BAB 17
MENENTUKAN DAN MENGGUNAKAN MATERIALITAS
Tinjauan Umum
Materialitas
adalah dasar untuk penilaian risiko (risk assessment) dan penentu
luasnya prosedur audit.
Menentukan
materialitas merupakan latihan dalam kearifan profesional. Materialitas didasarkan
pada persepsi auditor mengenai kebutuhan informasi keuangan secara umum dari
pemakai laporan keuangansebagai satu kelompok .
Overall Materiality dan Spesific Materiality
Meterialitas
ditetapkan pada tingkat laporan keuangan dan pada ingkat jenis transaksi, saldo
akun, dan pengungkapan (disclosures).
Overall
materiality didasarkan pada persepsi auditor mengenai kebutuhan informasi
keuangan secara umum dari pemakai laporan keuangan berbagai pemakai sebagai
satu kelompok. Oleh karena itu, dampak salah saji untuk seorang pemakai
tertentu (spesific individual users), yang kebutuhannya bisa berbeda,
tidak menjadi pertimbangan auditor dalam menetapkan materialitas secara
menyeluruh (overall materiality)
Spesific
materiality merupakan materialitas pada tingkat jenis transaksi tertentu, atau
saldo akun tertentu, atau pengungkapan tertentu.
Sifat Salah Saji
Disamping
ukuran atau besarnya salah saji, auditor juga mempertimbangkan sifat dari
potensi salah saji dari situasi khusus mengenai terjadinya salah saji itu,
ketika ia mengevaluasi dampak salah saji itu terhadap lapotan keuangan.
Situasi
yang terkait dengan salah saji, dapat menyebabkan auitor mengevaluasi salah
saji itu sebagai material sekalipun besarnya di bawah angka materialitas.
Performance Materiality
Performance
Materiality digunakan auditor unruk menekan risiko sampai ke titik rendah
yang dapat diterima (appropriately low level). Performance
Materiality sengaja ditetapkan pada angka atau jumlah yang lebih rendah
dari overall materiality atau specific materiality. Tujuannya
ialah melaksanakan lebih banyak pekerjaan audit untuk:
·
Memastikan salah saji yang lebih kecil
dari overall materiality atau spesific materiality dapat
dideteksi; dan
·
Menyediakan suatu margin atau
penyangga (buffer) untuk salah saji yang tidak terdeteksi..
Bagaimana Menetukan Materialitas
Pembahasan
berikut menjelaskan bagaimana menentukan besarnya overall materiality dan
specific materiality, dan cara menggunakannya.
Overall Materiality
Overall
materiality didasarkan atas persepsi auditor mengenai kebutuhan pemakai
laporan keuangan. Auditor dapat mengasumsikan hal-hal berikut mengenai pemakai
laporan keuangan:
·
Mempunyai pengetahuan yang cukup
mengenai bisnis, kegiatan ekonomis, dan akuntansi.
·
Mempunyai keinginan untuk mempelajari
informasi dalam laporan keuangan dengan cukup cermat.
·
Memahami bahwa laporan keuangan dibuat
dan diaudit pada tingkat materialitas ( dan mengabaikan yang tidak materil).
·
Menerima ketidakpastian yang inheren
dalam penggunaan estimasi, judgment, dan pertimbangan mengenai peristiwa
di kemudian hari
·
Membuat keputusan ekonomis yang wajar
(reasonable economic decisions) atas dasar informasi dalam laporan
keuangan.
Performance Materiality
Overall
materiality dan specific materiality ditetapkan dalam hubungan dengan
kebutuhan pemakai laporan keuangan. Performance materiality ditetapkan
dalam jumlah yang lebih rendah. Akibatnya, auditor melaksanakan lebih banyak
pekerjaan audit (salah saji yang lebih kecil akan teridentifikasi) dan risiko
audit ditekan ke tingkat rendah yang dapat diterima.
Performance
materiality dirancang untuk:
·
Memastikan salah saji yang lebih kecil
dari overall materiality atau specific materiality dapat
terdeteksi; dan
·
Menyediakan suatu margin atau
penyangga (buffer) untuk salah saji yang tidak terdeteksi.
Materialitas dalam Perencanaan dan Penilaian
Risiko
Menentukan
berbagai materialitas merupakan unsur kunci dalam proses perencanaan. Penentuan
tingkat materialitas bukanlah suatu tahap yang berdiri sendiri atau terpisah
dari tahap-tahap lain, melainkan proises yang berkesinambungan dari satu tahao
ke tahap berikutnya sampai akhir audit. Istilah bahasa inggrisnya “is it not
a discrete phase of an audit, but rather a continual and iterative process”.
Istilah “iterative process” bermakna, suau prosedur menghasilkan temuan,
dan temuan ini memicu suatu tanggapan dalam prosedur sudit selanjutnya. Proses
yang iteratif ini ditunjukkan dalam perencanaan auditnya.
Materialitas dalam Pelaksanaan prosedur Audit
Auditor
harus menggunakan materialitas ketika menentuka sifat, waktu, pelaksanaan, dan
luasnya prosedur audit. Gunakan materialitas unuk:
·
Megidentifikasi prosedur audit
selanjutnya (further audit procedures)
·
Menentukan item mana yang harus
dipilih untuk sampling atau testing, dan apakah harus menggunakan
teknik sampling.
·
Membantu menentukan banyaknya sampel.
·
Mengevaluasi Representative Sampling
Errors (RSE) untuk mementukan salah saji yang mungkin ada.
·
Mengevaluasi gabungan seluruh
kesalahan (aggregate of total errors) paa tingkat akun sampai ke tingkat
laporan keuangan.
·
Mengevaluasi gabungan seluruh
kesalahan, termasuk dampak neto dari salah saji yang tidak dikoreksi (uncorrected
misstatements) yang ada dalam saldo awal retained earnings.
·
Menilai hasil prosedur audit
Materialitas dalam Pelaporan
Berikut ini
terjemahan alinea 11 dan 12 dari ISA 450.
ISA 450. 11
Auditor
wajib mennetukan apakah salah saji yang tidak dikorensi adalah material,
sendiri-sendiri atua jika dihabungkan. Dalam menentukan hal ini, auditor wajib
mempertimbangkan:
·
Besar dan sifat salah saji, dalam
hubungannya engan jenis transaksi, saldo akun atau pengungkapan tertentu,
maupun dalam hubungan dengan laporan keuangan secara keseluruhan, serta situasi
di mana salah saji yang terjadi; dan
·
Dampak salah saji yang tidak dikoreksi
dalam hubungannya dengan jenis transaksi, saldo akun, atau pengungkapan
terkait, serta laporan keuangan secara keseluruhan tahun lalu.
ISA 450. 12
Auditor wajib
mengomunikasikan dengan TCWG mengenai salah saji yang tidak dikoreksi dan
dampaknya, sendiri-sendiri atau jika digabungkan. Terhadap pendapat auditor,
kecuali jika dilarang oleh ketentuan perundang-undangan. Komunikasi auditor
wajib mengidentifikasi masing-masing salah sajimaterial yang tidak dikoreksi.
Auditor wajib meminta salah saji yang belum dikoreksi, agar dikoreksi.
Sebelum
menerbitkan opini, auditor:
·
Menegaskan kembali materialitas yang
ditetapkan untuk laporan keuangansecara keseluruhan
·
Mengevaluasi sifat dan jumlah agregat
salah saji yang tidak dikoreksi yang ditemukan auditor; dan
·
Membuat penilaian menyeluruh mengenai
apakah laporan keuangan disalahsajikan secara material
Auditor
menggunakan materialitas untuk:
·
Mengevaluasi gabungan seluruh
kesalahan pada tingkat akun sampai ke tingkat laporan keuangan
·
Mengevaluasi gabungan seluruh
kesalahan;
·
Menentukan apakah prosedur audit
tambahan harus dilaksanaka ketika gabungan salah saji mendekati overall
materiality atau specific materiality
·
Meminta manajemen mengoreksi semua
salah saji yang ditemukan.
·
Mempertimbangkan untuk memeriksa
kembali area dengan salah saji terbanyak;
·
Memberikan pandangan mengenai sifat
dan sensitivitas salah saji yang ditemukan, dan juga besarannya;
·
Menentukan apakah laporan auditor
harus dimodifikasi.
Salah saji
gabungan atau agregat (aggregate of misstatements) terdiri atas:
·
Salah saji yang secara spesifik
ditemukan auditor yang merupakan hasil dari prosedur pengujiannya; dan
·
Taksiran saji lainnya yang ditaksir
atau diperkirakan.
Hal-hal Lain
dalam
bagian ini ada tiga hal yang akan dibahas, yaitu:
·
komunikasi dengan manajemen dan TCWG
·
pemutakhiran materialitas; dan
·
penurunan tingkat materialitas dari
periode atau tahun yang lalu.
Komunikasi Dengan Manajemen Dan TCWG
Ketika auditor
menemukan salah sjai dalam atau selama auditnya, langkah pertama yang harus
dilakuaknya ialah meminta kepada manajemen untuk memperbaiki semua uncorrected
misstatements (salah saji yang belum dikoreksi) jika manajemen memutuskan
untuk tidak mengoreksi beberapa atau seluruh salah saji tersebut, auditor wajib
berkomunikasi dengan TCWG mengenai:
·
Rincian dari uncorrected
misstatements dan dampaknya, terpisah atau secara agregat, terhadap opini
dalam laporan auditor;
·
Salah saji yang tidak dikoreksi dan berjumlah
material, satu demi satu; dan
·
Dampak salah saji yang tidak dikoreksi
terhadap jenis transaksi, saldo akun, atau pengungkapan periode lalu, dan
laporan keuangan secara keseluruhan.
Pemuktahiran Materialitas
Penilaian
awal mengenai overall materiality dan specific materiality dapat
berubah dari perencanaaan audit pada awal mulanya, sampai saat mengevaluasi
hasil dari prosedur audit. Hal ini dapat terjadi karena perubahan situasi atau
perubahan mengenai apa yang diketahui auditor setelah melaksanakan prosedur
audit.
Penurunan Tingkat Materialitas Dari Periode
Yang Lalu.
Ketika
situasi berubah dari suatu periode ke periode berikutnya, auditor perlu
mempertimbangkan dampak salah saji pada ekuitas awal periode.
Pendokumentasian
dokumentasikan
penentuan mengenai hal-hal berikut dan pertimbangkan mengenai faktor-faktor
yang dipergunakan dalam penentuan tersebut, antara lain:
·
overall materiality
·
tingkat spesific materiality
untuk jenis transaksi, saldo akun, atau pengungkapan tertentu;
·
performance materiality; dan
·
setiap revisi atau perubahan terhadap
faktor-faktor di atas selama audit berlangsung
BAB 18
DISKUSI TIM AUDIT
Tinjauan Umum
Unsur
penting dalam sukses penugasan audit manapun, adalah komunikasi yang baik
diantara anggota tim audit.
Manfaat
komunikasi yang baik adalah:
·
Produktivitas audit
·
Efektivitas audit
·
Pengembangan staf
Komunikasi
berkelanjutan yang efektif memerlukan:
·
Keterlibatan penuh dari partner
penugasan dan anggota inti lainnya.
·
Kesediaan personel senior untuk
mendengar personel yang lebih junior
Pertemuan Perencanaan Tim Audit
Dalam penugasan yang lebih besar, pertemuan
mengenai perencanaandijadwalkan jauh sebelum dimulainya pekerjaan lapangan.
Tiga hal yang dibahas selanutnya yaitu sebagai berikut:
·
Berbagi insight tentang entitas
·
Bertukar pikiran (brainstorm)
·
Perencanaan audit.
Berbagi Insight Tentang Entitas
Pertemuan
tim audit memeberikan kesempatan kepada partner penugasan dan anggota tim untuk
berbagi insight mengenai entitas, misalnya tentang manusia, kegiatan,
dan tujuan entitas. Tujuan pertemuan tim audit ialah untuk membahas secara
terbuka hal-hal berikut:
·
Entitas
·
Manajemen
·
Faktor risiko yang diketahui
Bertukar Pikiran
Pertemuan
penugasan dalam hal ini adalah bertukar pikiran (brainstorming) mengenai
gagasan-gagasan dan pendekatan audit yang mungkin diterapkan sebagai berikut:
·
Potensi untuk kesalahan (errors) dan
kecurangan (fraud)
·
Tanggaoan terhadap risiko
·
Perencanaan audit
Komunikasi Selama dan pada Akhir Audit
Diskusi
tim janganlah dibatasi dalam pertemuan-pertemuan mengenai perencanaan audit.
Tim audit perlu didorong untuk berkomunikasi dan berbagi informasi yang mereka
peroleh, dengan berbagai relevansinya, khususnya ketika informasi itu berdampak
pada penilaian risiko dan prosedur audit yang direncanakan.
Mohon info sumbernya dong? Kebetulan saya ada revisi sidang skripsi . Dan kmrn argunen sya tidak doterima oleh dosen penguji. Terimakasih
BalasHapusTuanakota, Theodorus. 2013. Audt Berbasis ISA. jakarta:Salemba Empat
Hapus