian
dokumentasikan penentuan mengenai hal-hal berikut dan pertimbangkan mengenai faktor-faktor yang dipergunakan dalam penentuan tersebut, antara lain:
·         overall materiality
·         tingkat spesific materiality untuk jenis transaksi, saldo akun, atau pengungkapan tertentu;
·         performance materiality; dan
·         setiap revisi atau perubahan terhadap faktor-faktor di atas selama audit berlangsung
BAB 18
DISKUSI TIM AUDIT
Tinjauan Umum
Unsur penting dalam sukses penugasan audit manapun, adalah komunikasi yang baik diantara anggota tim audit.
Manfaat komunikasi yang baik adalah:
·         Produktivitas audit
·         Efektivitas audit
·         Pengembangan staf
Komunikasi berkelanjutan yang efektif memerlukan:
·         Keterlibatan penuh dari partner penugasan dan anggota inti lainnya.
·         Kesediaan personel senior untuk mendengar personel yang lebih junior

Pertemuan Perencanaan Tim Audit
 Dalam penugasan yang lebih besar, pertemuan mengenai perencanaandijadwalkan jauh sebelum dimulainya pekerjaan lapangan. Tiga hal yang dibahas selanutnya yaitu sebagai berikut:
·         Berbagi insight tentang entitas
·         Bertukar pikiran (brainstorm)
·         Perencanaan audit.

Berbagi Insight Tentang Entitas
Pertemuan tim audit memeberikan kesempatan kepada partner penugasan dan anggota tim untuk berbagi insight mengenai entitas, misalnya tentang manusia, kegiatan, dan tujuan entitas. Tujuan pertemuan tim audit ialah untuk membahas secara terbuka hal-hal berikut:
·         Entitas
·         Manajemen
·         Faktor risiko yang diketahui

Bertukar Pikiran
Pertemuan penugasan dalam hal ini adalah bertukar pikiran (brainstorming) mengenai gagasan-gagasan dan pendekatan audit yang mungkin diterapkan sebagai berikut:
·         Potensi untuk kesalahan (errors) dan kecurangan (fraud)
·         Tanggaoan terhadap risiko
·         Perencanaan audit

Komunikasi Selama dan pada Akhir Audit
Diskusi tim janganlah dibatasi dalam pertemuan-pertemuan mengenai perencanaan audit. Tim audit perlu didorong untuk berkomunikasi dan berbagi informasi yang mereka peroleh, dengan berbagai relevansinya, khususnya ketika informasi itu berdampak pada penilaian risiko dan prosedur audit yang direncanakan.

2 komentar:

  1. Mohon info sumbernya dong? Kebetulan saya ada revisi sidang skripsi . Dan kmrn argunen sya tidak doterima oleh dosen penguji. Terimakasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tuanakota, Theodorus. 2013. Audt Berbasis ISA. jakarta:Salemba Empat

      Hapus