Kamis, 19 Desember 2013

ANALISIS IS-LM


A.   ANALISIS KESEIMBANGAN IS

 
















Gambar 10.1. Fungsi permintaan investasi


Perhatikan contoh gambar 10.1. pada gambar tersebut garis II merupakan kurva permintaan investasi agregatif dengan persamaan fungsi I = 80–4r, dimana I menunjukkan nilai investasi per tahun dinyatakan dalam milyar rupiah misalnya, dan r merupakan tingkat bunga dinyatakan dalam persentase. Dengan menggunakan contoh tersebut, maka pada tingkat bunga setinggi 15% besarnya investasi dalam perekonomian adalah sejumlah Rp 20 milyar. Apabila tingkat bunga menurun menjadi 10%, maka besarnya investasi meningkat menjadi Rp 40 milyar.

Kalau misalnya sebuah perekonomian mempunyai fungsi konsumsi dengan persamaan fungsi:
C (dalam milyar rupiah) = 40 + 0,6Y

Maka perekonomian tersebut mempunyai persamaan fungsi tabungan:
S (dalam milyar rupiah) = -40 + 0,4Y

 















Gambar 10.2. Fungsi tabungan dan fungsi konsumsi


Untuk leebih jelasnya, perhatikan saja contoh berikut. Sebuah perekonomian mempunyai fungsi konsumsi dan fungsi investasi dengan persamaan-persamaan fungsi sebagai berikut.
Fungsi Konsumsi (dalam milyar rupiah):
C = 0,6Y + 40

Fungsi Pengeluaran Investasi (dalam milyar rupiah):
I  = -4r + 80


Berdasarkan persamaan fungsi konsumsi dan fungsi investasi tersebut, fungsi IS perekonomian dapat kita temukan.

1.       Menggunakan rumus I

Y          = C + I
Y          = 0,6Y + 40 – 4r + 80
0,4 Y    = 120 – 4r
Y          = 300 – 10r


2.       Menggunakan rumus II




Secara grafis fungsi IS yang menunjukkan hubungan antara tingkat bunga dengan pendapatan nasional dapat dilihat pada gambar berikut ini.




300
 
 

















Gambar 10.3. Kurva IS


Kuadran 4 (gambar 10.4) memperlihatkan penurunan kurva keseimbangan IS dari fungsi investasi dan fungsi tabungan dengan bantuan kurva pada kuadran 2, yang menunjukkan hubungan antara tingkat bunga dengan pendapatan nasional keseimbangan. Pada saat tingkat bunga sebesar 10%, pendapatan nasional keseimbangan sebesar Rp. 200 milyar.

Pada kurva keseimbangan IS, hubungan antara tingkat bungan dengan pendapatan nasional keseimbangan mempunyai slope negatif (hubungan terbalik), artinya pada waktu tingkat bunga meningkat, maka pendapatan nasional keseimbangan akan menurun, dan sebaliknya, pada waktu tingkat bunga turun, maka pendapatan nasional keseimbangan meningkat.

Selanjutnya dengan cara penurunan kurva IS dengan 4 kuadran digambarkan berikut ini.
 


































Gambar 10.4. Menurunkan kurva IS dengan metode grafik
B.   ANALISIS KESEIMBANGAN LM (PASAR UANG)

Untuk menerangkan hubungan antara permintaan uang untuk transaksi dan permintaan uang untuk berjaga-jaga dengan permintaan uang L1, dengan data sebagai berikut:
LT = 0,25Y
LJ = 0,15Y

dimana:
LT      : permintaan uang untuk transaksi
LJ   : permintaan uang untuk berjaga-jaga


Berdasarkan data tersebut, dengan mengingat bahwa kurva atau fungsi L1 merupakan hasil penjumlahan kurva permintaan akan uang untuk transaksi dengan kurva permintaan uang untuk berjaga-jaga, maka dapat kita tulis:
L1 = LT + LJ = 0,25Y + 0,15Y = 0,4Y.

Jadi singkatnya:
L1 = 0,4Y

Permintaan uang untuk spekulasi (L2) dipengaruhi oleh r (tingkat bunga) mempunyai slope negatif. Semakin tinggi tingkat bunga maka semakin rendah permintaan akan uang.

Syarat keseimbangannya pasar uang sudah kita ketahui, yaitu bahwa jumlah permintaan uang sama dengan jumlah penawaran uang.
Secara matematik dapat dituliskan:
L = M
atau:
L1(Y) + L2(r) = M

atau:
L(Y,r) = M
 
















Gambar 10.5. Hubungan permintaan akan uang untuk transaksi dan untuk berjaga-jaga dengan permintaan uang L1
 

















Gambar 10.6. Kurva permintan uang untuk spekulasi
Kalau permintaan akan uang dan penawaran akan uang mempunyai persamaan-persamaan fungsi sebagai berikut.
Jumlah uang yang beredar :

Permintaan uang untuk transaksi dan berjaga-jaga :
L1 = k1Y

Permintaan uang untuk spekulasi:
L2 = k2r +
Maka:
M = k1Y + k2r +

Kalau persamaan di atas kita selesaikan untuk variabel Y, kita akan menemukan persamaan fungsi kurva LM:

Persamaan fungsi yang baru saja kita temukan di atas merupakan persamaan fungsi kurva LM. Persamaan tersebut berlaku kalau semua fungsi permintaan akan uang berbentuk garis lurus. Sekedar untuk menunjukkan bagaimana memanfaati rumus kurva LM tersebut, perhatikan contoh di bawah ini.
Sebuah perekonomian mempunyai data sebagai berikut:
Jumlah uang yang beredar                :  = 200 milyar rupiah

Permintaan uang untuk transaksi
(dalam milyar rupiah)                                    : LT = 0,25Y

Permintaan uang untuk berjaga-jaga
(dalam milyar rupiah)                                    : LJ  = 0,15Y
Permintaan uang untuk spekulasi
(dalam milyar rupiah)                                    : L2  = 160 – 4r

Berdasarkan data di atas, dengan menggunakan persamaan yang telah ada, maka kita dapat menemukan persamaan fungsi kurva LM.

Pertama-tama kita cari persamaan kurva L1.
Kurva L1 :
L1 = LT – LJ = 0,25Y + 0,15Y
L1 = 0,4Y

Dengan demikian, maka:

1.       Dengan menggunakan rumus 1
L1Y + L2Y =
0,4Y + 160 – 4r = 200
0,4Y = 40 + 4r
Y = 100 + 10r

2.       Dengan menggunakan rumus 2



Secara grafis fungsi LM yang menunjukkan hubungan antara tingkat bunga dengan pendapatan nasional. Selanjutnya dapat dilihat pada gambar berikut ini.

 


















Gambar 10.7. Kurva LM


Pada kuadran 2 (gambar 10.8) menunjukkan penurunan kurva LM dari fungsi uang untuk transaksi dan untuk berjaga-jaga serta untuk spekulasi, yang menunjukkan hubungan antara tingkat bunga dengan pendapatan nasional keseimbangan. Pada saat tingkat bunga sebesar 5%, tingkat pendapatan nasional keseimbangan sebesar Rp 150 milyar, dan pada tingkat bunga 10% pendapatan nasional keseimbangan sebesar Rp 200 milyar yang terlihat pada kurva keseimbangan LM.

Hubungan tingkat bunga dengan pendapatan nasional keseimbangan mempunyai slope positif (mempunyai hubungan searah), yaitu pada saat tingkat bunga meningkat, maka pendapatan nasional keseimbangan juga akan meningkat. Sebaliknya pada saat tingkat bunga turun, pendapatan nasional keseimbangan akan mengalami penurunan.

Selanjutnya dengan penurunan kurva LM dengan 4 kuadran digambarkan sebagai berikut.
 
































Gambar 10.8. Menurunkan kurva LM
C.   KESEIMBANGAN IS – LM

Pada keseimbangan IS hubungan tingkat bunga dengan pendapatan nasional keseimbangan mempunyai slope negatif, sedangkan keseimbangan LM mempunyai slope positif. Maka keseimbangan IS – LM adalah perpotongan kurva IS dan kurva LM dalam keseimbangan yang sama antara tingkat bunga dengan pendapatan nasional keseimbangan yang kemudian disebut Keseimbangan Umum IS – LM.

Pada gambar 10.9 dapat dilihat bahwa titik E pada kuadran gabungan antara pasar komoditi dan pasar uang merupakan titik keseimbangan umum. Oleh karena pada titik keseimbangan umum perekonomian seluruhnya berada dalam keadaan keseimbangan, maka semua variabel ekonomi dalam keadaan keseimbangan juga, termasuk juga di dalamnya variabel-variabel ekonomi endogen.

Secara singkat di bawah ini ditunjukkan nilai-nilai keseimbangan variabel-variabel ekonomi endogen tersebut:
OY*            :  pendapatan nasional keseimbangan
Or*             :  tingkat bunga keseimbangan
OI*             :  pengeluaran investasi keseimbangan
OS*            : penabungan keseimbangan, OS* besarnya sama dengan OI*
OLT*           : jumlah uang yang beredar dalam perekonomian yang dipakai oleh masyarakat untuk kebutuhan transaksi dan berjaga-jaga

Dengan menggunakan ilustrasi yang sama dengan yang disajikan pada bab-bab sebelumnya, yaitu:

C          = 40 + 0,6Y                   IS         è        Y = 300 – 10r
I           = 80 – 4r


 


































Gambar 10.9. Keseimbangan umum dan nilai-nilai keseimbangan variabel-variabel endogen
       = 200
LT         = 0,25Y             LM        è        Y = 100 + 10r
LJ         = 0,15Y
L2                  = 160 – 4r

kita menemukan nilai-nilai keseimbangan variabel-variabel endogen di bawah ini:
LM        è        Y = 100 + 10r
IS         è        Y = 300 – 10r
                       
                        2Y = 400
                        Y* = 200

Y*      = 100 + 10r       è 200 = 100 + 10r     è r* = 10
(baca: tingkat bunga keseimbangan = 10%)
C*     = 40 + 0,6Y       è C*      = 40 + 0,6(200)     = 160
I*       = 80 – 4r           è I*        = 80 – 4(10)          = 40
S*      = Y* – C*          èS*       = 200 – 160          = 40
LT*     = 0,25Y             è LT*      = 0,25(200)           = 50
LJ*     = 0,15Y             è LJ*      = 0,15(200)           = 30
L2*     = 160 – 4r         è L2*      = 160 – 4(10)        = 120

Kalau kita perhatikan, syarat keseimbangan pasar komoditi pada hasil perhitungan di atas, yaitu I* = S* terpenuhi. Yaitu kedua-duanya mempunyai nilai 40. Di lain pihak, syarat keseimbangan pasar uang terpenuhi juga, yaitu:
LT* + LJ* + L2* =             è 50 + 30 + 30 = 120

Dengan terpenuhinya kedua syarat tersebut mempunyai makna bahwa semua hasil perhitungan betul dan semua variabel dalam keadaan keseimbangan umum.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar