A.
ANALISIS
KESEIMBANGAN IS
Gambar 10.1. Fungsi permintaan investasi
Perhatikan contoh gambar
10.1. pada gambar tersebut garis II merupakan kurva permintaan investasi
agregatif dengan persamaan fungsi I = 80–4r, dimana I menunjukkan nilai
investasi per tahun dinyatakan dalam milyar rupiah misalnya, dan r merupakan
tingkat bunga dinyatakan dalam persentase. Dengan menggunakan contoh tersebut,
maka pada tingkat bunga setinggi 15% besarnya investasi dalam perekonomian
adalah sejumlah Rp 20 milyar. Apabila tingkat bunga menurun menjadi 10%, maka
besarnya investasi meningkat menjadi Rp 40 milyar.
Kalau misalnya sebuah
perekonomian mempunyai fungsi konsumsi dengan persamaan fungsi:
C
(dalam milyar rupiah) = 40 + 0,6Y
Maka perekonomian tersebut mempunyai persamaan fungsi
tabungan:
S
(dalam milyar rupiah) = -40 + 0,4Y
Gambar 10.2. Fungsi tabungan dan fungsi konsumsi
Untuk leebih jelasnya,
perhatikan saja contoh berikut. Sebuah perekonomian mempunyai fungsi konsumsi
dan fungsi investasi dengan persamaan-persamaan fungsi sebagai berikut.
Fungsi Konsumsi (dalam milyar rupiah):
C = 0,6Y + 40
Fungsi Pengeluaran Investasi (dalam milyar rupiah):
I = -4r + 80
Berdasarkan persamaan fungsi
konsumsi dan fungsi investasi tersebut, fungsi IS perekonomian dapat kita
temukan.
1. Menggunakan
rumus I
Y =
C + I
Y =
0,6Y + 40 – 4r + 80
0,4 Y = 120 – 4r
Y = 300 – 10r
2. Menggunakan
rumus II
Secara grafis fungsi IS yang
menunjukkan hubungan antara tingkat bunga dengan pendapatan nasional dapat
dilihat pada gambar berikut ini.
|
Gambar 10.3. Kurva IS
Kuadran 4 (gambar 10.4) memperlihatkan
penurunan kurva keseimbangan IS dari fungsi investasi dan fungsi tabungan
dengan bantuan kurva pada kuadran 2, yang menunjukkan hubungan antara tingkat
bunga dengan pendapatan nasional keseimbangan. Pada saat tingkat bunga sebesar
10%, pendapatan nasional keseimbangan sebesar Rp. 200 milyar.
Pada kurva keseimbangan IS, hubungan
antara tingkat bungan dengan pendapatan nasional keseimbangan mempunyai slope negatif (hubungan terbalik),
artinya pada waktu tingkat bunga meningkat, maka pendapatan nasional
keseimbangan akan menurun, dan sebaliknya, pada waktu tingkat bunga turun, maka
pendapatan nasional keseimbangan meningkat.
Selanjutnya dengan cara penurunan kurva IS dengan 4 kuadran digambarkan berikut
ini.
Gambar 10.4. Menurunkan kurva IS dengan metode grafik
B.
ANALISIS KESEIMBANGAN LM (PASAR UANG)
Untuk menerangkan hubungan
antara permintaan uang untuk transaksi dan permintaan uang untuk berjaga-jaga
dengan permintaan uang L1, dengan data sebagai berikut:
LT = 0,25Y
LJ = 0,15Y
dimana:
LT : permintaan uang untuk transaksi
LJ : permintaan uang untuk berjaga-jaga
Berdasarkan data tersebut,
dengan mengingat bahwa kurva atau fungsi L1 merupakan hasil
penjumlahan kurva permintaan akan uang untuk transaksi dengan kurva permintaan
uang untuk berjaga-jaga, maka dapat kita tulis:
L1 = LT
+ LJ = 0,25Y + 0,15Y = 0,4Y.
Jadi singkatnya:
L1 = 0,4Y
Permintaan uang untuk
spekulasi (L2) dipengaruhi oleh r (tingkat bunga) mempunyai slope negatif. Semakin tinggi
tingkat bunga maka semakin rendah permintaan akan uang.
Syarat keseimbangannya pasar
uang sudah kita ketahui, yaitu bahwa jumlah permintaan uang sama dengan jumlah
penawaran uang.
Secara matematik dapat dituliskan:
L = M
atau:
L1(Y) + L2(r) = M
atau:
L(Y,r) = M
Gambar 10.5. Hubungan permintaan akan uang untuk
transaksi dan untuk berjaga-jaga dengan permintaan uang L1
Gambar 10.6. Kurva permintan uang untuk spekulasi
Kalau permintaan akan uang
dan penawaran akan uang mempunyai persamaan-persamaan fungsi sebagai berikut.
Jumlah uang yang beredar :
Permintaan uang untuk transaksi dan berjaga-jaga :
L1 = k1Y
Permintaan uang untuk spekulasi:
L2 = k2r +
Maka:
M
= k1Y + k2r +
Kalau persamaan di atas kita
selesaikan untuk variabel Y, kita akan menemukan persamaan fungsi kurva LM:
Persamaan fungsi yang baru
saja kita temukan di atas merupakan persamaan fungsi kurva LM. Persamaan
tersebut berlaku kalau semua fungsi permintaan akan uang berbentuk garis lurus.
Sekedar untuk menunjukkan bagaimana memanfaati rumus kurva LM tersebut,
perhatikan contoh di bawah ini.
Sebuah perekonomian mempunyai data sebagai berikut:
Jumlah uang yang beredar :
= 200 milyar
rupiah
Permintaan uang untuk transaksi
(dalam milyar rupiah) :
LT = 0,25Y
Permintaan uang untuk berjaga-jaga
(dalam milyar rupiah) :
LJ = 0,15Y
Permintaan uang untuk spekulasi
(dalam milyar rupiah) :
L2 = 160 – 4r
Berdasarkan data di atas,
dengan menggunakan persamaan yang telah ada, maka kita dapat menemukan
persamaan fungsi kurva LM.
Pertama-tama kita cari persamaan kurva L1.
Kurva L1 :
L1 = LT – LJ = 0,25Y +
0,15Y
L1
= 0,4Y
Dengan
demikian, maka:
1. Dengan
menggunakan rumus 1
L1Y
+ L2Y =
0,4Y
+ 160 – 4r = 200
0,4Y
= 40 + 4r
Y
= 100 + 10r
2. Dengan
menggunakan rumus 2
Secara grafis fungsi LM yang
menunjukkan hubungan antara tingkat bunga dengan pendapatan nasional.
Selanjutnya dapat dilihat pada gambar berikut ini.
Gambar 10.7. Kurva LM
Pada kuadran 2
(gambar 10.8) menunjukkan penurunan kurva LM dari fungsi uang untuk transaksi
dan untuk berjaga-jaga serta untuk spekulasi, yang menunjukkan hubungan antara
tingkat bunga dengan pendapatan nasional keseimbangan. Pada saat tingkat bunga
sebesar 5%, tingkat pendapatan nasional keseimbangan sebesar Rp 150 milyar, dan
pada tingkat bunga 10% pendapatan nasional keseimbangan sebesar Rp 200 milyar
yang terlihat pada kurva keseimbangan LM.
Hubungan tingkat
bunga dengan pendapatan nasional keseimbangan mempunyai slope positif (mempunyai hubungan searah), yaitu pada saat tingkat
bunga meningkat, maka pendapatan nasional keseimbangan juga akan meningkat.
Sebaliknya pada saat tingkat bunga turun, pendapatan nasional keseimbangan akan
mengalami penurunan.
Selanjutnya dengan penurunan kurva LM dengan 4 kuadran digambarkan sebagai
berikut.
Gambar 10.8. Menurunkan kurva LM
C.
KESEIMBANGAN IS – LM
Pada keseimbangan IS hubungan
tingkat bunga dengan pendapatan nasional keseimbangan mempunyai slope negatif, sedangkan keseimbangan LM
mempunyai slope positif. Maka
keseimbangan IS – LM adalah perpotongan kurva IS dan kurva LM dalam
keseimbangan yang sama antara tingkat bunga dengan pendapatan nasional
keseimbangan yang kemudian disebut Keseimbangan Umum IS – LM.
Pada gambar 10.9 dapat
dilihat bahwa titik E pada kuadran gabungan antara pasar komoditi dan pasar
uang merupakan titik keseimbangan umum. Oleh karena pada titik keseimbangan
umum perekonomian seluruhnya berada dalam keadaan keseimbangan, maka semua
variabel ekonomi dalam keadaan keseimbangan juga, termasuk juga di dalamnya
variabel-variabel ekonomi endogen.
Secara singkat di bawah ini
ditunjukkan nilai-nilai keseimbangan variabel-variabel ekonomi endogen tersebut:
OY* : pendapatan
nasional keseimbangan
Or* : tingkat bunga keseimbangan
OI* : pengeluaran investasi keseimbangan
OS* : penabungan keseimbangan, OS*
besarnya sama dengan OI*
OLT* : jumlah uang yang beredar dalam
perekonomian yang dipakai oleh masyarakat untuk kebutuhan transaksi dan
berjaga-jaga
Dengan menggunakan ilustrasi
yang sama dengan yang disajikan pada bab-bab sebelumnya, yaitu:
C = 40 + 0,6Y IS è Y = 300 – 10r
I = 80 – 4r
Gambar 10.9. Keseimbangan umum dan nilai-nilai
keseimbangan variabel-variabel endogen
= 200
LT = 0,25Y LM è Y = 100 + 10r
LJ = 0,15Y
L2 = 160 – 4r
kita menemukan nilai-nilai keseimbangan variabel-variabel
endogen di bawah ini:
LM è Y = 100 + 10r
IS è Y = 300 – 10r
2Y = 400
Y* = 200
Y* = 100 + 10r è 200 = 100 + 10r è r* = 10
(baca: tingkat bunga keseimbangan = 10%)
C* = 40 + 0,6Y è
C* = 40 + 0,6(200) = 160
I* = 80 – 4r è I* = 80 – 4(10) = 40
S* = Y* – C* èS* = 200 – 160 = 40
LT* = 0,25Y è LT* = 0,25(200) = 50
LJ* = 0,15Y è LJ* = 0,15(200) = 30
L2* = 160 – 4r è L2* = 160 – 4(10) = 120
Kalau kita perhatikan, syarat
keseimbangan pasar komoditi pada hasil perhitungan di atas, yaitu I* = S*
terpenuhi. Yaitu kedua-duanya mempunyai nilai 40. Di lain pihak, syarat
keseimbangan pasar uang terpenuhi juga, yaitu:
LT*
+ LJ* + L2* = è 50 + 30 + 30 = 120
Dengan terpenuhinya kedua
syarat tersebut mempunyai makna bahwa semua hasil perhitungan betul dan semua
variabel dalam keadaan keseimbangan umum.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar