Kata pengantar
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT,
karena saya telah diberikan kesempatan untuk menyelesaikan tugas makalah mata
kuliah Bahasa Indonesia yang berjudul Pengangguran di Indonesia yang membahas
tentang penyebab semakin tingginya pengangguran di Indonesia, pengaruh
tingginya pengangguran terhadap perekonomian indonesia, serta upaya pemerintah
untuk mengurangi pengangguran di Indonesia
Dalam penyusunana makalah ini, saya mendapat banyak tantangan dan
hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa
teratasi. Olehnya itu, saya mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada
semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini, semoga bantuannya
dapat mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa
Saya menyadari bahwasanya makalah ini masih jauh dari kesempurnaan
baik dari segi penyusunan maupun materinya
Akhir kata semoga makalah ini dapat membarikan manfaat bagi kita
sekalian
Makassar, Oktober 2012
Penulis
DAFTAR ISI
Kata pengantar
Daftar isi
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang............................................................................................4
1.2. Rumusan Masalah.......................................................................................5
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1. Pengertian
Pengangguran............................................................................6
2.2. Jenis & macam
pengangguran.....................................................................6
2.3. Penyebab semakin tingginya pengangguran di Indonesia...........................8
2.4. Dampak pengangguran
terhadap pembangunan indonesia.........................9
2.5. Upaya pemerintah untuk
mengurangi pengangguran di Indonesia.............9
BAB
3 PENUTUP
3.1. Kesimpulan.................................................................................................12
3.2. Saran...........................................................................................................12
Daftar
pustaka................................................................................................................13
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar
Belakang
Salah satu masalah pokok yang dihadapi bangsa
dan negara Indonesia adalah masalah pengangguran. Pakar Pendidikan Jatim Daniel
M. Rosyid dan Ketua Departemen Ekonomi Syariah Universitas Airlangga Sri
Kusreni menyatakan pengangguran di Indonesia pada tahun 2008 sudah mencapai 12
juta jiwa. (Jawa Pos:27/03/2008). Memang masalah pengangguran telah menjadi
momok yang begitu menakutkan khususnya di negara-negara berkembang seperti di
Indonesia. Negara berkembang seringkali dihadapkan dengan besarnya angka
pengangguran karena sempitnya lapangan pekerjaan dan besarnya jumlah penduduk.
Sempitnya lapangan pekerjaan dikarenakan karena faktor kelangkaan modal untuk
berinvestasi. Awal ledakan pengangguran sebenarnya bisa diketahui sejak sekitar
tahun 1997 akhir atau 1998 awal. Ketika terjadi krisis moneter yang hebat
melanda Asia khususnya Asia Tenggara mendorong terciptanya likuiditas ketat
sebagai reaksi terhadap gejolak moneter di Indonesia, kebijakan likuidasi atas
16 bank akhir November 1997 saja sudah bisa membuat sekitar 8000 karyawannya
menganggur. Dan dalam selang waktu yang tidak relatif lama, 7.196 pekerja dari
10 perusahaan sudah di PHK dari pabrik-pabrik mereka di Jawa Barat, Jakarta,
Yogyakarta, dan Sumatera Selatan berdasarkan data pada akhir Desember 1997.
Ledakan pengangguranpun berlanjut di tahun 1998, di mana sekitar 1,4 juta
pengangguran terbuka baru akan terjadi. Dengan perekonomian yang hanya tumbuh
sekitar 3,5 sampai 4%, maka tenaga kerja yang bisa diserap sekitar 1,3 juta
orang dari tambahan ngkatan kerja sekitar 2,7 juta orang. Sisanya menjadi tambahan
pengangguran terbuka tadi. Menurut International Labor Organization,
selama tahun 2002-2003 terjadi peningkatan pengangguran rata-rata dunia 20
juta. Sehingga secara total jumlah pengangguran dunia saat ini kurang lebih 180
juta. Dan yang lebih memprihatinkan, diperkirakan seperempat dari jumlah itu
ada di indonesia (Johanes, 2003).
Berdasarkan pengalaman, jika kita mengacu pada
data-data pada tahun 1996 maka pertumbuhan ekonomi sebesar 3,5 sampai 4%
belumlah memadai, seharusnya pertumbuhan ekonomi yang ideal bagi negara
berkembang macam Indonesia adalah di atas 6%. Pertumbuhan
ekonomi merupakan salah satu indikator yang amat penting dalam menilai kinerja
suatu perekonomian, terutama untuk melakukan analisis tentang hasil pembangunan
ekonomi yang telah dilaksanakan suatu negara atau suatu daerah. Ekonomi
dikatakan mengalami pertumbuhan apabila produksi barang dan jasa meningkat dari
tahun sebelumnya. Dengan demikian, pertumbuhan ekonomi menunjukkan sejauh mana
aktivitas perekonomian dapat menghasilkan tambahan pendapatan atau kesejahteraan
masyarakat pada periode tertentu. Pertumbuhan ekonomi suatu negara atau suatu
wilayah yang terus menunjukkan peningkatan, maka itu menggambarkan bahwa
perekonomian negara atau wilayah tersebut berkembang dengan baik. Jika masalah pengangguran yang demikian pelik
dibiarkan berlarut-larut maka sangat besar kemungkinannya untuk mendorong suatu
krisis sosial. yang terjadi tidak saja menimpa para pencari kerja yang baru
lulus sekolah, melainkan juga menimpa orangtua yang kehilangan pekerjaan karena
kantor dan pabriknya tutup. Indikator masalah sosial bisa dilihat dari begitu
banyaknya anak-anak yang mulai turun ke jalan. Mereka menjadi pengamen,
pedagang asongan maupun pelaku tindak kriminalitas. Mereka adalah generasi yang
kehilangan kesempatan memperoleh pendidikan maupun pembinaan yang baik.
Pertumbuhan ekonomi yang lambat dan pengangguran yang tinggi,
korupsi yang merajalela - dipandang sebagai ancaman terbesar dalam ekonomi.
Ketika bahaya resesi muncul secara serius, pemerintah berusaha untuk memperkuat
ekonomi dengan cara melakukan pengendalian inflasi dari pada memerangi resesi
dengan membatasi pengeluaran, menolak pemotongan pajak, dan mengekang
pertumbuhan jumlah uang beredar. Ketika inflasi tinggi, pengangguran
tinggi, dan terjadi anggaran defisit, pemerintah dapat mengeluarkan
kebijakan fiskal sebagai alat untuk mengatur kecepatan keseluruhan kegiatan
ekonomi. Sebaliknya, kebijakan moneter - mengendalikan jumlah uang beredar
bangsa melalui perangkat seperti suku bunga. Kebijakan moneter diarahkan oleh
bank sentral negara. Peran pemerintah sangatlah penting untuk kesejahteraan
rakyat. apa pun alasan dan bagaimanapun kondisi
Indonesia saat ini masalah pengangguran harus dapat diatasi dengan berbagai
upaya. Tiap-tiap warga negara berhak atas
pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan sesuai dengan UUD 45
pasal 27 ayat 2 dan pada Pasal 28 D ayat (2) menyatakan bahwa:” Setiap orang
berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan perlakuan yang adil dan layak
dalam hubungan kerja”. Hal ini berarti, bahwa secara konstitusional, pemerintah
berkewajiban untuk menyediakan pekerjaan dalam jumlah yang cukup, produktif dan
remuneratif.. Kedua Pasal UUD 1945 ini perlu menjadi perhatian bahwa
upaya-upaya penanganan pengangguran yang telah dilaksanakan selama ini masih
belum memenuhi harapan, serta mendorong segera dapat dirumuskan Konsepsi
Penanggulangan Pengangguran.
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa penyebab
semakin tingginya pengangguran di Indonesia ?
2. Adakah
pengaruh tingginya pengangguran terhadap perekonomian indonesia ?
3. Apa
yang harus dilakukan pemerintah untuk mengurangi pengangguran di Indonesia ?
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Pengangguran
Pengangguran atau tuna karya adalah istilah untuk
orang yang tidak bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari
dua hari selama seminggu, atau seseorang yang sedang berusaha mendapatkan
pekerjaan yang layak. Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja
atau para pencari kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan kerja yang ada
yang mampu menyerapnya. Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam perekonomian
karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakat
akan berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan
dan masalah-masalah sosial
lainnya.
Tingkat pengangguran dapat dihitung dengan
cara membandingkan jumlah pengangguran dengan jumlah angkatan kerja yang
dinyatakan dalam persen. Ketiadaan pendapatan menyebabkan penganggur harus
mengurangi pengeluaran konsumsinya yang menyebabkan menurunnya tingkat
kemakmuran dan kesejahteraan. Pengangguran yang berkepanjangan juga dapat
menimbulkan efek psikologis yang buruk terhadap penganggur dan keluarganya.
Tingkat pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan kekacauan politik keamanan
dan sosial sehingga mengganggu pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Akibat
jangka panjang adalah menurunnya GNP dan pendapatan per kapita suatu negara. Di
negara-negara berkembang seperti Indonesia,
dikenal istilah "pengangguran terselubung" di mana pekerjaan yang
semestinya bisa dilakukan dengan tenaga kerja sedikit, dilakukan oleh lebih
banyak orang.
2.2. Jenis & macam pengangguran
Berdasarkan
jam kerja
Berdasarkan jam kerja, pengangguran
dikelompokkan menjadi 3 macam:
- Pengangguran Terselubung (Disguised Unemployment) adalah
tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal karena suatu alasan
tertentu.
- Setengah Menganggur (Under Unemployment) adalah tenaga
kerja yang tidak bekerja secara optimal karena tidak ada lapangan
pekerjaan, biasanya tenaga kerja setengah menganggur ini merupakan tenaga
kerja yang bekerja kurang dari 35 jam selama seminggu.
- Pengangguran Terbuka (Open Unemployment) adalah tenaga
kerja yang sungguh-sungguh tidak mempunyai pekerjaan. Pengganguran jenis
ini cukup banyak karena memang belum mendapat pekerjaan padahal telah
berusaha secara maksimal.
Berdasarkan
penyebab terjadinya
Berdasarkan penyebab terjadinya, pengangguran
dikelompokkan menjadi 7 macam:
- Pengangguran friksional (frictional unemployment)
Pengangguran friksional adalah pengangguran
yang sifatnya sementara yang disebabkan adanya kendala waktu, informasi dan
kondisi geografis antara pelamar kerja dengan pembuka lamaran pekerja tidak
mampu memenuhi persyaratan yang ditentukan pembuka lapangan kerja. Semakin maju
suatu perekonomian suatu daerah akan meningkatkan kebutuhan akan sumber daya
manusia yang memiliki kualitas yang lebih baik dari sebelumnya.
- Pengangguran konjungtural (cycle unemployment)
Pengangguran konjungtoral adalah pengangguran
yang diakibatkan oleh perubahan gelombang (naik-turunnya) kehidupan
perekonomian/siklus ekonomi.
- Pengangguran struktural (structural unemployment)
Pengangguran struktural adalah pengangguran
yang diakibatkan oleh perubahan struktur ekonomi dan corak ekonomi dalam jangka
panjang. Pengangguran struktural bisa diakibatkan oleh beberapa kemungkinan,
seperti:
- Akibat permintaan berkurang
- Akibat kemajuan dan pengguanaan teknologi
- Akibat kebijakan pemerintah
- Pengangguran musiman (seasonal Unemployment)
Pengangguran musiman adalah keadaan menganggur
karena adanya fluktuasi kegiaan ekonomi jangka pendek yang menyebabkan
seseorang harus nganggur. Contohnya seperti petani yang menanti
musim tanam, pedagang
durian yang menanti musim durian.
- Pengangguran siklikal
Pengangguran siklikal adalah pengangguran yang
menganggur akibat imbas naik turun siklus ekonomi sehingga permintaan tenaga
kerja lebih rendah daripada penawaran kerja.
- Pengangguran teknologi
Pengangguran teknologi adalah pengangguran yang
terjadi akibat perubahan atau penggantian tenaga manusia menjadi tenaga
mesin-mesin.
- Pengangguran siklus
Pengangguran siklus adalah pengangguran yang
diakibatkan oleh menurunnya kegiatan perekonomian karena terjadi resesi.
Pengangguran siklus disebabkan oleh kurangnya permintaan masyarakat (aggrerate
demand).
2.3. Penyebab Tingginya
Pengangguran di Indonesia
Penduduk yang relatif banyak. Semakin banyaknya jumlah penduduk di Indonesia, tentunya membawa dampak
yang tidak baik bagi kehidupan social. Kepadatan penduduk ini juga akan
berdampak pada pertambahan jumlah pengangguran.
· Pendidikan
dan keterampilan yang rendah. Syarat seseorang untuk bisa dengan mudahnya
memperoleh pekerjaan tentunya harus dimodali dengan pendidikan dan keterampilan
yang bagus. Kalau tidak, jangan harap kita bisa dapat pekerjaan yang layak.
Bayangkan saja begitu banyaknya lulusan-lulusan SMP, SMA maupun perguruan
tinggi lainnya di tiap tahunnya, hanya yang berbibit unggullah yang kelak akan
menghiasi dunia pekerjaan.
· Angkatan
kerja tidak dapat memenuhi persyaratan yang diminta dunia kerja. Sama
halnya dengan poin kedua, ketidakterpenuhinya persyaratan yang diminta dunia
kerja seperti pendidikan dan keterampilan yang bagus hanya akan menambahi
jumlah pengangguran di Indonesia. Bahkan tak jarang kompetensi pencari kerja
yang tidak sesuai dengan pasar kerja.
·
Terbatasnya lapangan kerja yang ada. Laju pertumbuhan penduduk yang tinggi
dan lulusan yang banyak sekali tiap tahunnya sayangnya tidak diimbangi dengan
banyaknya lapangan pekerjaan yang disediakan. Hal ini menyebabkan semakin
banyaknya pengangguran.
·
Teknologi yang semakin modern. Di era globalisasi ini, teknologi sudah
sulit dijauhkan dalam kehidupan sehari-hari kita. Kehadirannya begitu penting.
Suatu pekerjaan akan lebih cepat selesai, akurat, dan efisien dengan
menggunakan teknologi. Biaya yang dikeluarkan pun sedikit lebih menguntungkan
dibandingkan dengan menyerap tenaga kerja yang banyak namun tidak efisien dalam
waktu pengerjaan.
· Pengusaha
yang selalu mengejar keuntungan dengan menerapkan sistem pegawai kontrak
(outsourcing). Perusahaan-perusahaan saat ini lebih sering menerapkan
sistem tersebut karena dinilai lebih menguntungkan mereka. Apabila mempunyai
pegawai tetap, mereka akan dibebankan pada biaya tunjangan ataupun dana pension
kelak ketika pegawai sudah tidak lagi bekerja. Namun dengan sistem pegawai
kontrak ini, mereka bisa seenaknya mengambil pegawainya ketika butuh atau
sedang ada proyek besar dan kemudian membuangnya lagi setelah proyek tersebut
sudah berakhir. Dan tentunya hal ini akan membuat perusahaan tidak perlu
membuang biaya besar. Namun sistem ini membuat munculnya pengangguran
· Adanya
pemutusan kerja dari perusahaan biasanya disebabkan antara lain; perusahaan
yang menutup atau mengurangi bidang usahanya akibat krisis ekonomi atau
keamanan yang kurang kondusif; peraturan yang menghambat inventasi; hambatan
dalam proses ekspor impor, dan lain-lain. Bisa juga dikarenakan perusahaan yang
bangkrut disebabkan oleh karena kredit macet atau tidak mampu mengangsur
pinjaman Bank. Kredit macet disebabkan oleh krisis ekonomi yang melanda bangsa
ini sejak tahun 1997. Krisis ekonomi disebabkan oleh krisis moneter(melemahnya
nilai rupiah terhadap dolar AS). Krisis moneter disebabkan oleh rusaknya
ekonomi Indonesia. Kerusakan ekonomi ini disebabkan oleh adanya mental korup,
kolusi dan nepotisme (KKN) yang menggurita dan sistematik pada semua lembaga
negara dan swasta. Budaya KKN ini disebabkan oleh pemerintahan yang kotor(tidak
bersih). Masih bisa dicari lagi sebab-sebabnya misalnya dekadensi(kemerosotan
moral). Sehingga erat sekali hubungan antara penganggursan dengan bagaimana
keadaan perekonomian suatu Negara.
· Pemulangan
TKI ke Indonesia. TKI yang bermasalah di luar negeri sehingga harus di
deportasi ke daerah asalnya tentunya hanya akan menambah daftar panjang para
penganggur di Indonesia. Padahal sebenarnya diharapkan TKI tersebut dapat
membantu pemerintah mengurangi jumlah pengangguran di negeri ini dan menambah
devisa Negara.
· Penyediaan
dan pemanfaat tenaga kerja antar daerah tidak seimbang. Jumlah angkatan
kerja disuatu daerah mungkin saja lebih besar dari kesempatan kerja, sedangkan
di daerah lainnya dapat terjadi keadaan sebaliknya. Keadaan tersebut dapat
mengakibatkan perpindahan tenaga kerja dari suatu daerah ke daerah lain, bahkan
dari suatu negara ke negara lainnya.
2.4. Dampak Pengangguran Terhadap Pembangunan di Indonesia
Di negara sedang
berkembang, tidak terkecuali di Indonesia, jumlah pengangguran (pengangguran
terbuka) yang terus meningkat merupakan masalah yang serius. Pengangguran yang sudah sangat kronis dan
bersifat struktural pada umumnya akan
membawa dampak negatif terhadap
pembangunan lingkungan, sosial, politik dan ekonomi
Terganggunya Stabilitas
Perekonomian
Pengangguran dapat
membawa dampak terganggunya stabilitas ekonomi yang ditandai oleh beberapa hal,
diantaranya sebagai berikut.
1) Melemahnya
permintaan agregat
Untuk dapat bertaha
hidup, manusia harus bekerja. Dengan bekerja, ia akan memperoleh penghasilan
yang digunakan untuk belanja barang dan jasa. Jika pengangguran tinggi dan
bersifat struktural, daya beli akan menurun yang pada gilirannya kan menimbulkan
penurunan terhadap permintaan total (permintaan agregat).
2) Melemahnya penawaran
agregat
Tingginya tingkat
pengangguran akan menurunkan penawaran agregat. Dampak pengangguran terhadap
penawaran agregat terasa dalam jangka panjang. Walaupun tenaga kerja dapat
digantikan dengan barang modal, sehingga dapat digunakan untuk menaikkan
penawaran agregat, di dalam mekanisme pasar (interaksi antara permintaan dan
penawaran), sekalipun produksi bisa berjalan, tetapi jika permintaan agregat
lemah, keseimbangan ekonomui terjadi di tingkat yang sangat rendah. Akibatnya,
tingkat produksi harus diturunkan secara drastis. Penurunan tingkat atau skala
produksi akan menaikkan biaya per unit sehingga penawaran agregat pun melemah.
Terganggunya Stabilitas
Sosial Politik
Pengangguran yang
tinggi bukan hanya persoalan ekonomi semata, melainkan juga masalah polotik.
Pengangguran yang tinggi akan meningkatkan kriminalitas, seperi pencurian,
perampokan, penyalahgunaan obat terlarang maupun kegiatan-kegiatan ekonomi ilegal lainnya. Biaya ekonomi yang
dikeluarkan oleh pemerintah untuk mengatasi masalah-masalah sosial ini sangat
besar dan susah diukur efisiensi dan efektivitasnya.
2.5. Upaya yang Dapat Dilakukan Pemerintah dalam Menanggulangi Pengangguran
di Indonesia
·
Pemerintah memberikan bantuan wawasan,
pengetahuan dan kemampuan jiwa kewirausahaan kepada Usaha Kecil dan Menengah
(UKM) berupa bimbingan teknis dan manajemen memberikan bantuan modal lunak
jangka panjang, perluasan pasar. Serta pemberian fasilitas khusus agar dapat
tumbuh secara mandiri dan andal bersaing di bidangnya.
Mendorong terbentuknya kelompok usaha bersama
dan lingkungan usaha yang menunjang dan mendorong terwujudnya pengusaha kecil
dan menengah yang mampu mengembangkan usaha, menguasai teknologi dan informasi
pasar dan peningkatan pola kemitraan UKM dengan BUMN, BUMD, BUMS dan pihak
lainnya.
·
Segera melakukan pembenahan, pembangunan dan
pengembangan kawasan-kawasan, khususnya daerah yang tertinggal dan terpencil
sebagai prioritas dengan membangun fasilitas transportasi dan komunikasi. Ini
akan membuka lapangan kerja bagi para penganggur di berbagai jenis maupun
tingkatan. Harapan akan berkembangnya potensi wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI) baik potensi sumber daya alam, sumber daya manusia.
·
Segera membangun lembaga sosial yang dapat
menjamin kehidupan penganggur. Seperti PT Jaminan Sosial Tenaga Kerja (PT
Jamsostek) Dengan membangun lembaga itu, setiap penganggur di Indonesia akan
terdata dengan baik dan mendapat perhatian khusus. Secara teknis dan rinci.
·
Segera menyederhanakan perizinan dan
peningkatan keamanan karena terlalu banyak jenis perizinan yang menghambat
investasi baik Penanamaan Modal Asing maupun Penanaman Modal Dalam Negeri. Hal
itu perlu segera dibahas dan disederhanakan sehingga merangsang pertumbuhan
iklim investasi yang kondusif untuk menciptakan lapangan kerja.
·
Mengembangkan sektor pariwisata dan kebudayaan
Indonesia (khususnya daerah-daerah yang belum tergali potensinya) dengan
melakukan promosi-promosi keberbagai negara untuk menarik para wisatawan asing,
mengundang para investor untuk ikut berpartisipasi dalam pembangunan dan
pengembangan kepariwisataan dan kebudayaan yang nantinya akan banyak menyerap
tenaga kerja daerah setempat.
·
Melakukan program sinergi antar BUMN atau BUMS
yang memiliki keterkaitan usaha atau hasil produksi akan saling mengisi
kebutuhan. Dengan sinergi tersebut maka kegiatan proses produksi akan menjadi
lebih efisien dan murah karena pengadaan bahan baku bisa dilakukan secara
bersama-sama. Contoh, PT Krakatau Steel dapat bersinergi dengan PT. PAL
Indonsia untuk memasok kebutuhan bahan baku berupa pelat baja.
·
Dengan memperlambat laju pertumbuhan penduduk
(meminimalisirkan menikah pada usia dini) yang diharapkan dapat menekan laju
pertumbuhan sisi angkatan kerja baru atau melancarkan sistem transmigrasi
dengan mengalokasikan penduduk padat ke daerah yang jarang penduduk dengan
difasilitasi sektor pertanian, perkebunan atau peternakan oleh pemerintah.
·
Menyeleksi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang
akan dikirim ke luar negeri. Perlu seleksi secara ketat terhadap pengiriman TKI
ke luar negeri. Sebaiknya diupayakan tenaga-tenaga terampil. Hal itu dapat
dilakukan dan diprakarsai oleh Pemerintah Pusat dan Daerah.
·
Segera harus disempurnakan kurikulum dan sistem
pendidikan nasional (Sisdiknas). Sistem pendidikan dan kurikulum sangat
menentukan kualitas pendidikan yang berorientasi kompetensi. Karena sebagian
besar para penganggur adalah para lulusan perguruan tinggi yang tidak siap
menghadapi dunia kerja.
·
Segera mengembangkan potensi kelautan dan
pertanian. Karena Indonesia mempunyai letak geografis yang strategis yang
sebagian besar berupa lautan dan pulau-pulau yang sangat potensial sebagai
negara maritim dan agraris. Potensi kelautan dan pertanian Indonesia perlu
dikelola secara baik dan profesional supaya dapat menciptakan lapangan kerja
yang produktif
BAB 3 PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Pengangguran
umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja tidak sebanding dengan jumlah
lapangan pekerjaan yang mampu menyerapnya. Pengangguran seringkali menjadi
masalah dalam perekonomian karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan
pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya
kemiskinan dan masalah-masalah sosial lainnya.
Ketiadaan pendapatan menyebabkan penganggur harus mengurangi pengeluaran konsumsinya yang menyebabkan menurunnya tingkat kemakmuran dan kesejahteraan.
Tingkat pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan kekacauan politik, keamanan dan sosial sehingga mengganggu pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Akibat jangka panjang adalah menurunnya GNP dan pendapatan per kapita suatu negara.
Rekomendasi
Memulihkan kondisi pengangguran di Indonesia tentulah tidak semudah membalikan telapak tangan. Karena itu diperlukan kerjasama dari seluruh elemen masyarakat dan pemerintah. Solusi paling mudah untuk mengatasi hal ini adalah dengan menciptakan lapangan usaha sendiri dan tidak mengharap yang muluk-muluk menjadi seorang karyawan suatu perusahaan dengan gaji yang besar.
Cara lain adalah dengan menetapkan kebijakan baru yang mempersempit kesempatan para pemilik perusahaan untuk mem-PHK karyawannya.
Ketiadaan pendapatan menyebabkan penganggur harus mengurangi pengeluaran konsumsinya yang menyebabkan menurunnya tingkat kemakmuran dan kesejahteraan.
Tingkat pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan kekacauan politik, keamanan dan sosial sehingga mengganggu pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Akibat jangka panjang adalah menurunnya GNP dan pendapatan per kapita suatu negara.
Rekomendasi
Memulihkan kondisi pengangguran di Indonesia tentulah tidak semudah membalikan telapak tangan. Karena itu diperlukan kerjasama dari seluruh elemen masyarakat dan pemerintah. Solusi paling mudah untuk mengatasi hal ini adalah dengan menciptakan lapangan usaha sendiri dan tidak mengharap yang muluk-muluk menjadi seorang karyawan suatu perusahaan dengan gaji yang besar.
Cara lain adalah dengan menetapkan kebijakan baru yang mempersempit kesempatan para pemilik perusahaan untuk mem-PHK karyawannya.
3.2 Saran
DAFTAR pUSTAKA
Agustianingsih, Eka.
2011. “Dampak
Pengangguran terhadap Perekonomian Indonesia”. http://www.ekaagustianingsih.blogspot.com,
diakses 31 Oktober 2012
Amri, Amir.
2008. “Inflasi dan Pengangguran di Indonesia”. http://www.amriamir.files.wordpress.com, diakses
31 oktober 2012
Anonim.
2012. “Strategi dan Kebijakan Pemerintah dalam Menanggulangi Pengangguran”. http://dickyfivers.wordpress.com/2012/04/28/strategi-dan-kebijakan-pemerintah-dalam-menanggulangi-pengangguran/,
diakses tanggal 31 Oktober 2012
Arifin, Imamul
dan Giana Hadi W. 2009. Membuka Cakrawala Ekonomi. Bandung : PT Setia
Purna
Artikel
non-personal. 2008. “Pengangguran”. http://id.wikipedia.org/wiki/Pengangguran, diakses
tanggal 31 Oktober 2012
Hamengkubuwono,
Sri Sultan. 2008. Merajut Kembali KeIndonesiaan Kita. Jakarta : PT
Gramedia Pustaka Utama
Irfan. 2011.
“Ekonomi Makro”. http://www.irpan-ekonomimakro.blogspot.com,
diakses 31 Oktober 2012
Prasetyo, Wahyu
Dwi. 2008. “Strategi dan Kebijakan Pemerintah dalam
Menanggulangi Pengangguran”. http://www.wahyumedia.wordpress.com,
diakses 31 Oktober 2012
Supriatna,
Nana, dkk. 2006. Ilmu Pengetahuan Sosial. Jakarta : PT Grafindo Media
Pratama
Tidak ada komentar:
Posting Komentar