Judul : Exploring the Effects of Inflation
on Financial Statements
through Ratio Analysis
Penulis : Cenap Ilter
Publikasi : International Journal of Business and Social Science
Vol. 3
No. 13; July 2012
Reviewer : Kelompok 5 (Nur Tanio, Saidah, Sri
Hidayati, Sulkarnaim)
Review
Inflasi telah mempengaruhi banyak negara selama
bertahun-tahun. Ini adalah masalah yang berlanjut di tahun 1980-an.
Seperti yang diatur dalam IAS 29 standar, laporan keuangan harus disajikan
kembali dibersihkan dari dampak inflasi, jika tiga tahun terakhir `inflasi kumulatif ekonomi adalah mendekati atau
melebihi 100%. Tujuan dari IAS 29 adalah
untuk menetapkan standar khusus untuk perusahaan pelaporan dalam mata uang dari
ekonomi hyperinflationary, sehingga informasi keuangan yang diberikan
menjadi sangat berarti. Michael K. Salemi, dalam artikelnya yang berjudul
Hyperinflation, mengatakan bahwa-Akibatnya, inflasi adalah bentuk perpajakan yang menjadi keuntungan pemerintah dengan mengorbankan
orang-orang yang memegang uang sementara nilainya menurun.
kebijakan perpajakan terletak pada akar dari argumen untuk
memperkenalkan metode akuntansi inflasi, kecuali terdapat beberapa modifikasi
untuk metode ini menghitung penghasilan kena pajak yang akan membawa efek
rekening dari daya beli depresiasi uang, maka persetujuan Pemerintah
menghilang. Ketika perusahaan mulai menerapkan aturan akuntansi inflasi,
angka-angka berikut cenderung berubah: Penjualan mulai meningkat sebagai
penjualan setiap bulan `s disajikan kembali (dibawa ke daya beli) pada tanggal
31 Desember, dan juga semua unsur laporan laba rugi seperti COGS disajikan
kembali dengan daya beli pada tanggal 31 Desember. Jumlah aset dan ekuitas
menunjukkan kecenderungan meningkat karena mencakup item non moneter seperti
persediaan dan aktiva tetap, modal disetor yang disajikan kembali dengan daya
beli pada tanggal 31 Desember. Aktiva lancar sedikit meningkat karena
persediaan menjadi aset non moneter. Jika kita melihat rasio, rasio
tersebut berasal dari aset dan kewajiban moneter tidak menunjukkan berubah
karena mereka tidak termasuk aset moneter non atau kewajiban. Bekerja
rasio modal meningkat sedikit karena dimasukkannya persediaan pada nominator
tersebut. Berikut beberapa cara untuk mengurangi dampak negatif dari inflasi
pada keuangan:
1.
Menjaga
posisi moneter neto serendah mungkin
2.
Mulailah
menghitung efek kerugian moneter pada keuangan meskipun tidak diperlukan sesuai
IAS 29
3.
Mendidik
karyawan mengenai efek dari nilai waktu dari uang dan inflasi.
Critic
SSAP 16 memiliki keunggulan dalam mengatasi pengaruh
inflasi. Sejalan dengan persediaan dan aktiva tetapnya, suatu perusahaan perlu
meningkatkan modal kerja dalam nilai nominal bersih untuk mempertahankan
kemampuan operasinya dengan harga yang semakin meningkat. Perusahaan juga akan
mendapatkan manfaat dari penggunaan utang selama masa inflasi. Tujuan akuntansi
inflasi adalah untuk mengukur kinerja suatu perusahaan dan memungkinkan setiap
orang yang tertarik untuk mengukur jumlah, waktu, dan kemungkinan arus kas masa
depan.
Suatu perusahaan dapat mengukur penguasaannya terhadap
barang dan jasa tertentu dengan menggunakan indeks untuk mengukur keuntungan
dan kerugian moneter. Karena tidak seluruh perusahaan dapat menyusun indeks
harga beli yang khusus untuk perusahaan itu,pendekatan di Inggris merupakan
alternatif praktis yang baik. Ketimbang mengungkapkan mekanisme penyesuaian
(atau sejenisnya),kami lebih suka untuk memperlakukannya sebagai pengurangan
dari penyesuaian biaya kini untuk depresiasi, harga pokok penjualan dan modal
kerja moneter. Pembebanan biaya kini dari penyajian ulang laba biaya historis
selama masa inflasi akan terhapuskan dengan pengurangan beban jasa utang yang
digunakan untuk mendanai pos-pos operasi tersebut.
Sedangkan unruk Akuntansi Untuk Inflasi Luar Negeri Sajikan ulang laporan keuangan seluiruh anak
perusahaan,baik domestik secara spesifik maupun asing,dan laporan induk
perusahaan untuk mencerminkan perubahan dalam harga spesifik (sebagai contoh
biaya kini). Translasikan akun-akun seluruh anak perusahaan di luar
negeri ke dalam nilai ekuivalen mata uang domestik dengan menggunakan suatu
nilai konstan (yaitu kurs valuta asing pada tahun dasar atau tahun sekarang). Gunakanlah
indeks harga spesifik yang relevan dengan apa yang dikonsumsi oleh prusahaan
dalam menghitung keuntungan atau kerugian moneter. Sudut pandang induk
perusahaan memerlukan indeks harga domestik; sudut pandang perusahaan lokal
memerlukan indeks harga lokal. Menyajikan ulang baik akun-akun perusahaan luar negeri
dan domestik menjadi ekuivalen harga kini akan menghasilkan informasi yang
relevan dengan keputusan. Informasi ini memberikan kesempatan kepada investor
untuk memperoleh informasi sebanyak mungkin yang menyangkut dividen masa depan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar