KATA PENGANTAR
Puji dan syukur
kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya berkat dan
petolongan-Nya, kami dapat menyusun makalah ini.
Kami berharap
makalah ini dapat menambah pengetahuan mahasiswa-mahasiswa Universitas
Negeri Manado, adapun makalah kami ini berjudul “Hukum Newton Tentang
Gerak.”
Kelompok kami menyadari makalah ini masih terdapat kekurangan, kami sangat mengharapkann
kritik dan saran yang membangun dari semua pihak untuk penyempurnaan
makalah ini. Terima kasih.
Hormat Kami
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB
I PENDAHULUAN
BAB
II PEMBAHASAN
BAB III
PENUTUP
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Hukum Newton
yang membahas tentang gerak, biasanya kita pelajari ada 3, dimana ketiga
hukum tersebut sering menjadi acuan kita untuk meninjau suatu gerak.
1.2
Tujuan Penulisan
·
Memenuhi tugas dari dosen mata kuliah Fisika Dasar.
1.3
Manfaat Penulisan
·
Agar materi ini bisa dipahami/ dimengerti oleh
Mahasiswa.
BAB II
PEMBAHASAN
Hukum I Newton
Bagaimana hubungan yang tepat antara
Gaya dan Gerak ? Untuk mengawalinya, mari kita bayangkan apa yang terjadi
ketika gaya total pada sebuah benda sama dengan nol atau dengan kata lain tidak
ada gaya yang bekerja pada benda. Anda pasti akan setuju bahwa benda tersebut
dalam keadaan diam, dan jika tidak ada gaya yang bekerja padanya, yaitu tidak
ada tarikan atau dorongan, maka benda itu akan tetap diam. Nah, bagaimana jika
terdapat gaya total nol yang bekerja pada benda yang sedang bergerak ?
Untuk memperjelas permasalahan ini,
anggap saja anda sedang mendorong sekeping uang logam pada permukaan lantai
kasar. Setelah anda berhenti mendorong, keping uang logam tersebut tidak akan
terus bergerak, namun melambat kemudian berhenti. Untuk menjaganya agar tetap
bergerak, kita harus tetap mendorong (memberikan gaya). Jika dicermati dengan
saksama, anda akan menyimpulkan bahwa benda-benda yang bergerak secara alami
akan berhenti dan sebuah gaya diperlukan agar untuk mempertahankannya agar
tetap bergerak. Pada abad ketiga Sebelum Masehi, Aristoteles, seorang filsuf
Yunani pernah menyatakan bahwa diperlukan sebuah gaya agar benda tetap bergerak
pada bidang datar. Menurut eyang Aristoteles, keadaan alami dari sebuah benda
adalah diam. Oleh karena itu perlu ada gaya untuk menjaga agar benda tetap
bergerak. Ia juga mengatakan bahwa laju benda sebanding dengan besar gaya, di
mana makin besar gaya, makin besar laju gerak benda tersebut.
Setelah 2000 tahun kemudian, Galileo
Galilei mempersoalkan pandangan Aristoteles. Galileo mengatakan bahwa sama
alaminya bagi sebuah benda untuk bergerak mendatar dengan kecepatan tetap,
seperti ketika benda tersebut berada dalam keadaan diam. Untuk memahami
pandangan galileo, bayangkan anda mendorong sekeping uang logam pada permukaan
lantai yang sangat licin. Setelah anda berhenti mendorong, keping uang logam tersebut
akan meluncur jauh lebih panjang (dibandingkan ketika mendorong di atas
permukaan lantai kasar). Jika dituangkan minyak pelumas atau pelicin lainnya
pada permukaan lantai tersebut, maka keping uang logam akan bergerak lebih
jauh, dibandingkan dengan percobaan pertama.
Untuk mendorong sebuah benda yang
mempunyai permukaan kasar di permukaan lantai dengan laju tetap, dibutuhkan
gaya dengan besar tertentu. Untuk mendorong sebuah benda lain yang sama
beratnya tetapi mempunyai permukaan yang licin di atas lantai dengan laju yang
sama, akan diperlukan gaya yang lebih kecil. Jika dituangkan pelumas pada
permukaan benda dan lantai, maka hampir tidak diperlukan gaya sama sekali untuk
menggerakan benda.
Perhatikan bahwa pada percobaan di
atas, besarnya gaya dorong semakin kecil akibat permukaan benda semakin licin.
Selanjutnya, kita dapat membayangkan sebuah keadaan di mana keping uang logam
tersebut tidak bersentuhan dengan lantai sama sekali atau ada pelicin sempurna
antara permukaan bawah keping uang logam dengan lantai. Anggapan mengenai
adanya pelicin sempurna tersebut membuat uang logam bergerak dengan laju tetap tanpa
ada gaya yang diberikan. Ini adalah gagasan Eyang Galileo yang membayangkan
dunia tanpa gesekan. Pemikiran ini kemudian membuatnya menyimpulkan bahwa jika
tidak ada gaya yang diberikan kepada benda yang bergerak, maka benda tersebut
terus bergerak lurus dengan laju tetap. Benda yang sedang bergerak akan
melambat apabila pada benda bekerja gaya total. Dengan demikian, eyang
Galileo menganggap bahwa gesekan merupakan gaya yang sama dengan tarikan atau
dorongan biasa.
Untuk mendorong keping uang logam
untuk bergerak pada permukaan lantai, dibutuhkan gaya dari tangan kita, hanya
untuk mengimbangi gaya gesekan. Jika benda tersebut bergerak dengan laju tetap,
gaya dorongan kita sama besar dengan gaya gesek; tetapi kedua gaya ini memiliki
arah yang berbeda sehingga gaya total pada benda adalah nol. Hal ini sesuai
dengan pendapat eyang Galileo karena benda bergerak dengan laju tetap apabila
pada benda tidak bekerja gaya total.
Hukum I Newton menyatakan bahwa :
Setiap benda tetap berada dalam keadaan diam atau
bergerak dengan laju tetap sepanjang garis lurus (percepatan nol), kecuali
terdapat gaya total pada benda tersebut.
Secara matematis, Hukum I Newton dapat dinyatakan
sebagai berikut :
Kecenderungan suatu benda untuk tetap bergerak atau
mempertahankan keadaan diam dinamakan inersia. Karenanya, hukum I Newton
dikenal juga dengan julukan Hukum Inersia atau Hukum Kelembaman.
Sifat lembam ini dapat kita amati,
misalnya ketika mengeluarkan saus tomat dari botol dengan menggoyangnya.
Pertama, kita memulai dengan menggerakan botol ke bawah; pada saat kita
mendorong botol ke atas, saus akan tetap bergerak ke bawah dan jatuh pada
makanan. Kecenderungan sebuah benda yang diam untuk tetap diam juga diakibatkan
oleh inersia atau kelembaman. Misalnya ketika kita menarik selembar kertas yang
ditindih oleh tumpukan buku tebal dan berat. Jika lembar kertas tadi ditarik
dengan cepat, maka tumpukan buku tersebut tidak bergerak.
Contoh lain: yang sering kita alami
adalah ketika berada di dalam mobil. Apabila mobil bergerak maju secara
tiba-tiba, maka tubuh kita akan sempoyongan ke belakang, demikian juga ketika
mobil tiba-tiba direm, tubuh kita akan sempoyongan ke depan. Hal ini
diakibatkan karena tubuh kita memiliki kecenderungan untuk tetap diam jika kita
diam dan juga memiliki kecenderungan untuk terus bergerak jika kita telah
bergerak.
Perlu diingat bahwa yang terjadi
pada Hukum Pertama Newton adalah gaya total. Sebagai contoh (perhatikan
gambar di bawah), sebuah kotak yang diam di atas meja datar akan memiliki
dua gaya yang bekerja padanya, yakni : gaya ke bawah akibat gaya gravitasi dan
gaya dorong ke atas oleh permukaan meja. Dorongan ke atas dari permukaan meja,
hanyalah sebesar gaya tarik ke bawah akibat gravitasi, jadi gaya total yang
dialami buku adalah nol. Ingat bahwa besarnya gaya tersebut sama namun memiliki
arah yang berlawanan sehingga saling menghilangkan. Karena besarnya gaya total
= 0, buku tersebut berada dalam kesetimbangan, yang membuatnya diam alias tidak
bergerak (benda bergerak dari keadaan diam jika gaya total tidak nol/jika
ada gaya total. Pada kasus benda yang sedang bergerak, apabila gaya total nol
maka benda bergerak dengan laju tetap). Gaya ke atas dari permukaan disebut
Gaya Normal (N), karena arahnya normal atau tegak lurus terhadap
permukaan yang bersentuhan. Mengenai Gaya Normal akan kita bahas pada topik khusus.
Gaya yang ditunjukan dalam gambar hanya besarnya saja,
dan antara gaya normal dan gaya berat bukan hubungan aksi reaksi (Hukum III
Newton), karena aksi reaksinya mereka(gaya normal dan gaya berat .red) memiliki
pasangan masing-masing.
Dalam Hukum I Newton, kita telah
belajar bahwa jika tidak ada gaya total yang bekerja pada sebuah benda,
maka benda tersebut akan tetap diam, atau jika benda tersebut sedang bergerak
maka benda tersebut tetap bergerak dengan laju tetap pada lintasan lurus. Apa
yang terjadi jika gaya total tidak sama dengan nol ? Sebelum menjawab
pertanyaan tersebut,anda perlu memahami pengertian gaya total.
Pengertian Gaya Total
Seperti apakah gaya total itu ?
Misalnya kita mendorong sekeping uang logam di atas meja; setelah bergerak,
uang logam yang didorong tersebut berhenti. Ketika kita mendorong uang logam
tadi, kita memberikan gaya berupa dorongan sehingga uang logam begerak. Nah,
selain gaya dorongan kita, pada logam tersebut bekerja juga gaya gesekan udara
dan gaya gesekan antara permukaan bawah uang logam dan permukaan meja, yang
arahnya berlawanan dengan arah gaya dorongan kita. Apabila jumlah selisih
antara kekuatan dorongan kita gaya dorong dan gaya gesekan (baik gaya
gesekan udara maupun gaya gesekan antara permukaan logam dan meja) adalah
nol, maka uang logam berhenti bergerak/diam. Jika selisih antara gaya dorong
yang kita berikan dengan gaya gesekan tidak nol, maka uang logam tersebut akan
tetap bergerak. Selisih antara gaya dorong dan gaya gesekan tersebut dinamakan gaya
total.
Hukum II Newton
Newton mengatakan bahwa jika pada
sebuah benda diberikan gaya total atau dengan kata lain, terdapat gaya total
yang bekerja pada sebuah benda, maka benda yang diam akan bergerak, demikian
juga benda yang sedang bergerak bertambah kelajuannya. Apabila arah gaya total
berlawanan dengan arah gerak benda, maka gaya tersebut akan mengurangi laju
gerak benda. Apabila arah gaya total berbeda dengan arah gerak benda maka arah
kecepatan benda tersebut berubah dan mungkin besarnya juga berubah.
Karena perubahan kecepatan merupakan percepatan maka kita dapat menyimpulkan
bahwa gaya total yang bekerja pada benda menyebabkan benda tersebut mengalami
percepatan. Arah percepatan tersebut sama dengan arah gaya total. Jika besar
gaya total tetap atau tidak berubah, maka besar percepatan yang dialami benda
juga tetap alias tidak berubah.
Bagaimana hubungan antara Percepatan dan Gaya ?
Bayangkanlah anda mendorong sebuah
gerobak sampah yang bau-nya menyengat. Usahakan sampai gerobak tersebut
bergerak. Nah, ketika gerobak bergerak, kita dapat mengatakan bahwa terdapat
gaya total yang bekerja pada gerobak itu. Silahkan dorong gerobak sampah itu
dengan gaya tetap selama 30 detik. Ketika anda mendorong gerobak tersebut dengan
gaya tetap selama 30 menit, tampak bahwa gerobak yang tadinya diam, sekarang
bergerak dengan laju tertentu, anggap saja 4 km/jam.
Sekarang, doronglah gerobak tersebut
dengan gaya dua kali lebih besar (gerobaknya didiamin dulu). Apa yang
anda amati ? Jika anda mendorong gerobak sampah dengan gaya dua kali lipat,
maka gerobak tersebut bergerak dengan laju 4 km/jam dua kali lebih cepat
dibandingkan sebelumnya. Percepatan gerak gerobak dua kali lebih besar. Apabila
anda mendorong gerobak dengan gaya lima kali lebih besar, maka percepatan
gerobak juga bertambah lima kali lipat. Demikian seterusnya. Kita bisa
menyimpulkan bahwa percepatan berbanding lurus dengan gaya total yang bekerja
pada benda.
Seandainya percobaan mendorong
gerobak sampah diulangi. Percobaan pertama, kita menggunakan gerobak yang
terbuat dari kayu, sedangkan percobaan kedua kita menggunakan gerobak yang
terbuat dari besi dan lebih berat. Jika anda mendorong gerobak besi dengan gaya
dua kali lipat, apakah gerobak tersebut bergerak dengan laju 4 km/jam dua kali
lebih cepat dibandingkan gerobak sebelumnya yang terbuat dari kayu ?
Tentu saja tidak karena percepatan
juga bergantung pada massa benda. Anda dapat membuktikannya sendiri dengan
melakukan percobaan di atas. Jika anda mendorong gerobak sampah yang terbuat
dari sampah dengan gaya yang sama ketika anda mendorong gerobak yang terbuat
dari kayu, makaakan terlihat bahwa percepatan gerobak besi lebih kecil. Apabila
gaya total yang bekerja pada benda tersebut sama, maka makin besar massa benda,
makin kecil percepatannya, sebaliknya makin kecil massa benda makin besar
percepatannya.
Hukum II Newton tentang Gerak :
Jika suatu gaya total bekerja pada benda, maka benda
akan mengalami percepatan, di mana arah percepatan sama dengan arah gaya total
yang bekerja padanya. Vektor gaya total sama dengan massa benda dikalikan
dengan percepatan benda.
Jika persamaan di atas ditulis dalam
bentuk a = F/m, tampak bahwa percepatan sebuah benda berbanding lurus
dengan resultan gaya yang bekerja padanya dan arahnya sejajar dengan gaya
tersebut. Tampak juga bahwa percepatan berbanding terbalik dengan massa benda.
Jadi apabila tidak ada gaya total
alias resultan gaya yang bekerja pada benda maka benda akan diam apabila benda
tersebut sedang diam; atau benda tersebut bergerak dengan kecepatan tetap, jika
benda sedang bergerak. Ini merupakan bunyi Hukum I Newton.
Setiap gaya F merupakan vektor yang
memiliki besar dan arah. Persamaan hukum II Newton di atas dapat ditulis dalam
bentuk komponen pada koordinat xyz alias koordinat tiga dimensi, antara lain :
Satuan massa adalah kilogram, satuan
percepatan adalah kilogram meter per sekon kuadrat (kg m/s2). Satuan
Gaya dalam Sistem Internasional adalah kg m/s2. Nama lain satuan ini
adalah Newton; diberikan untuk menghargai jasa eyang Isaac Newton.
Satuan-satuan tersebut merupaka satuan Sistem Internasional (SI). Dengan
kata lain, satu Newton adalah gaya total yang diperlukan untuk memberikan
percepatan sebesar 1 m/s2 kepada massa 1 kg. Hal ini berarti 1
Newton = 1 kg m/s2.
Dalam satuan CGS (centimeter,
gram, sekon), satuan massa adalah gram (g), gaya adalah dyne.
Satu dyne didefinisikan sebagai gaya total yang diperlukan untuk
memberi percepatan sebesar 1 cm/s2 untuk benda bermassa 1 gram. Jadi
1 dyne = 1 gr cm/s2.
Kedua jenis satuan yang kita bahas
di atas adalah satuan Sistem Internasional (SI). Untuk satuan Sistem Inggris
(British Sistem), satuan gaya adalah pound (lb). 1 lb = 4,45 N. Satuan
massa = slug. Dengan demikian, 1 pound didefinisikan sebagai gaya
total yang diperlukan untuk memberi percepatan sebesar 1 ft/s2
kepada benda bermassa 1 slug.
Hukum III Newton
Pada Hukum II Newton, kita belajar
bahwa gaya-gaya mempengaruhi gerakan benda. Dari manakah gaya tersebut datang ?
dalam kehidupan sehari-hari, kita mengamati bahwa gaya yang diberikan kepada
sebuah benda, selalu berasal dari benda lain. gerobak bergerak karena kita yang
mendorong, paku dapat tertanam karena dipukul dengan martil, buah mangga yang lezat
jatuh karena ditarik oleh gravitasi bumi, demikian juga benda yang terbuat dari
besi ditarik oleh magnet. Apakah semua benda bergerak karena diberikan gaya
oleh benda lain ?
Newton mengatakan bahwa kenyataan
dalam kehidupan sehari-hari tidak semuanya seperti itu. Ketika sebuah benda
memberikan gaya kepada benda lain maka benda kedua tersebut membalas dengan
memberikan gaya kepada benda pertama, di mana gaya yang diberikan sama besar
tetapi berlawanan arah. Jadi gaya yang bekerja pada sebuah benda merupakan
hasil interaksi dengan benda lain. Anda dapat melakukan percobaan untuk
membuktikan hal ini. Tendanglah batu atau tembok dengan keras, maka kaki anda
akan terasa sakit. Mengapa kaki terasa sakit ? hal ini disebabkan karena ketika
kita menendang tembok atau batu, tembok atau batu membalas memberikan gaya
kepada kaki kita, di mana besar gaya tersebut sama, hanya berlawanan arah. Gaya
yang kita berikan arahnya menuju batu atau tembok, sedangkan gaya yang
diberikan oleh batu atau tembok arahnya menuju kaki kita.
Apabila sebuah benda memberikan gaya kepada benda
lain, maka benda kedua memberikan gaya kepada benda yang pertama. Kedua gaya
tersebut memiliki besar yang sama tetapi berlawanan arah.
Secara matematis Hukum III Newton dapat ditulis
sebagai berikut :
F A ke B = - F B ke A
F A ke B adalah gaya
yang diberikan oleh benda A kepada benda B, sedangkan F B ke A
adalah gaya yang yang diberikan benda B kepada benda A. Misalnya ketika anda
menendang sebuah batu, maka gaya yang anda berikan adalah F A ke B,
dan gaya ini bekerja pada batu. Gaya yang diberikan oleh batu kepada kaki anda
adalah - F B ke A. Tanda negatif menunjukkan bahwa arah gaya
reaksi tersebut berlawanan dengan gaya aksi yang anda berikan. Jika anda
menggambar tanda panah yang melambangkan interaksi kedua gaya ini, maka gaya F A
ke B digambar pada batu, sedangkan gaya yang diberikan batu kepada kaki
anda, - F B ke A, digambarkan pada kaki anda.
Persamaan Hukum III Newton di atas juga bisa kita
tulis sebagai berikut :
Faksi = -Freaksi
Hukum warisan Newton ini dikenal
dengan julukan hukum aksi-reaksi. Ada aksi maka ada reaksi, yang besarnya sama
dan berlawanan arah. Kadang-kadang kedua gaya tersebut disebut pasangan
aksi-reaksi. Ingat bahwa kedua gaya tersebut (gaya aksi-gaya reaksi) bekerja
pada benda yang berbeda. Berbeda dengan Hukum I Newton dan Hukum II Newton
yang menjelaskan gaya yang bekerja pada benda yang sama.
Gaya aksi dan reaksi adalah gaya
kontak yang terjadi ketika kedua benda bersentuhan. Walaupun demikian, Hukum
III Newton juga berlaku untuk gaya tak sentuh, seperti gaya gravitasi yang
menarik buah mangga kesayangan anda. Ketika kita menjatuhkan batu, misalnya,
antara bumi dan batu saling dipercepat satu dengan lain. batu bergerak menuju
ke permukaan bumi, bumi juga bergerak menuju batu. Gaya total yang bekerja pada
bumi dan batu besarnya sama. Bumi bergerak ke arah batu yang jatuh ? karena
massa bumi sangat besar maka percepatan yang dialami bumi sangat kecil (Ingat
hubungan antara massa dan percepatan pada persamaan hukum II Newton).
Walaupun secara makroskopis tidak tampak, tetapi bumi juga bergerak menuju batu
atau benda yang jatuh akibat gravitasi. Bumi menarik batu, batu juga membalas
gaya tarik bumi, di mana besar gaya tersebut sama namun arahnya berlawanan.
Hukum III Newton dalam Kehidupan Sehari-hari
Konsep Hukum III Newton sebenarnya sering kita alami
dalam kehidupan sehari-hari, walau kadang tidak kita sadari. Hal apa saja dalam
kehidupan sehari-hari yang menggunakan konsep Hukum III Newton ?
·
Hukum III
Newton berlaku ketika kita berjalan atau berlari
Ketika berjalan, telapak kaki kita memberikan gaya
aksi dengan mendorong permukaan tanah atau lantai ke belakang. Permukaan tanah
atau lantai memberikan gaya reaksi kepada kita dengan mendorong telapak kaki
kita ke depan, sehingga kita berjalan ke depan. Ketika berjalan mundur, telapak
kaki kita mendorong permukaan tanah atau lantai ke depan. Sebagai reaksi,
permukaan tanah atau lantai mendorong telapak kaki kita ke belakang sehingga
kita bisa berjalan mundur. Besarnya gaya aksi dan reaksi sama, tetapi arahnya
berlawanan. Telapak kaki kita mendorong lantai ke belakang, lantai mendorong
telapak kaki kita ke depan. Ketika kita berjalan lambat, gaya yang kita berikan
kecil, sehingga gaya reaksi yang diberikan oleh lantai juga kecil, akibatnya
kita berjalan pelan. Pada saat kita berjalan cepat, telapak kaki kita menekan
lantai lebih kuat, akibatnya gaya reaksi yang diberikan lantai juga besar
sehingga kita didorong dengan kuat ke depan. Dirimu dapat melakukan percobaan
ini untuk membuktikannya. Ketika kita berlari, gaya aksi berupa dorongan yang
diberikan oleh telapak kaki kita kepada permukaan tanah sangat besar sehingga
gaya reaksi yang diberikan oleh permukaan tanah kepada telapak kaki kita juga
sangat besar. Akibatnya kita bisa berlari dengan kencang. Jadi besarnya gaya
reaksi yang diberikan oleh permukaan tanah atau lantai kepada telapak kaki kita
sebanding alias sama besar dengan gaya aksi yang kita berikan dan arahnya
berlawanan.
·
Hukum III
Newton berlaku ketika kita berenang
Apakah dirimu bisa berenang ? Ketika kita berenang,
kaki dan tangan kita mendorong air ke belakang. Sebagai reaksi, air mendorong
kaki dan tangan kita ke depan, sehingga kita berenang ke depan.
·
Hukum III
Newton berlaku pada pistol atau senapan yang ditembakan
Ketika sebuah peluru ditembakan, pistol atau senapan
memberikan gaya aksi kepada peluru dengan mendorong peluru ke depan. Karena
mendapat gaya aksi maka peluru tersebut mendorong pistol atau senapan ke
belakang. Akibatnya, para penembak merasa tersentak ke belakang akibat dorongan
tersebut.
·
Hukum III
Newton berlaku pada Balon Udara yang bergerak
Pernahkah dirimu melihat dan memegang balon ? Hukum
III Newton juga berlaku pada balon udara yang bergerak ? Yang dimaksudkan di
sini bukan balon udara yang bergerak karena ditiup angin, tapi karena di dorong
oleh udara yang ada di dalam balon. lakukan percobaan berikut ini sehingga
menambah pemahamanmu. Beli sebuah balon di warung terdekat. Tiuplah balon
sampai balon mengembung; jangan lupa jepit mulut balon dengan jarimu agar udara
tidak keluar. Nah, silahkan lepas jepitan tanganmu pada mulut balon. Apa yang
terjadi ? jika posisi balon tegak, di mana mulut balon berada di bawah, maka
balon akan meluncur ke atas. Balon bergerak ke atas karena balon memberikan
gaya aksi dengan mendorong udara ke bawah (udara keluar lewat mulut balon).
Udara yang keluar lewat mulut balon memberikan gaya reaksi dengan mendorong
balon ke atas, sehingga balon bergerak ke atas. Apabila posisi balon dibalik,
di mana mulut balon berada di atas, maka balon akan bergerak ke bawah. Besar
gaya aksi dan reaksi sama, hanya berlawanan arah. Balon mendorong udara ke
bawah, udara mendorong balon ke atas. Atau sebaliknya balon mendorong udara ke
atas, udara mendorong balon ke bawah. Semakin banyak udara yang ditiupkan ke
dalam balon, maka balon bergerak makin cepat ketika mulut balon tersebut
dibuka. Hal ini disebabkan karena balon mendorong lebih banyak udara keluar,
sehingga udara yang didorong tersebut memberikan reaksi dengan mendorong balon.
Semakin banyak udara yang ada di dalam balon, semakin lama dan jauh balon
bergerak; semakin sedikit udara dalam balon, semakin pelan balon bergerak. Jadi
besar gaya aksi sama dengan besar gaya reaksi, hanya arahnya berlawanan.
·
Hukum III
Newton berlaku pada Ikan Gurita yang bergerak dalam air.
Pernahkah kamu menikmati lezatnya ikan gurita ? ikan
gurita tidak punya sirip… lalu bagaimana-kah ia berenang ? newton menguasai
darat, udara dan laut. ikan gurita bergerak ke depan dengan
menyemprotkan air ke belakang (gaya aksi); air yang disemprotkan tersebut
mendorong ikan gurita ke depan (gaya reaksi), sehingga ikan gurita bisa
berenang bebas di dalam air laut.
·
Peluncuran
Roket menggunakan konsep Hukum III Newton
Bagaimanakah prinsip kerja roket yang diluncurkan ke
luar angkasa ? di luar angkasa tidak udara, tapi mengapa roket bisa bergerak ?
helikopter atau pesawat terbang bisa bergerak di udara karena terdapat
baling-baling yang menggerakan udara, sedangkan roket bisa bergerak di luar
angkasa (ruang hampa udara ?).
Konsep dasar peluncuran roket sama dengan percobaan
balon yang meluncur ke atas. Roket memberikan gaya aksi yang sangat besar
kepada gas dengan mendorong gas keluar dan gas tersebut memberikan gaya reaksi
yang sama besar, dengan mendorong roket ke atas. Gaya dorong yang diberikan gas
kepada roket sama besar dengan gaya yang diberikan roket kepada gas, hanya
arahnya berlawanan. Roket mendorong gas ke bawah, gas mendorong roket ke atas.
Bagaimanakah dengan pesawat jet ? pesawat jet juga
menggunakan konsep hukum III Newton. Mesin pesawat jet memberikan gaya aksi
dengan menyemburkan gas keluar lewat belakang pesawat, dan gas tersebut
memberikan gaya reaksi dengan mendorong pesawat jet ke depan. Gaya dorong yang
dilakukan oleh mesin pesawat jet terhadap gas sangat besar sehingga gas juga
mendorong pesawat jet dengan gaya yang sangat besar. Mesin pesawat jet
mendorong gas ke belakang, gas mendorong pesawat jet ke depan. Jadi arah gaya
berlawanan, tapi besar gaya sama. Pesawat jet bergerak horisontal alias
mendatar, sedangkan roket bergerak vertikal alias tegak lurus permukaan bumi.
·
Mengapa
mobil bergerak ?
Mobil bergerak karena mesin menggerakan roda sehingga
roda berputar. Karena roda berputar maka mobil atau sepeda motor bergerak.
Penjelasan seperti ini belum cukup, karena jika mobil
atau sepeda motor berada di atas permukaan es atau jalan yang sangat licin (tidak
ada gesekan), apakah mobil masih bisa bergerak ?. Mobil atau sepeda
motor bisa bergerak ke depan karena ada gaya gesekan yang diberikan jalan pada
roda. Gaya gesekan ini adalah gaya reaksi terhadap gaya aksi yang diberikan
oleh roda terhadap jalan.
Semakin cepat roda berputar, maka semakin cepat roda
tersebut memberikan gaya aksi kepada jalan, dan jalan juga memberikan gaya
reaksi secara cepat kepada roda kendaraan. Ingat bahwa gaya aksi dan reaksi
tersebut bekerja sepanjang jalan yang dilewati oleh kendaraan beroda. Apakah
gaya aksi dan reaksi antara roda dan jalan tersebut yang membuat mobil bergerak
cepat ? tidak mesin kendaraan yang memutar roda dengan cepat sehingga
kendaraan beroda bergerak cepat. Jika mesin memutar roda dengan lambat maka
kendaraan beroda akan berjalan lambat. Tetapi ingat bahwa kendaraan beroda bisa
bergerak karena terjadi gaya aksi-reaksi antara roda dan jalan sepanjang
lintasan kendaraan tersebut.
BAB III
PENUTUP
Akhir kata
“tiada gading yang tak retak”, demikian pula dengan makalah ini, masih jauh
dari sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun tetap kami
nantikan untuk kesempurnaan makalah ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar